85. Second Husband?

Start from the beginning
                                    

"Baik. Saya akan menghapus kasus ini" ucap polisi tersebut sembari tersenyum

Ayah Michelle membalas senyuman itu dengan senyuman termanis yang dimilikinya. Dalam sekejap, ayah Michelle melepaskan tangannya dari atas kertas cek itu dan membiarkan polisi tersebut menarik kertas cek itu dengan serakahnya.

Senyum remeh langsung terpatri di wajah ayah Michelle saat melihat polisi tersebut menatap kertas cek itu dengan kedua matanya yang berbinar – binar bahagia.

Uang memang memudahkan semuanya, eumh?

"Senang berbisnis dengan anda" ucap ayah Michelle sembari tersenyum lebar dan bangkit dari duduknya. Gerakannya itu diikuti oleh putra tunggalnya yang sedari tadi duduk disampingnya sembari menaha rasa takut.

Ayah Michelle mengulurkan tangan keriputnya yang masih terlihat kekar itu ke hadapan polisi tersebut.

"Sama – sama, tuan. Jika lain kali putra anda terkena masalah, saya dengan senang hati akan membantu putra anda" ucap polisi itu sembari menjabat tangan ayah Michelle dengan senang hati

Setelah mereka selesai berjabat tangan, ayah Michelle langsung melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan pengap itu. Sebelum benar – benar meninggalkan ruangan itu, ayah Michelle sempat memberikan tatapan tajamnya kepada Michelle. Michelle menghela nafasnya dengan kasar ketika melihat tatapan tajam itu

Dengan rasa tak rela yang sangat tinggi, pria itu melangkahkan kakinya untuk mengikuti ayahnya yang keluar dari kantor polisi ini melalui jalur khusus. Well... Michelle tak terlalu terkejut dengan hal itu.

Michelle terus mengikuti langkah ayahnya hingga ayahnya berhenti tepat di depan mobil mewah yang tadi membawa ayahnya ke kantor polisi ini. Michelle berhenti beberapa langkah di belakang ayahnya, ia terlalu takut untuk berdiri di samping ayahnya itu

Michelle kembali menghela nafasnya dengan kasar saat melihat ayahnya hanya diam membisu dan tak mau membalikkan tubuhnya untuk menghadap Michelle. Sepertinya, ayahnya itu ingin Michelle untuk menjelaskan kondisi sebenarnya dari kejadian kali ini

"Dad, maaf jika aku kembali merepotkanmu. Sungguh, kejadian hari ini tak pernah terlintas di otakku. Aku merasa sangat bersalah atas kejadian hari ini" ucap Michelle penuh penyesalan

Ayahnya itu tetap diam tak berkutik.

"Dad... maaf" ucap Michelle lagi sembari menatap punggung ayahnya yang sudah mulai membungkuk, namun hal itu tak akan menghapus fakta bahwa ayahnya itu merupakan mantan playboy yang sangat terkenal di masa mudanya

Michelle mengepalkan tangannya dengan keras.

"Dad, maaf! Aku janji, aku tidak akan tidur dengan sembarang wanita lagi!" ucap Michelle pada akhirnya sembari menutup matanya erat – erat. Dirinya tak sanggup untuk melihat raut bahagia yang akan terpatri di wajah ayahnya itu ketika ayahnya itu mendengar dirinya mengucapkan kalimat keramat yang tak pernah ingin diucapkan oleh bibir Michelle

Satu... dua... ti

"Woho! That's my son!" ucap ayah Michelle dengan penuh semangat tinggi

Michelle membuka matanya dengan gerakan tak rela dan ia bisa melihat ayahnya yang tersenyum lebar. Ayahnya itu merentangkan kedua tangannya lebar – lebar dan berjalan ke arah Michelle

Wait... apakah ayahnya itu hendak memeluk Michelle?

"Dad! Stop! Apa kau lupa jika bajuku masih dipenuhi oleh banyak darah?!?" tolak Michelle sembari mengangkat kaus putihnya yang sudah dihiasi oleh noda darah kental milik Lauren

Ayah Michelle yang melihat hal tersebut langsung menghentikan langkahnya dan tertawa renyah.

"Fine, son! Kalau begitu, nanti malam, aku harus melihatmu menginap di rumah kita! Bukan di apartemenmu apalagi di club!" ucap ayah Michelle

"Maafkan aku. Aku tak bisa, Dad" tolak Michelle yang diakhiri dengan helaan nafas berat yang keluar dari bibirnya

Senyum ayah Michelle seketika meluntur. Wajah itu kini dipenuhi oleh kernyitan tak suka.

"Dad... sungguh, aku ingin kembali ke rumah, tapi aku masih memiliki satu urusan penting lagi yang harus kuselesaikan" jelas Michelle sembari menatap ayahnya dengan tatapan penuh keseriusan

"Urusan penting apa? Membiarkan spermamu kembali menembak gua lainnya?" tanya ayah Michelle dengan frontal

Michelle langsung membulatkan matanya terkejut. Apakah dirinya terlihat semesum itu di depan ayahnya sendiri?

"Dad! It's not like that!" ucap Michelle yang tak setuju dengan ucapan ayahnya

"So?" tanya ayah Michelle dengan raut wajah yang bisa dibilang tak bersahabat

"Aku mungkin sudah bebas dari penjara, namun hal itu tidak akan mengurangi rasa penyesalanku. Wanita yang kutabrak itu adalah wanita yang pernah kusukai" jelas Michelle sembari menatap ayahnya

Ayah Michelle melipat kedua tangannya di depan dadanya sembari menatap Michelle dengan tatapan datarnya

"Dad... izinkan aku menemaninya berjuang" ucap Michelle penuh kesungguhan

Raut wajah datar ayah Michelle langsung berubah ketika mendengar ucapan Michelle yang penuh kesungguhan itu.

"Apa kau memang putraku?" tanya ayah Michelle sembari menatap penuh selidik ke arah Michelle

"Of course, I am!" ucap Michelle dengan nada bicara yang bisa dibilang ngegas. Sungguh... disaat – saat seperti ini, bagaimana bisa pertanyaan aneh itu keluar dari mulut ayah Michelle?

Grep!

Ayah Michelle langsung memeluk tubuh Michelle dengan erat seolah – olah dirinya tak takut jika noda darah yang mengotori kaus Michelle bisa mengenai kemejanya juga.

"Astaga! Kapan kau tumbuh menjadi pria sejati seperti ini?!?" tanya ayah Michelle terharu

"Dad!" ucap Michelle yang tak suka dengan perlakuan ayahnya itu. Ah... sampai kapan ayahnya itu mau memperlakukannya seperti anak kecil?

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, ayah Michelle melepaskan pelukannya pada tubuh Michelle dan menatap bangga putranya itu

"Kali ini, Dad akan membiarkanmu tidak tidur di rumah, asalkan kau benar – benar menemani calon menantuku!" ucap ayah Michelle sembari menepuk kuat pundak Michelle

"Calon menantu apanya?!? Dia sudah menikah!" ucap Michelle setengah berteriak agar ayahnya itu bisa terbangun dari mimpi fana itu

Ayah Michelle langsung menutup mulutnya untuk beberapa saat

Melihat kebisuan itu, rasa takut langsung menyerang Michelle. Seharusnya Michelle tak perlu berteriak seperti itu.

"Da---

"Tak apa – apa! Bagus juga jika kau menjadi suami keduanya! Akhirnya, kau bisa belajar berbagi!"

In Your EyesOn viuen les histories. Descobreix ara