(57) Saran

277 42 1
                                    

Dua Minggu terasa begitu cepat. Jadwal masuk sekolah semester 2 sudah tiba. Tapi tidak ada kabar apapun dari Sergio, sekedar untuk memperbaiki hubungan atau mengakhirinya karena masih menggantung.

Latisha mengusap keringat yang tiba-tiba bercucur dari dahinya karena panas yang begitu menyengat. Upacara berjalan cukup lama karena ini hari pertama masuk sekolah setelah libur selama 2 Minggu.

Di depan Latisha bisa melihat punggung Sergio. Punggung yang beberapa bulan lalu di sentuhnya kini terasa sejauh matahari. Menyakitkan untuk Latisha terima semua kenangannya yang sudah tenggelam.

Pagi ini Sergio bersikap acuh dan seolah tidak mengenal Latisha, memalingkan muka saat bertatap. Semua terasa hancur dalam diri Latisha.

Latisha memegang kepalanya yang terasa pusing. Lututnya terasa lemas tapi berusaha gadis itu kuatkan sembari mendengarkan ucapan kepala sekolah yang tengah berbicara di depan, berpidato dan menyampaikan amanah.

Brukk

Tubuh Latisha ambruk di tanah, membuat seluruh peserta upacara langsung fokus pada deretan baris kelas IPA 3. Tak terkecuali Sergio yang nampak terkejut melihat Latisha pingsan. Hendak membantu gadis itu tapi rasa malu sekaligus gengsi merasuk dalam dirinya, dalam hati kecilnya.

Beberapa anggota PMR langsung kompak membawa Latisha ke UKS menggunakan tandu. Mata Sergio melirik ke arah belakang, mengikuti arah gerak petugas PMR yang membawa Latisha.

"Kalau masih cinta, bilang aja. Diem aja nggak akan bikin dia balik ke lo" bisik Revan yang berada tepat di belakang Sergio

"Salah sendiri minta break" tambah Aldi lalu terkekeh kecil.

***

Latisha kembali ke kelas seusai siuman. Tidak lama setelah upacara berakhir. Dengan bantuan Latika, Latisha duduk di bangkunya yang tetap berada di belakang Sergio.

"Lo baik-baik disini" ucap Latika. Latisha mengangguk saja

"Atau lo mau pindah ke kelas gue aja? Nanti biar gue minta ke kepsek" tanya Latika. Gadis itu menatap tajam Sergio yang diam tanpa menoleh ke belakang. Acuh begitu saja tanpa tanggung jawab pada perasaan Latisha.

"Nggak usah. Gue betah kok di kelas ini" jawab Latisha. Bibirnya tersenyum meskipun paksa

"Ya udah. Gue tinggal dulu. Kalau ada apa-apa, telpon gue atau kak Bara" pamit Latika kemudian beranjak pergi. Matanya masih menghunus ke arah Sergio meskipun cowok itu menatap buku paket di depannya. Benar-benar tidak punya hati.

Latisha beralih ke arah buku paket miliknya sendiri, membaca satu persatu kata yang ada disana, rumus-rumus ia hafal meskipun sekali air matanya tiba-tiba menetes dan langsung di hapusnya dengan cepat.

"Sha gimana liburan lo? Ke New York atau kemana?" Tanya Tabita yang baru datang dan langsung duduk di sebelah Latisha.

Latisha menutup bukunya, tersenyum ke arah Tabita "di rumah aja diem. Mau ngapain lagi? Di New York masa cuma dua Minggu" jawab Latisha

Selang beberapa waktu Danar masuk ke dalam kelas IPA 3 dengan wajah cerah lebar, membuat beberapa siswi mengikuti gerak tubuh Danar yang mendatangi Latisha

"Sha" panggil Danar.

Yang memiliki nama mendongak, tersenyum sekilas dan kembali datar.

"Ini ada roti sama susu. Jangan sampai telat makan ya Sha" ucap Danar sembari menaruh roti dan susu rasa cokelat di atas bangku Latisha.

My Flat BoyfriendWhere stories live. Discover now