28. My Wife

20.2K 866 13
                                    

"Silahkan, sir" ucap supir Edward sambil membukakan pintu mobil untuk Edward

Edward menggangguk pelan dan melangkahkan kakinya memasuki area club itu.

"Selamat malam tuan. Bisa tunjukkan kartu anda?" tanya seorang pria yang sedang berjaga di pintu club itu dengan sopan

Edward mengangguk pelan dan memberikan kode kepada sekretarisnya untuk menunjukkan kartu yang telah diberikan oleh kolega bisnisnya kepadanya.

"Silahkan masuk tuan – tuan" ucap pria itu sambil membungkukkan sedikit punggungnya dan membukakan pintu club itu untuk Edward dan sekretarisnya

Saat Edward memasuki club itu, matanya seolah – olah dipaksa untuk cepat beradaptasi dengan lampu club yang sangat menyakitkan matanya itu. Edward menggeleng pelan kepalanya, bagaimana mereka dapat membicarakan bisnis di tempat seperti ini?

"Mari, sir. Tuan Callo telah menunggu kita" ucap sekretaris Edward yang membuat Edward tersadar dengan lamunannya

Edward menggangguk kecil dan berjalan mengikuti sekretarisnya itu. Seingatnya, sekretarisnya itu berkata bahwa mereka akan melakukan negoisasi di sebuah ruangan VIP di club ini. Edward sangat berharap jika ruangan VIP itu tidak seperti lantai satu club ini.

Ruangan VIP itu terletak di lantai 3. Karena Edward tak ingin menaiki lift, akhirnya dirinya dan sekretarisnya menaiki tangga menuju lantai 3. Saat menaiki tangga, rasa penyesalan Edward timbul. Seharusnya, dia mendengarkan perkataan sekretarisnya dan memilih untuk menaiki lift.

Di sepanjang tangga itu, Edward selalu mendapati beberapa pasangan yang sedang berhubungan. Mulai dari berciuman panas hingga hampir melakukan make out. Rasa jijik langsung menyergap diri Edward saat melihat wajah wanita – wanita jalang itu yang terlihat saat menikmati permainan pasangannya. Andaikan Lauren ada disini, istrinya itu pasti berusaha untuk mengahlihkan pandangannya dan perhatiannya dari pemandangan menjijikan itu.

"Silahkan, sir" ucap sekretaris Edward sambil membukakan pintu sebuah ruangan

Edward menggangguk pelan dan memasuki ruangan itu. Tak lupa, sekretaris Edward juga ikut memasuki ruangan itu. Sebelumnya, Edward sudah memberikan perintah kepada sekretarisnya untuk mengikutinya kemanapun dirinya berada, hal itu dilakukannya agar tidak terjadi hal – hal diluar kemauannya saat dirinya berada di club ini.

"Wah!!! Tuan Dominguez! Akhirnya anda datang juga! Saya kira anda tidak akan datang karena pertemuan kita ada disini" ucap tuan Callo saat melihat Edward memasuki ruangan itu.

Tuan Callo tau betul bahwa Edward adalah tipikal pria yang tidak suka pergi ke club. Tuan Callo tak tau pasti apa alasannya, tapi tuan Callo berhak mengiba kepada Edward karena pria itu tak tau caranya bersenang – senang di club

"Awalnya saya memang tidak berniat untuk datang, tapi saya ingin bersikap professional" terang Edward sambil menghempaskan bokongnya di salah satu sofa yang berada di ruangan itu

Mata Edward langsung menyapu seisi ruangan itu, tak ada yang mencurigakan. Ruangan ini lebih baik dari perkiraan Edward sebelumnya. Ruangan ini memiliki penerangan yang remang – remang namun masih cukup untuk menerangi mereka dengan baik dan yang paling penting, ruangan ini tidak memiliki lampu sorot warna – warni yang sangat menyakitkan mata.

"Apakah nyonya Dominguez tidak ikut bersama anda kali ini?" celetuk tuan Callo

Edward langsung mengangkat salah satu alisnya. Apa maksud perkataan tuan Callo itu?

"Hehehe, anda jangan salah paham. Saya hanya sering mendengar dari beberapa rekan bisnis saya yang pernah berhubungan dengan anda. Mereka mengatakan jika nyonya Dominguez selalu berada disamping anda jika anda sedang melakukan pertemuan – pertemuan seperti ini di club" ucap tuan Callo yang diawali dengan sebuah kekehan kecil

In Your EyesWhere stories live. Discover now