Chapter 11 - Teman

48.5K 6K 310
                                    

Rabu, 15 April 2020 pukul 00.00

Aku mau tahu siapa yang masih aktif jam segini.
Untuk komentar pertama, besok aku tag akun kamu untuk bab berikutnya.

Dan saya ingin tahu kenapa kalian masih bergadang? 😂

Tidur oy tidur~~~

~Happy Reading~

Setelah sampai dikamar Putri Jialin, Junzhi segera menanyakan keadaan Putri tanpa henti.

"Tuan Putri anda tidak apa-apa? Astaga nubi khawatir sekali dengan anda Tuan Putri, ini pertama kalinya anda pergi tanpa seseorang yang menemani anda, nubi menyesal seharusnya nubi memanggil pengawal untuk anda. Nubi tidak ingin insiden itu terulang kembali." Junzhi perlahan meneteskan air matanya mengingat insiden yang menyebabkan Putri Jialin hilang ingatan dia sangat sedih ketika melihat Putri yang tidak terbangun selama 3 hari kala itu.

"Hei... hei... kenapa menangis, jangan menangis ok! Aku tidak apa-apa, Junzhi lihat aku masih bisa bergerak selincah ini. Lihatlah!" Gia memutuskan untuk menghibur Junzhi yang menangis dia merasa tertekan melihatnya sedih, jarang ada orang yang sangat memperdulikannya.

"Nubi percaya, syukurlah Putri tidak apa-apa" Junzhi merasa terhibur melihat tingkah sang Putri yang melompat-lompat dan bergerak aneh untuk menghiburnya.

"Apakah orang itu melakukan sesuatu padamu? Katakan saja padaku aku akan menghajarnya jika dia melukaimu.” Junzhi tau siapa yang dimaksud 'orang itu' dia menggelengkan kepalanya tidak menyangka bahwa Putri Jialin akan memanggil ayahnya dengan 'orang itu' padahal dulu Sang Putri sangat mengharapkan kasih sayang Kaisar.

"Nubi tidak apa-apa Tuan Putri, anda datang tepat waktu sebelum cambuk itu melukai nubi."

"Kasim sialan berani sekali dia mengayunkan cambuk padamu jika aku melihatnya lagi akanku beri pelajaran dia." Gia masih tidak bisa melupakanya,pasti dia akan memberikan pelajaran pada Kasim itu.

"Tuan Putri, Kasim Yun tidak bersalah, dia hanya melaksanakan perintah Kaisar. Dan Kaisar wajar jika marah pada nubi, nubi tidak berguna menjaga anda." Junzhi merendahkan kepalanya ketika mengingat insiden pembunuhan Putri, dia masih menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjaga Putri.

"Tidak kamu tidak salah, akulah yang salah seharusnya aku izin dulu pada 'orang itu' sebelum keluar, maaf aku
tidak memikirkan akibatnya sehingga kamu yang menanggungnya." Walaupun benci mengakuinya Gia tetap bersalah hingga melibatkan Junzhi.

"Tidak apa-apa Tuan Putri, nubi memafaakan anda tapi tolong jika ingin keluar istana anda harus izin dulu ke Kaisar." Junzhi menasehati Putri Jialin yang semakin nakal sejak kehilangan ingatannya.

"Iya iya dasar cerewet" Gia tersenyum.

"Putri dimana anda ingin meletakan barang-barang anda" Seorang pengawal menanyakan pada Putri Jialin dari luar kamarnya.

"Oh iya barang-barangku. Pengawal letakkan saja didepan pintu kamarku!" Gia keluar dan melihat dua orang pengawal yang membawakan barang-barangnya di depan pintunya.

"Baik Tuan Putri." Setelah mereka meletakan barang-barang Putri Jialin mereka segera meninggalkan kediamannya.

Junzhi keluar dari kamar Putri Jialin dan melihat banyak barang didepan pintu.

"Junzhi bantu aku membawanya ke kamar!" Gia mengambil salah satu karung dan membawanya ke kamar

"Baik Tuan Putri.” Junzhi mengangkat salah satu karung dan membawanya ke kamar Putri, kemudian dia bertanya apa saja yang ia beli.

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Where stories live. Discover now