[69] SEBUAH TAKDIR

3K 198 28
                                    

"Takdir, sebuah kalimat yang semua orang berusaha untuk menebaknya, namun tidak ada satu orangpun yang berhasil menebaknya. Meskipun, semuanya sudah terpampang jelas didepan mata, tetapi karena takdir semua itu akhirnya hilang dan pupus dari yang diharapkan."

*****

Disinilah Alaska berada, disebuah restoran yang menjadi tempat dirinya bertemu dengan seseorang yang akan dijodohkan dengannya. Beberapa kali Alaska menghela nafas panjang sembari berdoa bahwa semua ini tidak pernah terjadi. Tetapi harapannya pupus saat Dito-Papanya memanggil seseorang yang dapat Alaska tebak dialah keluarga yang anaknya akan dijodohkan dengannya.

"Oya, silakan duduk sini," ajak Dito pada orang yang dipanggil Oya tersebut.

"Ah, terimakasih, Dit. Tapi gak usah panggil dengan nama Oya juga," ucap orang itu.

Dito terkekeh. "kebiasaan dari dulu."

Kok gue ngerasa gak asing sama mereka, tapi gue pernah liat dimana? Batin Alaska bertanya-tanya.

"Ini Alaska, kan? Ternyata ganteng banget dari perkiraan Tante," puji orang satunya yang bersama orang yang dipanggil Oya tadi.

"Makasih, Tan," balas Alaska dengan sedikit tersenyum.

"Oh iya, anak kalian mana kok dari tadi gak keliatan?" tanya Dito.

"Dia pergi tadi tapi udah aku suruh abangnya buat jemput dia," ucap orang itu.

Beberapa menit sudah mereka berbincang yang membuat Alaska terlihat jengah sendiri mendengarnya.

Pasti Bang Gerald sama Violet lagi senang-senang, sedangkan gue harus terbelenggu dengan perjodohan sialan ini. Batin Alaska bermonolog.

*****

Disisi lain kini Violet dan Gerald sedang menikmati jajanan-jajanan dipinggir jalan yang bagi Violet lebih enak daripada makan di restoran ataupun cafe. Selain murah jajanan pinggir jalan juga mengenyangkan berbeda dengan makan di cafe, udah mahal dan tidak mengenyangkan.

"Lah, kok lahap banget sih makannya kayak gak dikasih makan aja?" ucap Gerald seraya menatap heran Violet tetapi disisi lain dia juga gemas sendiri melihatnya.

"Gak makan sekitar 4 jam yang lalu," jawab Violet seadanya.

"Cih, baru juga segitu apalagi seharian gak makan bisa-bisa pas sekali makan kamu ngabisin 5 kali lipat makanan dari biasnya."

"Terserah aku dong, yang makan juga aku kenapa kamu yang sewot?" sinis Violet. "Oh, atau jangan-jangan kamu gak mau bayarin aku ya karena kebanyakan mesan makanan?" tuduh Violet.

Gerald terkekeh kemudian mengacak gemas rambut Violet. "Gak gitu, aku malah seneng liat kamu kayak gini. Aku kan holkay masa gak mampu bayarin kamu makan sih? Segerobak itu aja aku mampu beli semuanya kalo mau."

"Beneran?" tanya Violet memastikan.

"Iya Lovely," ucap Gerald yang membuat seringaian kecil muncul dibibir Violet.

"Pak! Bu! Semuanya yang ada disini boleh pesan sepuasnya kok nanti temen saya yang bayar!" teriak Violet yang membuat orang-orang yang mendengarnya langsung menyerbu pedagang jajanan pinggir jalan tersebut.

ALASKALOVE (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ