[65] JALAN MASING-MASING

2.8K 202 71
                                    

Okeh Happy Reading guys kalo ada typo atau gak nyambung ceritanya mohon bantu koreksi ya!

Yang mau gabung di grup chat WhatsApp aku, link nya ada di bio ya

Disana bakal aku kasih spoiler kalo di WP enggak up cepatಥ‿ಥ

*****


"Tumben banget lo, Met nungguin kita shalat,"  ucap Samudera yang barusaja keluar dari moshalla dan datang menghampiri Meteor yang duduk didekat tiang pelataran moshalla sekolah SMA Angkasa.

"Anjir lo cepet banget shalatnya!" ucap Rafael sedikit ngegas pada Samudera karena dirinya ditinggalkan.

"Ho'oh kayak gitu gimana mau diterima doa lo?" tambah Guntur.

"Yang penting gue niat shalat Dhuha. Kalo masalah doa diterima apa kagak tergantung Tuhan yang nentuin," ucap Samudera bijak sambil memasang kaos kakinya.

"Kalo udah mau ulangan aja baru pada shalat Dhuha. Biasanya juga kagak," celetuk Alaska yang barusaja keluar moshalla.

"Mirror please!" ucap Guntur sedikit nyaring.

"Eh, iya lo belum jawab pertanyaan gue, Met," ucap Samudera mengingatkan.

Meteor menghela nafas singkat. "Gue suka dengerin suara yang ada didalam sana," ucap Meteor.

"Hah? Suara apaan?"

"Kalo gue sih cuma denger suara cewek ngaji didalam. Oh, apa jangan-jangan lo dengerin suara itu ya?" tebak Guntur sedangkan Meteor hanya menghindikan bahunya acuh.

"Fiks, tebakan lo kayaknya benar, Tur," celetuk Rafael.

Samudera manggut-manggut tanda setuju lalu kemudian dia sedikit mengintip seseorang yang sedang mengaji didalam moshalla tersebut. Saat tahu siapa orangnya Samuderapun tersenyum misterius kepada Meteor. Dan hal itu membuat teman-temannya yang lain termasuk Meteor jadi bingung.

"Kenapa lo senyum-senyum gak jelas?" tanya Guntur sambil bergidik ngeri.

"Pantes betah nungguin kita disini ternyata lagi mantau gebetan," sindir Samudera pada Meteor.

Lalu merekapun melihat kearah yang sama yang dilihat Samudera tadi. "Oh, pantesan," ucap Alaska.

"Suaranya emang enak didengar, ngademin juga. Gue aja tadi betah banget dengernya dari dalam," ucap Rafael.

"Tipe lo ketinggian, Met," kekeh Guntur.

"Jangan kayak gitu lah," peringat Alaska.

Guntur pun nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maaf, Met gak maksud kok."

"Gapapa," ucap Meteor.

"Kita ke kelas yuk, kasian Awan nyalin contekan sendirian. Nanti bisa-bisa salah nyalin lagi," ucap Samudera sambil bangkit dari duduknya.

"Ck, masih aja buat contekan kalo ketahuan gimana coba?" decak Rafael. "Tapi nanti jangan lupa bagi-bagi," sambungnya.

"Ye njirr lo," sinis Samudera.

"Ikut gak, Met?" tanya Alaska pada Meteor.

"Kalian duluan aja, gue masih ada urusan," ucap Meteor.

"Urusan pdkt ya, Met?" kekeh Samudera yang hanya dibalas dengan tatapan datar dari Meteor.

"Udah jangan ganggu mulu lo," ucap Alaska sambil mengalungkan tangannya keleher Samudera kemudian menyeret Samudera untuk pergi menjauh.

Setelah kepergian teman-temannya Meteor kini memandang ke dalam moshalla dan bertepatan dengan Bintang yang sudah selesai mengaji. Meteor hanya tersenyum simpul melihat Bintang yang sedang melipat mukena.

ALASKALOVE (END)Where stories live. Discover now