Chapter 1 - Jiwa yang Berubah

77.1K 7.3K 337
                                    

Disebuah kamar tradisional, dua orang pelayan tengah merawat seorang gadis muda yang tertidur, mereka tidak tahu apakah gadis itu akan bangun atau tidak, sudah beberapa hari semenjak gadis itu terbaring koma diatas ranjang.

Seorang pelayan yang tengah merapikan selimut tercengang melihat gerakan tangan gadis itu. "Lihat! Tangan Tuan Putri bergerak."

"Mana? Mana? Benar tangan Tuan Putri bergerak. Lihat kelopak mata Tuan Putri juga bergerak!" Rekannya bergegas dan melihat perubahan Sang Putri.

Dua orang pelayan itu berseru gembira melihat keadaan putri Jialin yang mulai sadar. "Cepat panggil Junzhi, Tuan Putri mulai sadar."

"Baik." Pelayan itu dengan cepat pergi memanggil pelayan utama Sang Putri untuk melaporkan keadaannya.

Sayup-sayup Gia mendengar suara disekitarnya dan membuat kepalanya pusing.

"Sial kepalaku sakit sekali," batin Gia sambil memegang kepalanya yang berdenyut sakit.

"Putri syukurlah anda bangun." Seorang pelayan yang baru saja datang segera menghampiri Sang Putri.

Gia perlahan membuka kelopak matanya dan melihat pemandangan yang asing baginya, ia mengerutkan dahinya dan melihat sekeliling. Apa yang ia lihat bukanlah kamar putih dengan bau obat-obatan maupun sebuah kamar yang ditempeli berbagai poster yang memenuhi kamarnya, tetapi sebuah kamar dengan perabotan yang terbuat dari kayu dengan desain yang sangat kuno.

"Dimana ini?" Gia mencoba bangun dari tempat tidurnya dan dibantu oleh pelayan itu.

"Putri sekarang anda berada di kamar anda," jawab si pelayan sedikit bingung karena Sang Putri menanyankan keberadaannya, jelas-jelas dia berada di kamarnya sendiri.

"Tidak tidak ini bukan kamarku. Dan siapa kamu?" Gia mengerutkan keningnya melihat pakaian aneh yang dikenakan gadis itu.

"Putri anda tidak mengenal nubi?" Si pelayan kaget dengan pertanyaan Sang Putri. Ia tidak mengenalnya? Padahal dia selalu melayani Sang Putri sejak kecil.

(Nubi = Cara pelayan wanita memanggil dirinya atau kata ganti 'aku' yang hanya digunakan pelayan perempuan)

"Putri? Siapa putri?" Gia malah berbalik bertanya dengan heran. Seingatnya dia adalah gadis yatim piatu sejak kecil, sejak kapan dia menjadi seorang putri?

"Pu.. putri... anda tidak ingat siapa anda? Putri pasti bercandakan tidak mungkin putri hilang ingatan." Si pelayan mulai khawatir bila Sang Putri hilang ingatan akibat tragedi yang ia alami.

"Hilang ingatan? Siapa juga yang hilang ingatan, aku masih ingat semua kenangan yang kuingat sejak dulu. Tapi tunggu dimana ini? Tempat ini sungguh aneh, semua bangunan terbuat dari kayu serta perabotan yang terkesan kuno dan pakaian apa yang digunakan gadis ini kenapa kuno sekali dan tidak fashionable?" Gia mulai curiga ia berada di tempat asing yang tidak pernah ia kenal sama sekali. Semua keadaan di kamar ini seperti di zaman kuno yang dia lihat di film dan serial kolosal China.

"Tunggu siapa namaku dan dimana aku?" Gia langsung bertanya pada si pelayan dan mencoba menghilangkan fikiran mustahil yang tiba-tiba terlintas benaknya.

"Pu-putri tidak ingat?" Si pelayan mulai kaget dan khawatir jika Sang Putri benar-benar hilang ingatan.

"Cepat jawab pertanyaanku!" bentak Gia karena mulai jengah tak segera menjawab pertanyaannya.

"Pu-putri." Si pelayan mulai ketakutan karena Sang Putri tidak pernah membentaknya apalagi menatapnya dengan mata dingin yang tidak pernah ia tunjukan.

"Cepat!" Gia mulai kehabisan kesabaran dengan sikap pelayan itu.

"Na-nama putri adalah Rong Jialin, putri dari Kaisar Rong Gao Ming dan mendiang Permaisuri Zhang Junda anda adalah putri pertama kekaisaran ini dan anak ketiga dari mendiang Permaisuri Zhang Junda. Anda memiliki saudara kembar yang bernama Rong Baojia yang sekarang sedang mengikuti masternya untuk melakukan latihan kultivasi dan anda juga adik dari Rong Jing Ying Putra Makota kekaisaran ini," jelas si pelayan sambil menundukan kepala.

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Where stories live. Discover now