Chapter 2 - Jialin Sudah Mati

61K 7.8K 344
                                    

Rombongan Kaisar dan Putra Mahkota telah tiba di Paviliun Teratai Hitam, tak membuang waktu Sang Kaisar segera menanyakan keadaan putrinya.

"Apakah Jialin berada dikamarnya? Bagaimana keadaannya?" Tanya Kaisar pada pelayan.

"Salam Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota, Putri Jialin baik-baik saja dokter kekaisaran telah meresepkan obat untuk Putri, beliau sekarang berada di perpustakaan bersama pelayan pribadinya."

Kaisar yang mendengar jawabannya sangat marah. "Pelayan macam apa kalian! Tuan kalian baru saja sadar kalian malah tidak menjaganya dengan benar dan membiarkannya keluyuran ke tempat lain. Apa kalian ingin dihukum mati?!?!" Dia tahu bila Jialin suka membaca buku tapi ini bukan saat yang tepat karena ia baru saja siuman dari koma sejak usaha pembunuhan.

Semua pelayan sangat terkejut melihat kemurkaan Kaisar, biasanya beliau tidak pernah memperdulikan Putri Jialin, namun sekarang Kaisar memarahi mereka karena tidak memperhatikan Putri dengan baik. "Ampun Yang Mulia kami tidak bermaksud begitu."

Semua pelayan Paviliun Teratai Hitam serentak berlutut memohon maaf pada Kaisar.

"Mohon ampuni kami Yang Mulia."

"Tolong ampuni nubi Yang Mulia"

(Nubi = cara pelayan perempuan memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)

Suara pelayan terus terdengar meminta pengampunan atas keteledoran mereka menjaga Putri Jialin.

"Diam kalian! Apa kalian tidak memikirkan kondisi Jialin? Bagaimana bisa kalian membiarkannya ke perpustakaan dan bukannya istirahat di kamarnya." Sang Kaisar menggeram marah melihat pelayan Paviliun Teratai Hitam yang tidak becus menjaga putrinya.

"Ampun Yang mulia kami sudah berusaha mencegah Putri Jialin agar tidak meninggalkan kamarnya, namun... namun...." Pelayan mulai ragu menyampaikan perubahan yang terjadi pada Putri Jialin.

Sang Kaisar mulai kehilangan kesabaran menghadapi semua pelayan. "Kenapa dengan Jialin?!?!"

"Putri Jialin yang hilang ingatan sangat berbeda, seolah-olah putri bukannlah Putri Jialin yang kami kenal selama ini." Jelas pelayan sambil menundukan kepalanya.

"Sikap Jialin berubah? Bagaimana bisa?" Sang Kaisar mengerutkan dahinya bingung dengan informasi yang disampaikan pelayan.

"Benar Yang Mulia sikap Putri Jialin sangat berubah, beliau mudah marah dan matanya sangat menyeramkan. Berbeda sekali dari Putri Jialin yang pendiam selama ini." Jelas pelayan menggambarkan keadaan Putri Jialin sekarang ini.

"Apa Jialin seperti itu?" Kaisar ragu dengan sikap Jialin yang digambarkan pelayan. Jialin yang ia kenal adalah anak pendiam dan tidak banyak bicara. Dia selalu mudah menuruti perkataannya tanpa membantah, dia juga tidak pernah marah walaupun orang-orang menindasnya.

Tapi bagaimana bisa Jialin seperti itu? Walaupun ia hilang ingatan tidak mungkinkan merubah kepribadiannya juga?

"Nubi tidak berbohong Yang Mulia." Masih dengan menundukkan kepala pelayan itu berkata pada Kaisar.

"Fuhuang saya curiga bahwa itu buka Putri Jialin, bisa saja itu adalah musuh yang menyamar dan menggunakan alasan hilang ingatan untuk berbaur dengan kita." Putra Mahkota tiba-tiba menyuarakan pendapatnya, sikap Putri Jialin yang digambarkan pelayan sangat berbeda dengan Putri Jialin yang sebenarnya, dia curiga bahwa dia adalah musuh yang menyamar.

(Fuhuang = Ayah Kekaisaran)

Dengan mudahnya Sang Kaisar percaya dengan pendapat Putra Mahkota. "Itu bisa saja Putra Mahkota. Mari kita ke perpustakaan."

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Where stories live. Discover now