61. Your Time

14K 788 166
                                    

"Sssshhh..."

Claudia meringis kecil, ketika dirinya merasakan sensasi dingin dari batu es yang diusap – usap kecil di atas pipinya yang sudah membiru

"Saya minta maaf atas nama istri saya. Sejak dulu, Lauren memang tidak pernah bisa mengontrol emosinya" ucap Edward sembari menekan – nekan batu es yang sudah dilapisi dengan sebuah kain ke pipi Claudia yang sudah membiru akibat tamparan maha dasyat dari istrinya, Lauren

"Saya juga ingin minta maaf... Jika saya menjelaskan kedatangan Edward kesini, pasti nyonya Dominguez tidak akan marah dan... dan... Edward serta nyonya Dominguez pasti tidak akan bertengkar. Ini semua salah saya" ucap Claudia sembari menundukkan kepalanya

Edward menghela nafasnya dengan kasar

Jika diingat – ingat, semua masalah ini disebabkan oleh Edward sendiri. Andai saja tadi malam ia tidak bertemu dengan Claudia di Club, andai saja pagi ini dia tidak ke rumah Claudia dan andai saja ia tidak berteriak kepada Lauren, pasti semua ini tidak akan terjadi.

Lagi, kesalah pahaman kembali terjadi antara Edward dan Lauren. Sungguh, Edward sangat binggung, entah kenapa, beberapa minggu belakangan ini, selalu saja terjadi pertengkaran yang dimulai dengan kesalah pahaman antara Edward dan Lauren

"Bagaimana? Apa masih sakit?" tanya Edward sembari menarik kain itu menjauhi kulit pipi Claudia

"Sudah tidak terlalu sakit lagi" ucap Claudia dengan suara lirihnya

Edward menggangguk paham.

Kemejanya yang sedari tadi digulungnya hingga sikunya kini sudah diturunkannya.

"Terimakasih..." ucap Claudia lagi tanpa mau menatap wajah Edward

Gerakan tangan Edward langsung terhenti ketika mendengar ucapan Claudia itu. Pandangannya langsung tertuju pada Claudia yang nampaknya tak ingin melihat wajahnya

"Sama – sama" ucap Edward sembari tersenyum tipis

Deg. Deg. Deg.

Jantung Claudia berdebar dengan sangat cepat dan kuat saat melihat senyuman tipis Edward itu. Tiba – tiba rasa iri menyerang Claudia, apakah Lauren setiap hari melihat senyuman itu? Sungguh... Lauren sangat beruntung

"Jadi... kau sudah siap 'kan untuk memikul seluruh beban perusahaanmu?" tanya Edward sembari menatap Claudia

"Eumh... ya..." jawab Claudia

Edward memincingkan matanya ketika mendengar jawaban Claudia yang terdengar ragu itu.

"Ada apa denganmu?" tanya Edward binggung sembari mengernyitkan dahinya

"Apa masih sakit?" tanya Edward lagi dengan tangannya yang sudah siap untuk kembali mengompres pipi biru Claudia

Claudia yang melihat hal itu langsung menggelengkan kepalanya berulang – ulang

"Tidak, tidak... Saya sudah merasa lebih baik kok..." ucap Claudia sambil tersenyum kikuk

Claudia takut, seluruh hatinya akan jatuh kepada Edward sepenuhnya jika pria itu kembali memberikan perhatiannya kepada Claudia. Mungkin, bagi Edward, pria itu melakukan ini semua atas dasar penyesalan bukan karena dirinya mengkhawatirkan Claudia, namun, bagi Claudia, apa yang sudah dilakukan oleh pria itu dapat membuat dirinya jatuh semakin dalam ke dalam pesona Edward

"Baiklah..." ucap Edward sembari mengangguk mengerti

Setelah mengatakan hal itu, Edward kemudian menyusun kembali dokumen – dokumen perjanjian yang telah disepakati oleh perusahaan GueZ dan perusahaan Carmen.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang