[ SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT, FOLLOW DULU BARU BISA BACA📌TERIMAKASIH]
Ini tentang Alaska Putra Alexander. Seorang ketua geng Charybdis yang tingkah dan perilakunya tidak bisa ditebak. Paling tidak suka jika hidupnya diusik oleh orang lain.
Entah m...
ada yang mau gabung grup chat WhatsApp🥺link nya ada di bio ya:)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
••••••
"Don't judge people from the outside,because what we see on the outside is not necessarily the same as inside."
***
"Permisi," ucap Violet saat memasuki ruang latihan karate.
Semua mata menoleh pada Violet dan hak itu sontak membuat Violet salah tingkah sendiri.
Yajelas lah!emang aku artis apa jadi diliatin gitu?
"Lo Violet kan?" tanya salah satu anggota karate pada Violet.
"I...iya kak," ucap Violet gugup.
Sedangkan orang itu malah terkekeh, "lo gak usah gugup gitu.kita disini gak bakal ngeroyok lo kok," ucapnya. "Oh iya,kenalkan nama gue Fara.gue termasuk senior disini," ucap orang itu yang ternyata bernama Fara.
Violet mengangguk, "jadi aku harus ikut seleksi dengan cara ngelawan kak Fara?" ucap Violet.
Fara menggeleng kemudian tersenyum, "bukan gue yang akan jadi lawan lo,tapi orang yang ada dibelakang lo," Violet membalikan tubuhnya karena ucapan Fara tadi.
"Kamu!" "Lo!" ucap Violet bersama dengan orang yang dimaksud Fara.
"Oh,jadi lo yang mau ikutan karate?" ucapnya.
Violet kikuk, "iya,emang kenapa?ada yang salah,Raf?" Violet bertanya balik pada orang itu yang tidak lain adalah Rafael.
"Engga ada.tapi lo kayanya gak mungkin bisa deh ngalahin gue," ucap Rafael sambil meledek Violet.
"Oh ya,masa?" ucap Violet sambil tersenyum remeh.
Rafael terkekeh, "Gak tau juga sih, kan gue gak boleh nilai orang dari luarnya,dan ucapan gue tadi itu cuma tebakan doang kok,"
"Mau wujudin jadi kenyataan gak?"
Sudut bibir Rafael sedikit terangkat, "ayo, siapa takut," tantang Rafael.
"Kita taruhan.kalo aku menang kamu harus traktir aku es krim sepuasnya selama satu minggu," tawar Violet.
Rafael mengusap dagunya seperti orang berfikir, "kalo lo kalah berarti sebaliknya.oke deal tantangan diterima," ucapnya kemudian mereka berjabatan tangan.
