Chapter 89 - Pertarungan Sengit

16.6K 2.9K 254
                                    

Perjalanan ke Sidorjo kemaren ada hal buruk yang aku alami, pas turun dari bus aku istirahat dulu di indomaret nah pas mau cek hp eh malah gak ada di tas, padahal aku yakin banget udah masukin ke tas dan ditutup rapat. Aku sedih banget beberapa hari gak pegang hp rasanya sepi banget.

Tapi alhamdulillah pas aku pulang dapat hadiah dari temenku berupa hp baru dan aku seneng banget tapi aku berasa gak enak sama dia karena sampai beliin aku hp. Padahal pas aku masih di Sidoarjo dia dateng ke rumahku buat anterin banyak buah-buahan saat ulang tahunku 13 Desember lalu sampai hujan-hujanan. Aku sampai nangis pas dengernya dari nenekku, dia segitu baiknya padaku.

Kata terima kasih tidak cukup untuk membalas kebaikannya, aku akan mendoakan semoga diberikan banyak rezeki dan dilancarkan jalannya. Aku berharap semoga persahabatanku dengan dia dapat bertahan selamanya baik suka maupun duka.

Terima Kasih Rahma Christina Bautista, 

My Best Friend

~Happy Reading~

Gia memasuki area pertandingan yang telah dipenuhi oleh penonton yang menyaksikan pertandingan final sebentar lagi, tidak hanya penduduk Kekaisaran Xue Ying yang menonton bahkan dari negara tetangga juga turut serta memenuhi tempat pertandingan. Tidak ketinggalan juga para peserta yang telah gagal di babak sebelumnya sebagian besar juga duduk di bangku penonton.

Suasana sangat meriah seperti pembukaan pesta olahraga olimpiade di dunia modern, suara drum-drum berderang keras, para pemain musik memainkan alat musik mereka untuk mengiringi tarian para penari yang menghibur menonton dan memeriahkan pertandingan final hari ini. Sayangnya, hanya kurang satu hal yaitu kembang api yang meledak di langit yang pasti akan membuat pertandingan ini semakin meriah.

"Ahhhhhh...."

Gia mengerang sambil memegang kepalanya dan melihat sekelibat ingatan yang bukan ingatannya sekali lagi menyerang kepalanya, sudah beberapa hari sering terjadi dan akhir-akhir ini ia semakin sering menerima ingatan tersebut. Dia tidak tahu ingatan siapa itu dan dia tidak yakin apakah ingatan itu berasal dunianya dulu atau dunia ini. Sebab sesekali dia melihat peralatan teknologi kemudian hal-hal ajaib di dunia ini.

Yang ia tahu bahwa ingatan itu milik seorang perempuan berambut panjang yang di kepang sambil mengenakan kalung berbentuk tetesan air yang sangat menarik perhatiannya. Perempuan itu sangat aneh dan entah mengapa ia merasa familiar terhadapnya seolah-olah ia pernah melihatnya entah dimana, apalagi suara miliknya membuat hatinya gemetar penuh kerinduan ingin mendengarkannya lagi dan lagi.

Awuuuu~~~ wuuu~~~

Xiao Bai menyadarkan Gia yang tenggelam dalam ingatan tersebut, ia semakin khawatir dengan keadaannya yang sering melamun belakangan ini.

"Aku tidak apa-apa." Gia menenangkan Xiao Bai dan mengelus kepalanya.

Xiao Bai menatapnya tidak yakin.

"Aku benar baik-baik saja, aku hanya sedikit gugup dengan pertandingan final ini," katanya.

Gia menenangkannya sekali lagi dan mengembalikan Xiao Bai di pergelangan tangannya, ia melangkahkah kakinya mendekati area pertandingan dan ia melihat diujung sana Yu Ren berjalan dengan wajah serius yang tidak pernah ia lihat.

Yu Ren melangkah dengan tenang namun tangannya mengkhianatinya sebab tergepal dengan erat hingga pembuluh darahnya terlihat. Ia mengenakan pakaian berwarna biru dengan bahu terbuka serta rok yang sedikit pendek di atas lutut, dilengkapi dengan stoking hingga menutupi lututnya dan sepatu berhak pendek dengan warna senada dengan pakaiannya sangat cocok dikenakan oleh Yu Ren. Walaupun pakaiannya terkesan terbuka tetapi jika diperhatikan pakaian itu sangat praktis digunakan dalam pertempuran daripada menggunakan hanfu berjubah panjang.

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Where stories live. Discover now