1. A (Worthless) Wedding Anniversary Party

102K 2.3K 63
                                    

"Aku kembali ke rumah. Masih banyak urusan yang hendak ku urus" ucap seorang pria sambil mengahlihkan pandangannya dari ponsel yang dipegangnya ke arah wanita yang sedang berdiri di sampingnya.

"Apakah itu hal penting?" tanya wanita itu tanpa memalingkan wajahnya untuk menatap pria disampingnya yang kembali fokus dengan ponselnya

"Ya" jawab pria itu pendek

Wanita itu menghela napasnya dengan kasar. Sejak awal, seharusnya dia tidak mengharapkan sesuatu yang berlebihan dari pernikahan yang dilangsungkannya dengan pria yang sedang berada di sampingnya tersebut. Kini, meskipun sudah bersatus sebagai istri, wanita itu tetap tidak memiliki hak yang sangat kuat untuk meminta pria itu tetap ada di sisinya

"Baiklah, jika itu hal penting" ucap wanita itu sambil tersenyum elegan saat ekor matanya tanpa sengaja menatap para tamu yang masih memenuhi ball room pesta peringatan satu tahun pernikahannya

Mendengar ucapan wanita tersebut, pria itu tidak mau membuang – buang waktunya.

Cup.

Pria itu mengecup singkat pipi wanita itu dari samping.

Wanita itu tersenyum miring saat merasakan sebuah kecupan di pipinya. Meski mereka sudah menikah selama satu tahun, kecupan di pipi adalah hal yang paling intim dan yang paling sakral yang pernah mereka lakukan. Jika dihitung – hitung, selama setahun belakangan ini, wanita itu hanya baru menerima 8 kecupan oleh suami sahnya itu, dan semua kecupan itu diberikan oleh suaminya saat mereka menghadiri suatu acara tertentu.

Untuk meyakinkan semua orang bahwa pernikahan mereka adalah pernikahan yang romantis, bukankah terkadang diperlukan sebuah bukti? Dan kecupan di pipi adalah hal yang lebih dari cukup untuk pembuktian itu.

"Kuserahkan semuanya kepadamu, thank you" ucap pria itu sambil berlalu meninggalkan wanita itu sendirian.

Setelah kepergian pria itu, wanita itu langsung memasang wajah angkuh nan elegannya, dia tidak ingin terlihat rapuh di hari yang bahagia ini. Selama ini, dia sudah berakting sangat baik di depan teman – temannya dan keluarganya, dan hari ini, dia juga harus berakting dengan baik.

"Lauren...!" ucap salah satu teman wanita tersebut, Lauren Rodriquez – Garcia, dengan suara yang lumayan kuat

Lauren menatap temannya itu dengan sebuah senyuman yang sangat merekah, untuk beberapa saat, Lauren merupakan segala kesedihan dan keresahannya akibat ulah suaminya.

"Clara" panggil Lauren sambil membentangkan tangannya untuk menyambut pelukan teman baiknya itu, Clara.

"I miss you so much..." ucap Clara sambil mempererat pelukannya

"So am I" ucap Lauren

Lauren dan Clara adalah teman akrab yang telah terpisah selama 1 tahun, pertemuan terakhir mereka terjadi tepat 1 tahun yang lalu, saat pesta pernikahan Lauren dan suaminya digelar.

Lauren dan Clara telah berteman sejak mereka duduk di bangku senior high school sampai sekarang. Clara adalah satu – satunya teman yang dimiliki oleh Lauren. Meskipun begitu, Lauren tak pernah menceritakan tentang keadaan rumah tanggannya kepada Clara. Lauren adalah tipikal orang yang sangat suka menyimpan beban di pundaknya sendiri tanpa berniat membaginya kepada orang lain.

"Ah... aku sangat iri denganmu. Aku jadi cepat – cepat ingin menikah" rengek Clara sambil menarik dirinya dari pelukan Lauren.

Lauren tersenyum kecil mendengar ucapan Clara. Dulu, dia sama seperti Clara. Dia berpikir bahwa kehidupan pernikahan sangat menyenangkan dan sangat romantis, apalagi jika kehidupan pernikahan tersebut dilalui bersama dengan orang yang kita cintai. Namun nyatanya, realita memang tidak pernah sesuai ekspektasi

In Your EyesWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu