41. Where is Lauren?

15.1K 852 20
                                    

Geledug!

Bunyi petir yang saling bersahutan membuat Edward tak bisa fokus dengan kegiatan membacanya. Matanya menatap ke arah air di kolam privatnya yang memantulkan sinar petir yang dasyhat.

Untunglah Edward langsung meninggalkan acara makan malam itu, jika tidak, Edward tidak yakin bahwa dirinya bisa kembali ke hotel dengan keadaan pakaiannya yang masih kering.

"Hujan..." gumam Edward saat dirinya menatap rintik – rintik air telah terjatuh dari langit dan menubruk air tenang yang ada di kolam itu.

Tes... tes... tes... tes...

Awalnya hanya setetes – setetes saja, kini, hujan sudah mengguyur Bali.

Tangan Edward terulur untuk menaikkan pemanas kamarnya. Setelah Edward merasa bahwa suhu di kamarnya sudah menghangat, pria itu langsung menutup bukunya. Ia tak bisa membaca disaat – saat seperti ini.

Tangannya terulur untuk mematikan lampu kamar itu. Dengan pikiran yang sudah kosong, Edward memperbaiki posisi tidurnya dan menaikkan selimut.

Tok...Tok..Tok...

Baru saja Edward hendak pergi ke dunia mimpi, tapi suara ketukan di pintunya membuat dirinya terusik. Awalnya, Edward hanya mengabaikan ketukan pintu itu. Mungkin saja orang yang mengetuk pintu itu adalah pelayan yang ada di hotel ini.

Tok.. Tok.. Tok.. Tok.. Tok..

Edward mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres ketika suara ketukan di pintu kamarnya semakin menguat dan tidak beraturan.

Dengan langkah cepat, Edward bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Alan?" panggil Edward binggung saat dirinya tengah menatap sosok yang sedari tadi mengetuk pintunya.

Pandangan Edward langsung tertuju pada pakaian Alan yang sudah basah kuyup. Apakah pria itu baru saja keluar dari hotel ini?

"Ada apa?" tanya Edward saat dirinya mendapati aura kepanikan dari diri Alan

"Apakah nona Lauren bersama anda, tuan?" tanya Alan to the point

"Lauren? Tidak... Bukannya dia sedang ada di kamarnya?" tanya Edward binggung sembari mengernyitkan dahinya

Alan menghela napasnya dengan kasar.

Jika saja pria yang berada di hadapannya ini bukanlah tangan yang telah memberikannya sesuap nasi, mungkin Alan sudah bisa menghajarnya habis – habisan. Bagaimana bisa pria itu tinggal dengan nyaman di kamar hotel sedangkan dirinya tidak tau dimana keberadaan istrinya, saat ini.

"Nona Lauren sedang tidak ada di kamarnya. Tadi saya hendak menghantarkan hot cream pada nona Lauren karena nona Lauren selalu merasa kedinginan saat hujan, tapi saat saya membuka pintu kamarnya, nona Lauren tidak ada di tempat" jelas Alan

Mata Edward sedikit melebar saat mendengar ucapan Alan.

Terakhir kali, Edward tanpa sengaja melihat Lauren tengah berada di pantai. Apakah istrinya itu masih ada di pantai itu? Tapi, mana mungkin! Sudah jelas – jelas Edward menyuruhnya untuk pergi.

Ya, Edward sudah menyuruhnya untuk pergi.

Wait! Sepertinya, ada yang sudah Edward lewatkan!

"Sepertinya aku tau dia ada dimana, kau siapkan lah mobil, kita akan berangkat ke Pantai Jimbaran" perintah Edward pada Alan.

"Baik tuan" ucap Alan patuh

Dengan sedikit berlari, Alan menuju ke parkiran hotel yang ternyata menghabiskan waktu 10 menit bagi Alan untuk mencapainya dan Edward pun mengikuti pria itu dari belakang.

In Your EyesWhere stories live. Discover now