(26) Pulang

321 48 3
                                    

Suara brankar ditarik melewati Sergio, Latika dan Samudra secara berulang. Mereka bertiga menunggu kondisi terbaru Latisha saat ini di rumah sakit sembari menunggu mama nya datang dan sempat menangis dari sebrang sana saat Latika menelpon jika Latisha masuk rumah sakit

Suara heels yang berlari beradu dengan lantai mengalihkan perhatian Samudra dan juga Latika. Kedua orang itu langsung bangkit saat mengetahui mama nya datang dengan wajah panik bersama dengan Bara yang mengekor dari belakang

"Kok kamu nggak bilang Pa kalau Latisha masuk rumah sakit karena tersesat di hutan? Kamu sengaja mau bikin aku syok?" Tanya Caca dengan bertubi saat berhadapan langsung dengan suaminya

"Ma tenang. Papa cuma nggak mau kalau mama sampai mikir yang macam-macam. Atau ikut ke Bandung. Papa nggak mau mama khawatir" jawab Samudra kemudian memeluk istrinya

"Terus kamu fikir aku nggak khawatir sekarang?" Tanya Caca

"Maaf" ucap Samudra

"Latisha dimana?" Tanya Caca

"Di dalam. Kita nunggu dokter" jawab Samudra sembari mengelus rambut istrinya

"Lo ngapain disini? Bukannya kemah?" Tanya Bara kepada Sergio yang duduk dan bersandar di dinding

"Dia yang nemuin adik kamu" jawab Samudra. Caca langsung menatap cowok yang seumuran dengan anak kembarnya kemudian melepaskan pelukan Samudra, berganti bersimpuh di hadapan Sergio membuat cowok itu kaget dan membelalakkan matanya

"Tante mau terimakasih sama kamu. Meskipun tante nggak tau gimana kejadiannya. Tapi Tante berterimakasih banyak karena kamu menyelamatkan putri tante" ucap Caca dengan air mata yang sudah mengering

Sergio membantu perempuan yang seumuran dengan mama nya tersebut bangkit kemudian menyuruhnya duduk di sebelahnya "sama-sama tante. Tapi nggak seharusnya tante bersimpuh di hadapan saya seperti tadi" ucap Sergio

"Kamu nggak minta bantuan tim SAR Pa?" Tanya Caca kepada suaminya yang tengah menggaruk dahi

"Udah Ma. Yang nemuin Sergio. Papa juga udah ngomong sama tim SAR lewat ht tadi kalau Latisha udah ditemukan" jawab Samudra. Kebetulan Samudra sudah berbicara dengan ketua tim SAR sebelum meninggalkan perkemahan.

Caca beralih menatap Sergio "lain waktu kamu ikut tante makan malam di rumah ya kalau Latisha sudah sehat. Nama kamu Sergio?" Tanya Caca

"Iya tante. Saya teman sekelas Latisha" jawab Sergio. Dalam sekali pandang, Sergio bisa melihat dari mana Latisha mendapatkan wajah western seperti itu, dari mana tutur kata itu berasal.

Perempuan berkharisma, cantik dan terlihat cerdas dari tutur katanya. Itulah yang Sergio tangkap saat pertama bertemu dengan mama dari Latisha dan Latika

Caca mengangguk kemudian menatap seluruh tubuh Sergio yang nampak utuh tidak ada lecet sama sekali. Perempuan itu beralih menatap suaminya yang juga menatapnya

"Pa, kamu udah cek kondisi Sergio juga?" Tanya Caca

"Udah Ma. Katanya dokter baik-baik saja" jawab Samudra. Karena sebelum kedatangan Caca kemari, Samudra sudah lebih dulu memeriksakan keadaan Sergio. Tapi tidak ada hal-hal yang perlu di khawatirkan

Sementara itu Latika masih bergulat dengan pikirannya sendiri, otaknya berputar. Memikirkan Mauren membuatnya semakin tidak punya keberanian untuk mengungkapkan apa yang membuat Latisha seperti ini.

***

Sergio menekan bel rumah berulang karena pintu sudah terkunci jam 2 malam seperti ini. Setelah berbicara cukup banyak dengan Latisha yang sudah sadar di rumah sakit dan gadis itu mengatakan berulang kali terimakasih. Baru lah Sergio berpamitan pulang, tentu papa Latisha tidak membiarkan Sergio pulang seorang diri. Tapi menyuruh sopirnya untuk mengantar Sergio. Terlebih tengah malam sangat sulit mencari taksi atau angkutan. Di taksi online pun kadang server tidak menemukan driver.

My Flat BoyfriendWhere stories live. Discover now