(24) Camping

332 53 1
                                    

Tas jinjing berisi beberapa setel pakaian sudah dibawa oleh Latisha pagi ini. Acara camping tahunan diikutinya bersama dengan Latika. Hanya saja Latika sudah lebih dulu berangkat dengan dalih sudah di tunggu teman-temannya, padahal Latisha tau jika Latika tidak mau semobil dengannya

"Ma, Pa Latisha berangkat dulu ya" ucap Latisha kemudian memeluk kedua orang tuanya dengan erat, mencium pipi mereka secara bergantian lalu beranjak pergi sembari melambaikan tangannya dan dibalas oleh Caca dan Samudra.

"Tuan ini tas yang tuan minta" ucap Bi Marlin - salah satu asisten rumah tangga. Bi Marlin memberikan tas kerja berwarna hitam kepada majikannya. Latisha sudah berangkat dengan diantar oleh sopir Samudra

"Kembalikan lagi ke tempatnya saya batal berangkat kerja" ucap Samudra tegas kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku jas, menekan beberapa digit angka yang di hafal nya luar kepala, tanpa menyimpan nomor tersebut dalam daftar kontak. Karena dalam daftar kontak Samudra tidak ada nama perempuan selain kedua anaknya dan nama Caca. Katakan alay tapi Samudra memang begitu mencintai dan menghormati istrinya, sementara nomor perempuan lain seperti sekertaris dan ipar nya ia catat dalam notes kecil.

"Halo Karina, tolong batalkan janji saya hari ini. Kamu reschedule, nanti kamu infokan ke saya. Nanti kamu handle dulu. Jangan ada kesalahan" ucap Samudra kepada sekertaris nya yang saat ini sudah berada di kantor

"Baik Pak" jawab Karina

"Saya tutup telpon nya. Terimakasih" ucap Samudra kemudian memutuskan sambungan teleponnya. Memasukkan kembali ponsel itu ke dalam jas dan berganti menatap istrinya yang kini menatapnya dengan aneh

"Mau ngapain nggak masuk kantor?" Tanya Caca dengan memutar bola matanya kemudian beranjak pergi. Pasti yang akan dilakukan suaminya adalah bermain golf bersama teman-teman SMA nya atau sekedar ngopi bersama.

Tiba-tiba lengan kekar melingkar di perut Caca membuat perempuan itu terkekeh "lepas, malu di lihatin" ucap Caca. Yang dimaksud melihat adalah asisten rumah tangga yang jumlahnya tidak bisa di hitung oleh jari

"Ya nggak papa di lihatin. Kan halal" jawab Samudra

"Terserah yang ngomong" ucap Caca

"Mau tidur" rengek Samudra begitu pelan tepat di telinga Caca dengan suara khas yang seperti anak kecil. Tapi Samudra melakukan seperti itu hanya ketika tidak ada anak-anak nya saja.

Berhubung Caca tidak ada pergerakan atau tidak memberikan jawaban, Samudra langsung menggendong istrinya tersebut ala bridal style, menekan tombol lift lantai 3 kemudian beberapa saat keduanya sudah berada dalam kamar yang sama, Samudra menaruh istrinya di atas ranjang kemudian melepas jas biru yang membalutnya. Laki-laki itu duduk bersandar di ranjang dan diikuti oleh istrinya yang tiduran dengan berbantal dada suaminya yang cukup berisi karena 2 tahun terkahir ini Samudra rajin gym setiap pulang kantor.

"Nggak terasa ya anak-anak udah gede" ucap Caca dengan menatap langit-langit kamar

Samudra terkekeh "cantik ya"

"Iya"

"Maksud aku itu kamu" ucap Samudra membuat Caca langsung menggeram kesal

"Aku serius Genta"

"Oke oke" Samudra terkekeh

"Padahal dulu kita susah punya anak. Sekarang udah gede aja ya" ucap Caca sembari mengingat betapa sulitnya awal hidup ber rumah tangga.

Samudra mengelus lembut rambut istrinya, sedikit membungkuk lalu mencium kening Caca sedikit lama "I love you" ucapnya

"I love you more" jawab Caca kemudian tersenyum

My Flat Boyfriendحيث تعيش القصص. اكتشف الآن