57. Club

13.5K 779 35
                                    

Apakah tuan sudah buta hingga tuan tidak bisa melihat seberapa besar rasa cinta nona kepada anda?

Tak bisakah tuan sedetikpun menjaga perasaan nona Lauren?

Apakah sesulit itu seorang suami mengatakan keberadaannya kepada istrinya sendiri?

Apa karena dia adalah anak seorang pembunuh, maka tuan ingin menjadikannya seorang pembunuh juga?

Saya menyembunyikan masalah penyakit nona Lauren karena nona Lauren yang memintanya

Semua kalimat – kalimat yang diucapkan oleh Lucia kepada Edward seminggu yang lalu, kini kembali berputar di dalam otak Edward berulang – ulang layaknya kepingan kaset yang rusak.

"Tolong segelas lagi" ucap Edward sembari menyodorkan gelas kosongnya pada seorang bartender pria yang berada di hadapannya

"Baik, tuan" ucap bartender pria itu dengan patuh sembari kembali mengisi gelas kosong Edward untuk yang kedua kalinya

Saat ini, Edward sedang menghabiskan waktunya di bar. Entah kenapa, ia tak ingin pulang ke rumahnya mala mini, karena hari ini, Lucia dan Loco sudah meninggalkan rumah mereka. Edward takut menghadapi Lauren hanya berdua saja. Ia sangat merasa bersalah pada wanita itu.

Meskipun Edward berada di bar, namun ia menahan dirinya untuk tidak mabuk karena Edward memang mendatangi tempat ini bukan untuk mabuk namun untuk mengisi waktu kosongnya hingga subuh menjemput, agar saat Edward pulang nanti, dirinya mendapati Lauren sudah tidur dengan tenang di kamar wanita itu

"Claudia, tolong berikan minuman ini ke meja nomor 14"

"Baik..."

Edward mengahlihkan pandangannya dari gelasnya yang masih berisi martini menuju ke sumber suara yang terdengar familiar itu.

Saat Edward menengadahkan kepalanya, matanya tanpa sengaja melihat sosok Claudia yang saat ini tengah memakai pakaian pelayan club itu. Pakain ketat dan pendek berwarna hitam yang terlihat sangat menyesakkan.

Edward meringis kasihan saat melihat Claudia seperti tidak nyaman dengan kostum kerja anehnya itu. Sesekali, Claudia nampak menarik rok pendeknya yang hanya menutupi pangkal pahanya, Claudia juga nampak menyilangkan tangannya di depan dadanya

Apa yang dilakukan oleh wanita itu disini? Apa wanita itu bekerja disini untuk menambah pendapatan keluarga mereka? Apakah perusahaan Carmen tidak mendapatkan cukup uang dari kesepakatan mereka dengan Perusahaan GueZ bulan lalu?

"Apa kau bisa memanggil wanita itu untuk menemaniku?" tanya Edward pada bartender pria yang ada di hadapannya sembari menunjuk ke arah Claudia dengan menggunakan dagunya

Bartender pria itu mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Edward.

"Maaf tuan, ada peraturan disini yang tidak memperbolehkan para pegawai untuk menemani pengunjung" ucap bartender itu dengan sopan sembari tersenyum

Mendengar ucapan bartender pria itu, tangan Edward langsung bergerak untuk mengambil dompetnya yang berada di saku celana bahan warna silvernya. Ia mengambil dompet itu dan menarik beberapa lembar uang bernilai 100 dollar Amerika (100 dollar Amerika = 1.470.000 Rupiah)

"Panggil dia" ucap Edward sambil tersenyum dan menyodorkan beberapa lembar uang dollar itu ke hadapan bartender itu

Bartender itu menegak ludahnya dengan kasar ketika melihat lembaran – lembaran uang itu yang sungguh sangat menggoda imannya. Seketika, Bartender itu seolah – olah melupakan apa yang baru saja dikatakannya. Tangannya bergerak untuk mengambil uang itu dan menyimpannya ke dalam saku celananya

In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang