(53) Kunjungan

279 37 0
                                    

Mobil Sergio sudah terparkir di halaman rumah Latisha. Menunggu gadis itu keluar dan sesuai janji akan makan malam bersama.

Sergio membaca chat di aplikasi WhatsApp, pengumuman pengambilan rapot berbentuk file pdf sekaligus pengumuman liburan selama 2 pekan. Sergio membuka salah satu chat grup yang lumayan ramai berada di nomor 2 paling atas.

REMAS PAHA (Remaja Masjid Pak Hasan)

Revan: calon rangking 1 jangan lupa traktiran

Aldi: calon rangking terakhir jangan lupa nangis @Revan

Revan: mau liburan penjual kain tie dye keliling komplek aja

Aldi: yang pengangguran diem aja!

Revan: bukannya nganggur. Tapi sedang menikmati hidup🙂

Brian: gue yang rangkingnya tengah tengah diem aja

Revan: yang jualan peti jangan lupa petinya di gendong terus keliling

Revan: jadi penjual peti itu banyak dosanya Bri☹️

Aldi: jangan ngadi ngadi lo bambang

Revan: kalau lagi sepi pasti penjual peti selalu doa supaya dagangannya rame. Dengan kata lain doain biar banyak orang mati. Itu dosa miskah😢

Aldi: lebih dosa lagi kalau lo bacot disini. Menghalangi Brian mau cari nafkah buat bayarin ps kita kita

Brian: biar gak dosa, lo aja yang beli peti gue @Revan. Terus lo pake sendiri buat persiapan

Revan: LO DOAIN GUE DIJEMPUT AJAL?

Aldi: seratusssss

Brian: persiapan menyimpan cadangan makanan sebelum sembako langka kak😊

Brian: KOK NGEGAS

Aldi: jangan ngatain jangan ngatain

Revan: tahan tahan

Pintu mobil di buka, Latisha tersenyum begitu manis lalu duduk di jok sebelah Sergio. Cowok itu memasukkan ponsel nya di saku hoodie kembali padahal niatnya Sergio ingin mengetik satu atau dua huruf.

"Sorry ya lama" ucap Latisha

"Santai aja" jawab Sergio dengan lengkung bibir yang membentuk senyuman

"Es batu ku kini mulai mencair" ucap Latisha sembari mengelus pundak Sergio lembut. Sergio menatap Latisha, tersenyum tipis karena perlakuan Latisha yang begitu manis

Sergio menginjak pedal gas di kakinya, menyapa satpam yang berjaga kemudian meninggalkan area rumah besar dengan enam lantai tersebut.

Tidak sesuai janji kemarin, Sergio mengubah jadwal menjadi malam lantaran sore tadi ia perlu menjemput mama nya dari arisan SMA. Harusnya Saga yang menjemput, berhubung cowok itu mendadak ada perkumpulan ekstrakurikuler, maka Sergio lah yang menjemput.

"Kita mau kemana?" Tanya Sergio

"Terserah. Makan dimana pun aku bisa" jawab Latisha

Sergio mengangguk, mengarahkan setir mobilnya ke salah satu restoran yang cukup santer belakangan ini.

Selama sekitar satu jam mobilnya berjalan melewati berbagai restoran hingga cafe yang ada di kota ini. Nyaris semua restoran penuh dan menolak tamu lain datang karena tidak ada kursi kosong, terkecuali mau menunggu untuk satu jam kedepan.

"Kita makan aja disitu" seru Latisha saat mobil Sergio melewati pedagang bakso dengan gerobak dan dibelakang gerobak berwarna hijau itu ada tempat duduk lesehan yang tidak begitu ramai.

My Flat BoyfriendWhere stories live. Discover now