73. Goodbye

17K 780 88
                                    

Loco memacu mobil mahalnya dengan cepat. Mobil mahal itu membelah jalanan kota Madrid, saat ini tujuan Loco adalah rumah rahasia Alan. Well, dikatakan rumah rahasia karena hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya... bukan, bukan beberapa, hanya Loco saja yang tau mengenai keberadaan rumah itu

Sebenarnya, sejak Lauren memerintahkan Loco untuk mencari keberadaan Alan, Loco sudah tau persis dimana pria itu saat ini sedang bersembunyi. Pasti rumah rahasianya. Namun, Loco tak berniat memberitahukan hal itu kepada Lauren karena Loco tau, saat Lauren mengetahui hal ini, wanita itu pasti akan kembali mengabaikan keberadaan Loco.

Loco tak tau kenapa, tapi wanita itu sangat menyanyangi Alan. Mungkin, hal itu karena Alan adalah bodyguard 24 jam non stopnya, sedangkan Loco hanya seseorang yang akan bertemu dengan Lauren jika wanita itu hendak melakukan tindak kekerasan. Alan melayani segala kebutuhan Lauren, sedangkan Loco hanya melayani nafsu binatang wanita itu untuk melakukan tindakan kekerasan. Meski seperti itu, Loco senang.

Loco senang saat Lauren datang kepadanya di malam hari sembari membawa wanita jalang baru untuk disiksa. Loco senang saat melihat wanita itu kelelahan menyiksa jalang itu dan meminta Loco untuk menggantinya. Loco senang saat melihat wanita itu berbicara pedas kepadanya karena tingkah tak sopan Loco. Loco senang akan semua itu, sampai ia berfikir untuk merebut hati Lauren. Tapi Loco sadar betul, jika ingin mendapatkan hati wanita itu, dia harus menghadapi 2 pria sekaligus, Edward dan Alan

Sungguh, Loco sangat iri kepada Alan. Mereka sama sama bawahan Lauren tapi rasa perhatian dan rasa membutuhkan wanita itu lebih dicurahkan kepada Alan, semua itu terkadang membuat Loco ingin memutilasi Alan dalam kondisi hidup – hidup, tapi Loco sadar... jika pria itu meninggal, Lauren pasti akan terpukul sekali.

Karena itu, Loco memanfaatkan kesempatan yang ada beberapa hari belakangan ini. Hubungan Lauren dan Edward yang semakin merenggang serta Alan yang memilih untuk menjauhi Lauren untuk kebaikan adiknya membuat Loco merasa sangat bahagia. Mungkin, ia terdengar seperti penjahat karena ia sudah memanfaatkan situasi ini, namun Loco tak peduli.

Bugh!

Loco menutup pintu mobil mewahnya dengan keras. Kaki pria itu yang masih terbalut sepatu pantofel berwarna hitam melangkah dengan terburu – buru memasuki pekarangan sebuah rumah yang terlihat sederhana.

Rumah itu tak bertingkat dan cat rumah itu mulai pudar, siapapun yang melihat rumah itu dari luar pasti mengira jika pemilik rumah itu sedang berpergian dalam waktu lama. Well, Loco tau, rumah itu tak terlalu terurus seperti ini karena Alan lebih banyak menghabiskan waktunya di apartemennya yang berlokasi lebih dekat dengan rumah mewah milik Edward dan Lauren.

Bub. Bub. Bub.

Loco memukul pintu kayu itu dengan kuat dan dengan gerakan tak sabaran. Loco melakukan itu karena ia yakin, saat ini Alan pasti sedang berada di kamarnya dan merenungi keputusannya. Alan memang seperti itu... pria itu selalu terlambat menyadari dampak negative dari keputusan yang diambilnya

Krek...

Loco melihat pintu kayu itu ditarik dari dalam. Beberapa waktu kemudian, Loco bisa melihat sosok Alan menatapnya dengan tatapan binggung.

Loco menatap penampilan Alan dari ujung kepala sampai ujung kaki pria itu. Biasanya, pria itu selalu berpenampilan kaku dengan jas hitamnya, celana bahan hitam serta sepatu pantofel hitamnya. Di mata Loco, pria itu terlihat hendak menghadiri sebuah pesta formal.

Namun kini... Loco tak bisa mendapatkan penampilan khas itu lagi. Pria yang ada di hadapannya terlihat kacau, pria itu mengenakan kaus oblong berwarna hitam tanpa lengan serta celana jeans sepaha... sungguh, pria itu tidak terlihat seperti Alan sang bodyguard

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang