Chapter 59 - Menyadarinya

22.3K 3.4K 75
                                    

Budayakan klik bintang sebelum membaca dan jangan lupa tinggalkan komentar setelah membaca ya

~Happy Reading~

Gia mengemasi barang-barangnya dan memastikan tidak ada yang ketinggalan. Ia merapikan ranjang yang ia gunakan dan melipat selimut kemudian menatanya dengan rapi bersama bantal. Setelah selesai ia memandang hasilnya dan melihat sekitar apakah sudah bersih seperti sebelum ia menempati kamar ini.

Gia menepuk tangannya seolah membersihkan dari debu dan merasa senang setelah merapikan kamarnya, ia berjalan menuju pintu dan membukanya namun ia melihat Yu Ren yang berdiri tepat di depannya.

"Kau akan meninggalkan sekarang?" Yu Ren masih merasa sedih karena ia meninggalkannya.

Gia mengangguk dan menepuk bahunya. "Jangan bersedih, aku yakin kita akan bertemu lagi."

Yu Ren akhirnya menerima kepergiannya dan mengantarkan ke istal kuda untuk mengambil kudanya, sepanjang perjalanan Yu Ren memegang tangan Gia erat tanpa memperdulikan tatapan semua orang, ia hanya ingin merasakan kehangatan Gia untuk terakhir kali sebelum melepas kepergiannya.

"Ini kudamu." Yu Ren melepaskan kuda Gia dari kandang dan menyerahkan tali kuda padanya.

Gia menerimanya. "Terima kasih."

Gia menuntun kudanya menuju gerbang depan bersama Yu Ren, ia meliriknya yang masih enggan melepasnya. Ia menghela nafas menghadapi situasi ini, sudah lama ia tidak merasakan kehangatan dari seseorang di dekatnya, ia tahu setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tetapi, Gia tidak menyesali perpisahaan ini sebab ia masih bisa bertemu Yu Ren kembali, sahabat terbaiknya.

Setelah sampai di gerbang depan, Gia menaiki kudanya dan sedikit menunduk untuk menatap Yu Ren. "Aku akan pergi."

Yu Ren mengangguk mengerti dan menepuk pelan tubuh kudanya.

"Aku akan datang melihat pertandinganmu."

Yu Ren mengangkat kepalanya ketika mendengar perkataan Gia, dia merasa bersemangat karena ada cara untuk bertemu dengannya. "Janji?"

Gia mengangguk dan tersenyum melihat Yu Ren kembali ceria. "Aku berjanji, karena itu berjuanglah agar bisa menang."

Yu Ren menaganggukan kepalanya semangat dan memegang tangan Gia. "Aku akan berjuang keras memenangkannya, tidak hanya untuk menunjukan pada klanku tetapi aku ingin menunjukan padamu bahwa aku bisa mewujudkan harapanku."

Gia mengeratkan genggamannya. "Kamu berjanji ya, jangan menyerah dengan harapanmu."

Yu Shen menatap adiknya yang tengah tertawa bersama Gia, ia jarang melihat adiknya sesenang ini ketika bersama orang lain. Ia sangat mengerti adiknya karena telah tumbuh bersamanya sejak kecil, sebenarnya ia tidak menyetujui perjodohan yang di ajukan ayahnya pada keluarga kekaisaran tetapi ia tidak bisa berbuat apapun karena posisinya yang rendah dibandingkan tetua klan lain. Ia sangat mengerti keinginan adiknya untuk diakui sebagai kultivator wanita yang paling hebat, dan dia sangat senang melihatnya memiliki teman seperti Gia.

Gia melepaskan tangannya dari Yu Ren dan memegang kendali kuda. "Kalau begitu aku pergi dulu."

Yu Ren mengangguk dan merelakannya. "Kalau begitu hati hati di perjalanan."

Gia tersenyum padanya dan mengendalikan kudanya untuk meninggalkan kediaman klan Yu.

"KAU HARUS DATANG MELIHAT PERTANDINGANKU! JIKA KAU MENGIKARINYA MAKA AKU AKAN MENCARIMU DI SELURUH BENUA!" Yu Ren berteriak keras pada Gia hingga menjadi perhatian orang di sekitar.

"AKU JUGA AKAN BERJUANG KERAS MEWUJUDKAN HARAPANKU!"

Gia membalasnya dengan mengancungkan jempol tanpa membalikan tubuhnya.

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Where stories live. Discover now