(6) Menyebalkan

447 54 4
                                    

Latisha menatap dirinya di pantulan cermin, menatap wajahnya yang sudah di rias dengan senyum melebar. Hari ini ia bersiap untuk traktiran pertama dengan Sergio. Satu persatu nanti pembalasannya akan dilakukan. Tapi tidak dengan traktiran perdana nya kali ini.

Setelah dirasa tidak ada yang berlebihan, Latisha mengambil tas selempang yang dibawanya dari New York. Keluar dari kamarnya, menekan lift untuk turun ke lantai 1.

"Mau kemana Sha?" Tanya Bara saat Latisha melintasi ruang tv dengan wajah datar

Yang memiliki nama menoleh "mau keluar kak bentar sama temen" jawab Latisha

Bara mengangguk-angguk "nggak perlu kakak anterin?" Tanya cowok yang memiliki wajah sedikit western itu

"Nggak usah kak. Latisha bisa sendiri kok. Latisha berangkat dulu" ucap Latisha berlalu pergi. Berjalan ke luar dimana mobilnya sudah disiapkan oleh satpam.

***

Sesuai share loc yang diberikan Sergio, harusnya cafe Moretto ini adalah yang dimaksud. Latisha menatap parkiran sekitarnya, begitu banyak mobil warna hitam yang berjejer, tapi ada satu mobil yang berbeda dimana bagian belakangnya lecet belum dibenarkan juga. Latisha pun menepikan mobilnya sesuai arahan penjaga parkir.

Latisha berjalan masuk, melewati meja kasir dan celingukan mencari dimana letak Sergio yang ternyata berada di dekat jendela dan sedang menikmati makanannya. Latisha tersenyum miring, berjalan ke arah Sergio lalu duduk di depannya.

"Ngapain duduk? Siapa yang suruh?" Tanya Sergio sembari melihat arloji di pergelangan tangannya "telat 7 menit 53 detik" sambungnya

Latisha mengernyitkan dahinya bingung, maksudnya apa Latisha tidak diizinkan duduk disini? Lagi pula yang bayar nanti juga Latisha. Bukan Sergio yang sombong dan angkuh tersebut

"Mbak mau pesan apa?" Tanya Pelayan yang baru datang dengan memberikan buku menu

"Nggak usah. Dia asisten saya, dia akan segera pulang" potong Sergio saat Latisha hendak menerima buku menu yang diberikan oleh pelayan tersebut.

"Maksudnya apa ya ini?" Tanya Latisha dengan nada tidak suka saat pelayan cafe sudah beranjak pergi. Disebut asisten bukanlah hal yang seharusnya disebutkan oleh Sergio

"Lo langsung pulang aja" ucap Sergio dingin tanpa menatap ke arah Latisha

"Kenapa?"

"Gue bilangnya suruh traktir. Bukan minta makan bareng. Beda kalimat"

"Ya tapi gue pengen makan juga"

"Cari meja lain" ketus Sergio dengan nada dingin, ekspresi yang datar. Sepertinya Sergio ini memiliki non-ekspresi akut.

"Makin gila ya" ucap Latisha dengan seringainya yang tidak pernah ia tunjukkan

"Pergi. Dan bayar pesenan gue" suruh Sergio dengan nada dinginnya.

Latisha menggebrak meja dengan keras sampai beberapa pengunjung menatap keduanya. Atau mengira jika keduanya adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Latisha berjalan ke arah meja kasir, meminta bill dari makanan Sergio kemudian beranjak pergi dengan kesal.

Latisha memukul-mukul setir kemudinya kesal "gue sumpahin lo dapat cewek kayak babi. Jodoh sama orang kayak babi. Gue kesel kesel kesel" ucap Latisha kemudian menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan cafe itu dengan wajah jengkel yang alami, memerah seperti kepiting yang baru diangkat dari panci presto.

My Flat BoyfriendWhere stories live. Discover now