(72) Pertengkaran

308 42 1
                                    

Sergio menatap punggung Latisha yang menjauh, rambutnya bergerak-gerak lantaran gadis itu berlari kecil.

"Maksudnya Latisha siapa? Aku?" Tanya Liana sembari menunjuk dirinya sendiri

"Liana diem. Gue lagi pusing. Nggak mau ngomong sama siapa-siapa" ucap Sergio sembari memegangi kepalanya kemudian beranjak pergi. Lagi-lagi Liana mengekor seperti anak yang ikut pergi dengan ibunya. Menempel dan tidak bisa terpisahkan.

Di sisi lain, Latisha membuka pintu lapangan basket indoor lalu duduk di salah satu tribun. Benar-benar kosong tidak ada siapapun, Latisha bisa menangis sepuasnya disini.

Gadis itu menenggelamkan wajahnya di lutut, menangis dalam diam sampai suara pintu yang di buka dan sepatu yang menggema di seluruh area lapangan membuat Latisha menoleh ke belakang, ada Aldi yang berdiri disana lalu duduk di sebelah Latisha.

"Cewek itu kalau cemburu lucu. Suka kabur-kaburan. Nangis sendiri, padahal ngomong kan bisa" ucap Aldi Sembari melipat lututnya sama seperti Latisha

"Gue nggak minta pendapat lo" ketus Latisha

"Karena cewek gue juga begitu. Kayak lo, kalau cemburu kabur. WhatsApp offline, display picture kosong, post story galau kayak orang paling menderita di dunia" ucap Aldi lalu terkekeh saat mengingat Felly - pacarnya yang cemburuan seperti Latisha. Tidak bisa di kendalikan dan ilang-ilangan yang seringkali membuat Aldi bingung saat mencari.

Latisha mendongak lalu menghapus sisa-sisa air matanya "ngapain lo peduli sama gue? Disuruh Sergio? Latika atau kak Bara?" Tanya Latisha dengan nada sarkastik

Aldi justru terkekeh"gue nggak sengaja lihat lo masuk sini pas gue baru aja keluar dari toilet. Ya udah gue ikutin aja. Karena sebelumnya kan gue lihat lo pergi sama Bara pas Sergio ngobrol sama Liana. Jadi gue menyimpulkan aja" ucap Aldi

"Sergio itu temen gue. Tapi gue juga nggak bisa nebak dia gimana" sambung Aldi

Latisha tidak berminat membicarakan Sergio saat ini. Liana lebih suka membicarakan dirinya sendiri daripada membicarakan Sergio.

"Cewek itu kenapa cemburu buta? Bisa-bisa nya" tanya Aldi

"Karena cewek itu pakai hati. Beda sama cowok yang pake logika" ketus Latisha.

Ponsel Latisha kembali bergetar, ada panggilan dari Sergio tapi Latisha reject langsung.

"Lo jangan bilang Sergio kalau gue disini. Biar dia introspeksi diri dulu salahnya dimana. Lo aja yang tau, kalau lo ember, lihat aja" ancam Latisha. Matanya menghunus mata Aldi yang terlihat lembut

"Kalau gue mau sekolah disini dengan betah, kayaknya gue ngikut omongan lo aja. Nggak bilang ke Sergio, gue janji" ucap Aldi cengengesan.

"Tapi gue kasih saran, kalau suatu hari nanti emang lo nggak berjodoh sama Sergio, gue mohon jangan benci sama dia. Mau gimana pun Sergio, lo itu pacar pertamanya dia. Cewek pertama yang ngenalin Sergio ke cinta. Tapi kalau emang kalian berdua berjodoh ya syukur" tutur Aldi. Tatapannya begitu hangat.

"Lo nyumpahin gue putus?" Tanya Latisha sarkastik

"Bukan begitu. Ini cuma saran, bukan nyumpahin" jawab Aldi lalu berdecak. Tidak berguna memberi saran pada orang yang sedang marah dan hatinya di penuhi rasa cemburu

***

Sergio mengacak rambutnya, Latisha tidak kembali ke kelas meskipun sudah memasuki jam terakhir pelajaran. Liana nampak anteng dan malah menikmati buku Latisha yang diambilnya dari ransel Latisha tanpa izin ke siapapun.

Sedangkan Aldi merasa tidak tega dengan Sergio yang bingung lantaran terus saja menoleh ke arah pintu berharap Latisha kembali. Tapi Aldi sudah terlanjur berjanji pada Latisha jika cowok itu tidak akan memberitahu Sergio apa-apa.

My Flat BoyfriendWhere stories live. Discover now