125. Husband

16K 691 46
                                    

Lauren menampilkan senyum sopan terbaiknya saat wanita itu berjalan beriringan bersama dengan rombongan petinggi perusahaan Cina yang baru saja menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan GueZ.

Lauren tau, petinggi perusahaan itu, Sun William, pria yang pernah ditemuinya di pesta yacht ilegall beberapa bulan yang lalu, tengah menatap dirinya dengan intens. Lauren juga sadar betul jika pria itu selalu menatap Lauren sejak mereka bertemu siang tadi dan saat mereka melakukan diskusi. Namun sebisa mungkin, Lauren menahan dirinya untuk tetap bersikap sopan.

"Anda terlihat lebih cantik dan segar daripada foto – foto anda yang tersebar di berita, nona Rodriguez" puji William sembari tersenyum miring menatap wanita yang kini berjalan beriringan di sampingnya

"Terimakasih atas pujian anda, tuan Sun. Sekedar pemberitahuan, saya bukan lagi nona Rodriguez tapi nyonya Dominguez" ucap Lauren sembari mempertahankan senyumnya dan membalas tatapan William tanpa ada rasa gugup sedikit pun.

William menarik salah satu alisnya tinggi – tinggi dan menarik garis senyum miring. Lauren memang merupakan wanita yang unik, andaikan saja wanita itu mau membukakan sedikit hatinya untuk William, pasti tanpa pikir panjang, William akan langsung membawa wanita itu ke altar pernikahan.

Namun sayang, siapapun tau, seberapa besar cinta wanita itu kepada suaminya yang dikabarkan sudah tak lagi berada di dunia ini.

"Ah iya... saya juga sangat suka melihat kedua mata anda"

Deg.

Punggung Lauren menegak kaku ketika ia mendengar kalimat yang baru saja meluncur dari mulut William. Wanita itu memberhentikan langkahnya dan menatap William dengan tatapan yang sulit diartikan

"Semua orang pasti sangat betah memandang mata itu dalam waktu yang lama. Warna biru yang menenangkan seperti hamparan laut yang luas, namun disaat yang bersamaan, mata itu juga menyimpan banyak rahasia yang membuat siapapun tertarik untuk menyelaminya" ucap William sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya

Lauren hanya bisa diam membisu. Ia tak tau hendak merespon ucapan pria itu dengan kalimat apa. Otak wanita itu sudah berkelana ke peristiwa menyeramkan itu. Sebelum menutup matanya, Edward juga mengatakan rasa sukanya pada kedua netra biru milik Lauren.

"Sayang sekali kita harus berpisah disini. Ke depannya, saya sangat menantikan kerja sama – kerja sama menguntungkan lainnya" ucap William sembari menampilkan senyum memukaunya

Pria itu kemudian mengulurkan tangannya ke hadapan Lauren. Sebuah kerut samar sempat menghiasi dahi Lauren saat ia melihat tindakan pria itu. Namun untungnya, hal itu tak berlangsung lama karena Lauren mengingat sesuatu.

Lauren ingat bahwa pria yang saat ini sedang mengulurkan tangannya kepada Lauren adalah seorang putra dari hubungan haram seorang wanita bangsawan Inggris dengan pengawalnya sendiri

Tanpa pikir panjang, Lauren mengulurkan tangannya yang berbalut sarung tangan berwarna hitam, warna yang senada dengan rok pensilnya.

William meraih tangan itu dengan gerakan gentleman, pria itu mendaratkan sebuah kecupan disana. Kecupan itu termasuk panjang untuk sebuah kecupan perpisahan, namun Lauren tak mempermasalahkannya.

"Saya permisi, nyonya Dominguez" ucap William sembari tersenyum penuh arti

Lauren menganggukkan kepalanya dengan gerakan tegas untuk membalas ucapan William tersebut. Pria itu kemudian berjalan menuju ke mobil mewahnya yang sudah terparkir manis tepat di depan pintu lobi perusahaan GueZ. Lauren tetap berdiri disana dan menatap kepergian mobil itu.

"Nyonya, saya sudah membersihkan kasus tuan Rodriguez dan wanita simpanannya. Apa ada hal lain lagi yang anda butuhkan?"

Sebuah pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut sekretaris pribadi Edward berhasil membuat Lauren mengahlihkan pandangannya menuju ke pria berjas kaku yang berdiri tak jauh darinya.

In Your EyesWhere stories live. Discover now