Prolog

1.3K 97 0
                                    

Seusai landing setelah perjalanan 22 jam berada di dalam pesawat, seorang gadis dengan rambut panjang sepunggung yang di biarkan terurai dan pakaian yang serba panjang menyeret koper berwarna abu-abu sampai ke tempat penjemputan. Zoya Latisha Pradipta yang lebih akrab disapa Latisha, menunggu jemputan travel yang telah di sewanya untuk sehari ini.

Setelah mobil mulai berjalan meninggalkan bandara, Latisha membuka jendela mobil, menghirup udara Jakarta yang satu tahun ini ia tinggalkan. Tidak banyak yang berubah, pertokoan tetap ramai, jalanan tetap macet dan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi

"Pak agak cepetan ya" ucap Latisha pada sopir yang mengemudikan mobil

Harusnya Latisha pulang 2 hari lagi. Tapi karena ia ingin membuat kejutan, maka dari itu Latisha memajukan 2 hari kepulangannya. Ia merindukan Mama, Papa, Kakak laki-lakinya dan satu saudara kembar perempuan.

***

Jam masih cukup pagi saat Latisha tiba dirumahnya, dengan artian mama papa nya belum berangkat bekerja.

"Non Latisha sudah datang. Saya bawakan non" ucap Pak Bimo - satpam yang berjaga hari ini dan cukup mengenal betul sosok gadis yang baru datang dari New York

Latisha mengangguk kemudian memberikan kopernya kepada satpam tersebut, lalu berjalan ke arah rumah besar bergaya Mediterania 6 lantai yang disangga oleh tiang-tiang besar. Masuk tanpa mengetuk pintu, dan langsung disambut dengan suara dentingan piring. Anggota keluarganya sedang sarapan.

Gadis berambut hitam kecokelatan itu tersenyum, memelankan suara kakinya sampai di ruang makan. Sedanhkan Pak Bimo meneruskan langkah sampai ke kamar Latisha yang sudah disiapkan

"Mama Papa" ucap Latisha yang langsung mengagetkan keempat orang yang sedang makan dalam diam

Semuanya terkejut dengan wajah senang menatap kedatangan Latisha yang baru tiba, terkecuali kembarannya Moza Latika Pradipta yang terkejut tapi tidak nampak senang.

Latika tersenyum miring menatap mama, papa dan kakaknya memeluk Latisha kompak. Kepribadian yang berlawanan benar-benar membuat Latika muak. Latisha hidup sebagai gadis yang feminim, easy going, multitalenta dan memiliki otak yang cerdas. Sementara Latika, hidup sebagai gadis tomboi, otak sebatas rata-rata dan tidak terlalu pintar.

"Kok kamu nggak bilang kakak mau pulang? Kan kakak bisa jemput kamu" ucap Bara sembari melepaskan pelukannya

"Kak Bara. Ini surprise" ucap Latisha senang

"Latika" seru Latisha kemudian berjalan ke arah saudara kembarnya, memeluknya dari belakang tanpa balasan. Latisha sudah biasa seperti itu.

Latika meletakkan sendok dan garpu nya ke piring dengan kasar lalu melepaskan pelukan Latisha dengan paksa kemudian berdiri dari tempat duduknya "ngapain sih balik lagi" ketus Latika dan beranjak pergi

"Latika" seru Samudra - Papa nya

"Biar aku aja Pa" ucap Caca - mama nya yang memiliki sifat halus dan lemah lembut. Caca berjalan menyusul Latika yang sudah masuk ke dalam lift

Latisha tersenyum paksa, kemudian duduk di sebelah Bara

"Jangan di masukin hati. Dia cuma syok aja Sha" ucap Bara yang menenangkan adik perempuannya

"Latisha, papa tanya, besok kamu mulai sekolah atau kapan?" Tanya Samudra

"Besok bisa Pa" jawab Latisha

"Ya udah nanti papa usulkan ke sekolah baru kamu" ucap Samudra mengulurkan senyum.

"Iya Pa. Terimakasih" ucap Latisha

"Kok oma opa nggak bilang kalau kamu mau pulang?" Tanya Samudra. Yang di maksud adalah mertua nya yang berada di negara Amerika tersebut.

"Kan surprise Pa" ucap Latisha kemudian terkekeh

Sementara itu Latika membanting pintu kamarnya dan merebahkan dirinya di atas ranjang. Ia tidak senang dengan kehadiran Latisha disini, Latisha akan merebut semua yang Latika miliki. memiliki kembaran belum tentu akan berwajah sama dan bersifat yang sama.

Sejak lulus dari SMP yang sama disni, Latisha sengaja dikirim ke New York oleh kedua orang tuanya, agar Latika menjadi tenang disini. Tapi setelah satu tahun menjalani ketenangan, Latisha kembali lagi dalam kehidupan Latika. Satu atap yang sama dan kini satu sekolah yang sama. Benar-benar menyedihkan.

"Latika sayang" ucap Mama nya dari luar pintu kemudian mendorongnya

"Mama" gumam Latika sembari bangkit dari posisi rebahannya

Caca mendekat ke arah putri nya, duduk di sebelahnya kemudian memeluk Latika "Latisha juga saudara kamu sayang, dia kembaran kamu. Kamu harus bisa akur dengan Latisha. Mama sayang dengan kalian berdua" ucap Caca halus sembari mengelus rambut Latika yang hanya sebahu

"Latika nggak suka Ma kalau Latisha disini. Latisha akan merebut semua yang Latika punya" ucap Latika

"Enggak sayang. Kamu jangan berfikir buruk"

"Latisha cantik, kepribadian yang menarik"

"Kamu juga cantik Latika"

Latika diam, mama nya pasti akan membela Latisha. Tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.

My Flat BoyfriendМесто, где живут истории. Откройте их для себя