126. You are Free Now

14.8K 732 43
                                    

Senyum lembut menghiasi wajah Lauren ketika ia melihat sepasang pengantin yang tengah berdiri di altar mewah yang ada di ruangan itu. Si pria terlihat gagah dengan balutan jas putihnya dan si wanita terlihat sangat cantik dengan gaun pernikahannya yang berwarna senada dengan jas si pria.

Lauren masih ingat, bagaimana ekspresi sang pria ketika tau bahwa wanita yang saat ini ada disampingnya tengah mengandung buah hati mereka. Pria itu bahkan sampai menangis, ia bahagia dan ia mau bertanggung jawab. Ia bahkan berjanji bahwa tak akan pernah kembali ke kehidupan lamanya.

Dan semoga saja, pria itu tak pernah tertarik untuk mencari wanita lain mengingat wanita yang saat ini sudah sah menjadi istrinya adalah seorang yang rapuh dan tak mau membagi keluh kesahnya kepada orang lain.

Dengan tangannya yang dihiasi sebuah kotak hadiah, Lauren melangkahkan kakinya mendekati altar itu. Ia bisa melihat, si pengantin wanita hendak kembali mengeluarkan air mata saat ia mendapati kedatangan Lauren.

Brugh.

Si pengantin wanita langsung menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Lauren. Lauren tersenyum dan mengusap – usap lembut punggung wanita itu

"Sssh... sudahlah. Ini hari bahagiamu, jangan rusak dengan air mata" ucap Lauren seraya menarik si pengantin wanita itu dari pelukannya dengan gerakan yang lembut

"Kak Lauren..." ucap pengantin wanita itu dengan suaranya yang terdengar sangat serak

"Astaga Michelle... orang – orang akan berburuk sangka kepadaku jika mereka tau bahwa aku sudah membuat seorang pengantin wanita menangis hingga terlihat jelek seperti ini" canda Lauren sembari melemparkan tatapannya pada si pengantin pria, Michelle, yang sedari tadi berdiri di samping pengantin wanitanya

"Lucia... apa kau tak malu dikatakan jelek oleh Lauren?" goda Michelle yang berhasil membuat Lucia mengerucutkan bibirnya kesal

"Argh..."

Sebuah ringisan kecil keluar dari mulut Michelle saat ia merasakan perutnya dicubit keras oleh Lucia. Sontak saja, tindakan pengantin baru itu mengundang tawa lembut dari Lauren

"Apa kau tau kalau kau bisa terkena undang – undang kekerasan dalam rumah tangga karena cubitanmu ini?" ucap Michelle kesal sembari mengusap – usap perutnya yang terasa sangat perih

"Biar saja. Itu lebih baik daripada serumah dengan pria lemah sepertimu!"

Aw... sepertinya akan ada perkelahian baru lagi. Lauren harus cepat – cepat mengahlihkan perhatian pasangan pengantin baru ini

"Hei... aku masih ada disini. Tak baik bertengkar di hadapan orang lain. Jika ingin bertengkar, coba cari ruangan sepi. Seperti.... Kamar, misalnya?" goda Lauren sembari menatap Michelle dan Lucia bergantian

Wajah Lucia langsung memerah panas karena godaan mantan nyonyanya itu, sedangkan Michelle malah tertawa keras dan meraih bahu Lucia agar wanita itu semakin menempel padanya.

"Ini ada sedikit hadiah untuk kalian. Kuharap kalian menyukainya... biar kalian tau, aku memilihkannya dan membungkusnya sendiri" ucap Lauren sembari menyodorkan kado yang ada di tangannya kepada Lucia

Lucia menerima kado itu dengan perasaan bahagia dan haru yang luar biasa.

"Jika Michelle melirik wanita lain, langsung beritahu padaku. Aku akan langsung mengebirinya" ucap Lauren dengan wajah sok tegasnya yang terlihat sangat lucu di mata Lucia

"Tentu saja, kak"

"Hei! Apa – apaan!" seru Michelle tak setuju

Lauren dan Lucia kemudian tertawa lepas. Jika saja Lauren tak ingat bahwa saat ini masih ada beberapa tamu yang tengah mengantri untuk memberikan hadiah mereka kepada pasangan pengantin baru ini, mungkin Lauren akan tetap berdiri di atas altar ini.

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang