Chapter 86 - Diremehkan

17.9K 3.1K 418
                                    

Uhuk.... uhuk.... masih adakah yang menunggu cerita ini?

Saya minta maaf karena sudah menghilang hampir setengah tahun mulai bulan agustus-desember ini. Saya hiatus karena pekerjaan yang menumpuk hingga tidak memiliki waktu luang untuk melanjutkan cerita ini, mulai hari ini hingga seterusnya cerita ini akan update tiap hari sabtu dan minggu. Maaf tidak bisa update sesering dulu karena sudah memasuki dunia kerja dan tidak senganggur dulu.

Semoga chapter ini memuaskan minat kalian 

~Happy Reading~

Gia menghela nafas ketika melihat Rongfei pingsan di depannya, ia melangkah maju dan mengambil Rongfei ke dalam gendongannya dan meletakan pedang miliknya di atas tubuhnya. Ia berjalan meninggalkan area pertarungan menuju tempat peristirahatan Kekaisaran Zheng Yi dan tidak menghiraukan pengumuman wasit yang mengumumkan kemenangannya.

Ming Yu segera bangkit dan berjalan mendekati Gia. "Serahkan dia!"

Gia memindahkan Rongfei ke dalam pelukan Ming Yu dan memberinya saran. "Berikan campuran pulong dan tanaman weiming dan rebus hingga mendidih kemudian berikan kepada Rongfei ketika masih panas, itu akan mengobati sesak nafasnya dari dampak seranganku."

Campuran pulong adalah obat yang berasal dari berbagai tanaman air yang diolah dengan teknik khusus kemudian difermentasi selama seminggu untuk diambil airnya, campuran ini cukup bermanfaat untuk meredakan penyakit paru-paru dan menghilangkan sesak nafas. Sedangkan tanaman weiming adalah sebuah tanaman tanpa bunga yang tumbuh di tebing berangin yang sering dimanfaatkan sebagai bahan penawar racun ringan.

Gia pernah bereksperimen dengan berbagai obat dan tanaman kemudian menemukan manfaat jika campuran pulong dengan tanaman weiming digunakan bersama untuk membuat nitrogen dioksida dan sulfur dioksida berkurang pada tubuh sehingga tidak akan membahayakan makhluk hidup.

"Apa yang kau lakukan padanya?" Ming Yu memicingkan matanya meminta penjelasan. "Kau meracuninya?"

Gia mengelak dan tidak berniat menjelaskan padanya. "Pada pertarungan ini semua peserta dibebaskan menggunakan cara apapun, lagipula Rongfei tidak dalam bahaya." Dia terlalu malas jika harus menjelaskan reaksi antara unsur dan sebab-akibat.

"Hei! Kau!" Ming Yu menatap kepergian Gia dengan pandangan tidak jelas.

oOo

Gia meninggalkan tempat peristirahatan Kekaisaran Zheng Yi dan berjalan melewati lorong-lorong yang menjadi penghubung setiap ruangan peristirahatan. Pada hari ini lorong terlihat sepi karena banyak peserta telah gagal mencapai babak semifinal sehingga kebanyakan dari mereka memilih kembali atau duduk di bangku penonton.

Ia mengedarkan pandangannya dan melihat Yu Ren tengah berjalan menuju area pertempuran, ia menyunggingkan senyumnya dan mempercepat langkah kakinya karena tidak sabar melihat pertarungannya.

Klekkkk~~~

Gia membuka pintu tempat peristirahatannya dan melihat punggung seorang pemuda yang membelakanginya, tubuhnya membeku dan tangannya gemetar ketika menyentuh ganggang pintu. "Baojia," bisiknya pelan.

Mendengar suara yang memanggil namanya, pemuda itu menolehkan kepalanya dan melihat Gia berdiri di depannya. "Aku sudah menunggumu," katanya datar.

Gia menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan. "Ada apa kau mencariku?" Ia menutup pintu dibelakangnya agar tidak ada yang melihat mereka.

"Apakah kau masih bertanya," dengus Baojia kesal karena mengira Gia sedang berpura-pura. "Bukankah kau jelas tahu maksud kedatanganku."

Baojia melemparkan gulungan di dekat kaki Gia kemudian sebuah cahaya muncul dari gulungan tersebut dan munculah penghalang transparan yang menyelimuti mereka sehingga orang luar tidak dapat mendengar percakapan mereka.

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Where stories live. Discover now