[24] ANCAMAN TIDAK BERLAKU LAGI

4.2K 276 12
                                    

"apapun yang kita lakukan saat ini, itu adalah sebuah jalan untuk menuju masa depan."

****

Hari senin, adalah hari dimana hampir semua siswa membencinya. Karena dihari itu mereka akan melakukan upacara bendera dan mungkin mereka akan dihukum jika tidak memakai atribut lengkap atau terlambat. Tapi tidak untuk Violet, gadis itu pada hari ini sangat bersemangat untuk mengikuti upacara bendera.

Karena saat upacara bendera nanti,akan ada pengumuman dan ucapan selamat kepada para siswa-siswi yang mengikuti lomba antarsekolah beberapa hari lalu.


Setelah upacara hampir selesai, kini Violet, Rafael dan yang lainnya disuruh maju ke depan oleh kepala sekolah. Dan Kepala sekolah menyerahkan piala serta piagam penghargaan untuk mereka.

"Saya ucapkan selamat atas kemenangan yang telah kalian raih beberapa hari yang lalu," ucap Pak kepsek. "Dan untuk kalian semua bapa harapkan bisa mencontoh teman kalian yang bisa meraih juara seperti mereka."

Untuk lomba yang sudah dimenangkan berupa lomba Karate, Dance, olimpiade Fisika dan Matematika. Violet berhasil memenangkan lomba Karate Putri sebagai juara kedua dan untuk pidato dia kurang beruntung karena cuma mendapatkan posisi kelima. Karate putra dimenangkan oleh Rafael sebagai juara pertama. Untuk Dance mereka mendapatkan juara kedua sedangkan untuk olimpiade fisika yang diwakilkan siswa kelas XII mendapat peringkat pertama. Dan terakhir untuk olimpiade matematika diwakilkan siswi kelas XII mendapat juara ketiga.

"Mungkin itu saja yang bapa sampaikan dan sekali selamat untuk kalian yang telah meraih juara. Untuk lomba yang lain akan dilaksanakan beberapa hari lagi," ucap kepsek, "oke kalian boleh bubar."

"BALIK KANAN BUBAR! JALAN!" ucap Pemimpin upacara dengan suara lantang dan tegas.

Dikelas XI IPA 1 beberapa siswa-siswi sedang membuat contekan untuk ulangan Fisika.

"Eh, Met. Gue nanti nyontek ya?" ucap Samudera sambil menaik-turunkan alisnya.

Meteor mengangkat alisnya sebelah. "Gunanya lo buat contekan untuk apa?" tanya Meteor.

Samudera nyengir. "Kan gue gak tau soalnya sama apa kaga jawabannya kaya di contekan gue. Jadi nanti kalo gue gak bisa, nyontek ya." Meteor mengangguk kecil yang mampu membuat Samudera bahagia.

"Lo emang gak bisa terus," timpal Guntur. "Gausah deh sok-sokan izin mau nyontek."

"Sirik ae lo," sinis Samudera.

"Ekhm..." batuk seseorang yang baru memasuki kelas.

"Eh, ada Bundah. Ngapain Bundah disini?" ucap Samudera pada orang itu yang ternyata adalah Bu Indah.

"Kamu engga suka ya?" ucap Bu Indah sambil tersenyum.

"Enggak Bu. Saya suka kok. Iya gak, Ra?" ucap Samudera.

"Lah kok gue dibawa-bawa sih?!" ketus Kiara.

"Iyanih. Kok Rara gue dibawa-bawa?!" sewot Awan.

"Idih. Rara lo apaan? dia aja ogah sama lo," cibir Samudera.

"Heh, udah kalian semua diam! disini ibu akan membagikan kertas ulangan harian Fisika kalian," ucap Bu Indah.

"Kok bukan Bu Rima?" tanya Astrid.

"Emang kemana Bu Rimbanya, Bu?" ucapan Samudera barusan membuat yang lainnya terkekeh.

Bu Indah geleng-geleng kepala pelan. "Sam, jangan ngeledek kamu nanti Bu Rima nya dengar, ibu gak tanggung jawab ya," peringat Bu Indah.

ALASKALOVE (END)Where stories live. Discover now