116. Just Shut Up ! (Explicit Chapter)

14.3K 647 41
                                    

Warning !

Buat yang belum 18 +, harap di skip ya. Nanti otak polosnya teracuni :v Tapi kalau dah gak polos lagi, gaskan ajalah <3



"Apa kau tidak kedinginan?" tanya Edward sembari menarik tubuh Lauren yang kini tengah bersandar di atas tubuh kekar Edward agar tubuh wanita itu bisa mendapatkan kehangatan yang menguar dari tubuh Edward

"Tidak, kau memelukku sangat erat seperti ini, bagaimana bisa aku kedinginan?" ucap Lauren sembari mendongakkan kepalanya dan memamerkan senyuman manisnya kepada Edward

Cup.

Kecupan itu dengan cepat mendarat di bibir Lauren, tubuh Lauren membeku ketika ia mendapatkan serangan tiba – tiba itu. Sungguh, sebenarnya Lauren masih merasa canggung jika berbicara soal ciuman, karena di otak wanita itu, masih segar kejadian beberapa jam lalu antara dirinya dan Edward. Dimana mereka berciuman panas di hamparan pantai biru luas yang hanya diisi oleh mereka berdua.

Blush.

Memikirkan ciuman panas mereka beberapa jam yang lalu, pipi Lauren langsung memanas. Dengan cepat, wanita itu kembali mengahlihkan pandangannya ke langit hitam yang dipenuhi oleh taburan – taburan bintang.

"Langitnya sangat cantik ya?" tanya Lauren sembari tersenyum kecil

"Ya, tapi wanita yang saat ini berada di pelukanku jauh lebih cantik. Langit pun kurasa iri dengan kecantikannya"

Lauren tersentak malu ketika ia mendengar gombalan kesekian yang keluar dari mulut suaminya itu. Tangan Lauren langsung bergerak untuk menyikut perut keras pria itu

"Jangan menggodaku lagi!" ucap Lauren sembari mengerucutkan bibirnya dengan lucu. Tentu saja, hal itu membuat Edward tertawa puas.

"Aku tidak menggodamu nyonya, aku memujimu"

Lauren mendengus kesal ketika ia mendengar ucapan Edward tersebut. Pria itu tertawa sangat puas ketika ia sadar bahwa Lauren tak berniat untuk melawan ucapannya lagi.

Lauren kemudian menundukkan kepalanya. Saat ini, perut ramping milik wanita itu sedang dibelit oleh tangan kekar Edward. Tatapan wanita itu langsung berubah sendu ketika ia tak mendapati cincin pernikahan mereka di salah satu jari tangan Edward tersebut.

Hell, Lauren. Pria itu sudah membuang cincin pernikahan kalian, kenapa kau masih berharap pria itu mengenakan duplikat cincin pernikahan kalian?

"Edward..."

Lauren memanggil nama Edward dengan suaranya yang begitu halus.

"Eumh? Ada apa?" tanya Edward sembari menatap wajah istrinya yang saat ini sedang menundung dari samping wajah wanita itu.

Untuk seperkian detik, Lauren tak menjawab pertanyaan pria itu.

Lauren malah sibuk meraih tangan kekar pria itu yang sedari tadi membelit perut rampingnya. Sembari berpikir, Lauren memainkan jari – jemari milik pria itu. Lauren memilin - milin jari jemari itu yang terasa sangat hangat.

"Ada apa, sayang?" tanya Edward sembari tersenyum lembut ketika dirinya diabaikan oleh Lauren.

Lauren yang kembali mendengar pertanyaan itu langsung menolehkan wajahnya ke samping untuk menatap Edward. Jarak diantara mereka semakin menipis, bahkan, Lauren bisa merasakan deru nafas pria itu yang sarat dengan aroma mint segar.

"Kalau aku mati, apa yang akan kau lakukan?"

Pertayaan itu keluar dari mulut Lauren dengan begitu mudahnya.

In Your EyesTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon