Epilog

950 65 12
                                    

Mabuy🖤: lagi dimana?

Mabuy🖤: udah makan?

Latisha: di coffe shop nya mama. Mau mampir?

Mabuy🖤: pap

Latisha: gamau

Mabuy🖤: padahal kangen

Mabuy🖤: to be honest aku suka banget sama mata kamu

Latisha: bisa bisanya gombal

Mabuy🖤: lah sumpah

Mabuy🖤: dikira bohong mulu

Mabuy🖤: aku kalau lihat orang pasti suka lihat matanya duluan

Mabuy🖤: soalnya mata tells everything's

Latisha: wkwkwk

Mabuy🖤: aku kesitu. Tungguin

Latisha: nggak di kantor?

Mabuy🖤: aku reschedule semua jadwal demi kamu wkwk

Mabuy🖤: otw

Latisha tersenyum lalu menyesap cappucino hangat yang ada di cangkir. Kenangan-kenangan sudah banyak yang ia lewati, masa-masa kuliah yang katanya indah sudah ia lalui dengan berbagai peristiwa. Dan saat ini gadis itu berprofesi sebagai direktur Salvator, pemilik coffe shop dan anak perusahaan Miller corp yang ada di New York, Latika menjadi CEO di Pradipta corp. Dan Bara menjadi CEO Miller corp meskipun laki-laki itu bukanlah anak kandung Caca dan Samudra.

***

Tak menunggu waktu lama, laki-laki yang ditunggu oleh Latisha datang. Latisha langsung memeluknya erat, dia adalah tunangan Latisha saat ini. Brian Hanung Airlangga, anak tunggal dari pemilik Airlangga corp. Sahabat Sergio saat SMA dulu tapi kini menjadi tunangan Latisha.

Laki-laki yang tidak pernah sekalipun membuat air mata kesedihan Latisha turun setetes pun.

"Udahan dong peluknya, nanti bunganya hancur" ucap Brian dengan senyum yang menghias wajahnya. Meskipun tidak setampan Sergio, setidaknya Brian tidak pernah mau menyakiti Latisha.

Brian memberikan sebuket mawar merah kesukaan Latisha. Laki-laki itu lalu duduk di sebelah tunangannya. Menyesap kopi yang sudah hangat.

"Kamu udah makan?" Tanya Brian

Latisha menggeleng

"Gimana kalau kita lunch bareng? Kebetulan aku ambil waktu kosong hari ini" tanya Brian

"Boleh"

"Sama bahas persiapan nikah" ucap Brian

Latisha mengangguk antusias, setuju dengan ide yang diberikan oleh Brian.

"Emang paling seneng kalau diajak bahas nikah" goda Brian sembari menggandeng tangan Latisha. Keduanya beranjak pergi, menitipkan beberapa lembar ke kasir dan meninggalkan tempat itu.

"Kamu mau kalau aku ajak Aldi, Revan sama Sergio?" Tanya Brian

Latisha nampak menimbang-nimbang, kejadian itu sudah lama. Sudah sangat lama juga ia pendam dan tidak lagi diingatnya.

"Kalau kamu nggak nyaman, yaudah nggak usah. Kita berdua aja" ucap Brian.

"Nggak papa kok sayang" jawab Latisha

My Flat BoyfriendWhere stories live. Discover now