22. Elegant but Psycho

18.3K 911 8
                                    

Rose membuka matanya yang terasa sangat berat dengan sekuat tenaganya. Hal pertama yang dilihatnya adalah sosok wanita yang tengah duduk dengan elegan di sebuah kursi kayu bersama seorang pria yang juga duduk di kursi yang sama dengannya di samping kanannya, selain itu, terdapat pria lain yang sedang berdiri di samping kirinya.

Rose menyipitkan matanya dan menggeleng pelan kepalanya agar seluruh kesadarannya dapat terkumpulkan sepenuhnya.

"Lauren?" beo Rose saat dia menyadari bahwa wanita yang sedang diapit oleh dua pria bertubuh kekar itu adalah wanita yang telah membookingnya malam ini, Lauren.

"Wah... Aku tak menyangka jika kau akan bangun secepat ini" ucap Lauren sambil tersenyum miring dan melipat kedua tangannya di depan dadanya

Rose mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan Lauren.

"Apa maksudmu?" tanya Rose yang dibalas dengan sebuah senyuman remeh dari Lauren

Melihat senyuman itu, Rose mencoba untuk bangkit dari posisi duduknya, namun dirinya merasa pergerakannya telah dikunci. Kedua ekor matanya langsung menatap ke arah kedua tangannya yang telah diborgol

"Apa – apaan ini!" teriak Rose marah saat melihat kedua tangannya yang telah diborgol

Tak ingin kedua tangannya tetap diborgol, Rose malah menggerak – gerakkan tangannya dengan brutal. Satu harapan Rose saat ini, semoga borgol itu dapat terlepas dan dirinya dapat meninggalkan tempat ini.

"Ohh... bitch! You are so rude! Kau bisa melukai borgol itu jika kau bertindak kasar seperti itu" ucap Lauren dengan wajah kasihannya yang terlalu dibuat – buat

Ucapan Lauren itu dibalas dengan sebuah kekehan dari pria yang tengah duduk di sampingnya. Pria itu memiliki tubuh yang kekar, terlalu kekar malah, tattoo menghiasi seluruh tangan pria itu yang kebetulan hanya memakai sebuah kaus you can see berwarna hitam. Pria itu terlihat saat menyeramkan di mata Rose. Rose tidak habis pikir, bagaimana bisa wanita seelegan Lauren dapat bergaul dengan pria seperti itu?

"Kenapa kau melakukan ini kepadaku?" tanya Rose dengan tatapan sengitnya.

Dari kehidupannya selama di club, Rose banyak belajar hal – hal baru. Dan hal yang sangat ditanamkan oleh Jandro kepadanya adalah jangan pernah takut kepada siapapun.Yah, walaupun Jandro mengatakan hal itu agar Rose tidak merasa takut saat melayani para pria – pria tajir yang terkadang memiliki rupa yang buruk, namun kini, Rose mulai terbiasa bersikap tak pernah takut kepada siapapun. Bahkan, bisa dibilang kini Rose memiliki sifat yang terlalu berani.

"Kau pikirkan sendiri" ucap Lauren dengan dingin

"Aku tak ada waktu untuk memikirkan hal itu, cepat katakan saja! Kenapa kau membuat hal yang mudah seperti itu menjadi terdengar sulit?" ucap Rose dengan marah

Melihat raut marah Rose, Lauren menghela napasnya dan bangkit dari posisi duduknya. Kedua kaki jenjangnya yang terlihat seperti model papan atas itu melangkah dengan elegan di atas lantai ruangan yang sangat dingin itu.

Tak... tak... tak...

Bunyi ketukan boots yang dipakai oleh Lauren terdengar sangat menggema di ruangan yang mencekam itu.

Jika dilihat – lihat, ruangan ini terlihat seperti ruang penyiksaan bagi penjahat. Ruangan ini berwarna hitam, di dinding kiri ruangan ini terpatri beberapa jenis pisau, alat pukul hingga pistol. Sedangkan di ruangan kanan ruangan itu terdapat sebuah rak yang diisi dengan berbagai macam obat. Sungguh, ruangan ini terlihat sangat mencekam!

Senyum smirk Lauren merekah saat ia mendapati raut ketakutan di wajah Rose. Lauren memberhentikan langkahnya tepat di depan Lauren. Ia menjongkokkan dirinya agar tingginya dapat sesuai dengan tinggi Rose yang sedang duduk dan bersandar di dinding belakang ruangan kotak itu.

In Your Eyesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن