31. Guci

15.6K 830 15
                                    

Lauren melangkahkan kakinya dengan elegan saat dirinya memasuki kawasan perusahaan milik Edward. GueZ Company. Akhirnya, setelah melalui perdebatan yang panjang dengan Edward, Lauren berhasil meyakinkan suaminya itu kalau dirinya mampu untuk menghandle kondisi perusahaan milik suaminya itu.

"Selamat pagi, nona" ucap pegawai yang tanpa sengaja berjalan melewati Lauren

Lauren menjawab ucapan – ucapan itu dengan senyum tipis dan wajah angkuhnya. Seperti biasanya. Rasanya, sudah lama Lauren tidak mengunjungi perusahaan ini

Saat memasuki lobi perusahaan itu, mata Lauren langsung menatap guci besar yang terlihat sangat menonjol di lobi itu. Lauren menarik senyumnya dan berjalan mendekati guci itu. Guci yang menurut orang – orang merupakan kebesaran tanda cinta Edward kepada Lauren. Hah! Lauren ingin bertemu dengan penyebar hoax itu dan memberikannya segepok uang karena telah menyebarkan berita bohong yang terdengar sangat menenangkan hatinya itu.

Lauren menatap guci besar yang ada dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Guci itu adalah benda pertama yang pernah diminta oleh Lauren kepada Edward. Sebelum meminta guci itu kepada Edward, Lauren sudah menebalkan hatinya, sebagai jaga – jaga jika nanti Edward menolak permintaannya dan mengatakannya istri pemeras uang suaminya sendiri. Namun, dugaan Lauren itu salah. Edward ternyata menerima permintaan Lauren itu tanpa berkata apapun.

Edward tidak menolak maupun menerima permintaan Lauren itu. Namun, seminggu kemudian, Lauren sudah melihat guci besar itu telah berada di ruang tamu rumah mereka. Sungguh, Lauren merasa sangat bahagia.

"Ibu... Semua hal yang kau sukai sangat sempurna, tapi bagaimana bisa kau jatuh hati dengan pria seperti itu? Pria yang tidak sempurna" ucap Lauren lirih sambil menatap guci besar itu.

Lauren memejamkan matanya dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia tidak boleh emosional!

Baru saja Lauren hendak melanjutkan langkah kakinya menuju ke ruangan CEO yang berada di perusahaan ini, namun niatnya itu terhenti saat matanya menangkap ada yang berbeda dengan guci idaman ibunya ini.

"Kau, tolong jelaskan ini!" ucap Lauren pada salah seorang ob yang sedang berada di sekitarnya

OB itu menegak ludahnya dengan kasar saat dirinya dapat merasakan aura kemarahan yang sangat kuat dari Lauren. Bahkan, OB itu tidak berani untuk mengangkat kepalanya

"Apa kau bisu? Atau kau tuli, hah?" tanya Lauren geram saat melihat OB yang berada di hadapannya itu hanya diam dan menundukkan kepalanya

"Itu... anu, nona... Guci kecil yang berada di dekat guci besar itu sudah pecah" terang OB itu dengan takut – takut. Ketakutan terbesar yang sedang dirasakan oleh OB itu adalah rasa takut di pecat. Jika OB itu dipecat, dimana lagi dia harus mencari pekerjaan dengan modal ijazah sekolah menengah atasnya?

"Aku tau itu pecah! Aku tidak bodoh sampai tidak menyadari bahwa guci kecil itu tidak ada disini karena guci kecil itu pecah!" ucap Lauren geram

"Kau, jangan pernah mencoba untuk memancing kemarahanku! Aku yakin kau akan angkat kaki dar---

"Maaf nona! Tolong jangan pecat saya! Saya tidak tau harus bekerja dimana lagi kalau anda memecat saya" ucap OB itu sambil berlutut di kaki Lauren

"Kalau begitu, jelaskan padaku apa yang terjadi!" ucap Lauren angkuh tanpa memperdulikan beberapa pegawai yang tengah memperhatikannya

"Guci itu dipecahkan oleh salah satu kolega bisnis tuan Dominguez" ucap OB itu jujur

"Kolega bisnis?" tanya Lauren sedikit terkejut. Bagiamana bisa Edward memiliki kolega bisnis seperti itu? Kolega bisnis yang terlihat tak hati – hati dan sembrono.

In Your EyesWhere stories live. Discover now