Bagian 35: Mendekat

759 40 2
                                    

Saat jam pelajaran olahraga, yang dilakukan Elsa hanya duduk di bawah pohon mangga dan melihat teman-temannya bermain bola
Basket. Dari kejauhan Pak Raka menatap Elsa dengan tatapan aneh dan sesekali menatap anak muridnya yang sibuk dengan permainan basket. Pak Raka pun mengambil botol air yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri, di dalam lapangan basket.

Pak Raka berjalan santai ke arah Elsa yang memainkan ranting pohon seorang diri.

"Elsa" panggil Pak Raka dengan suara pelannya.

Hal tersebut tidak luput dari perhatian Dava yang sedang sibuk berlarian menggiring bola yang akhirnya direbut juga oleh Ericko. Dava berhenti di tengah lalu melihat adegan Pak Raka yang menyodorkan botol minum warna hitam kepada Elsa dan nampak di tolak.

Sementara itu Elsa menatap Pak Raka yang memanggilnya "iya pak?"

"Ini minum buat kamu. Kamu kelihatannya capek" ucap Pak Raka sembari memberikan botol minum miliknya kepada Elsa

"Nggak usah Pak. Saya nggak haus" ucap Elsa dengan sopan. Beruntungnya Elsa masih mengingat jika Pak Raka adalah gurunya, jika bukan mungkin Elsa akan mengatakannya dengan ketus.

"Kalian lanjutkan mainnya. Bapak urus anak didik bapak yang malas" teriak Pak Raka yang ditujukan ke seluruh murid IPA 1 yang sedang bermain basket berlawanan tanpa pola.

Pak Raka pun duduk di sebelah Elsa namun sedikit menjauh dengan jarak 2 meter. Fokus pandangannya ke arah lapangan basket, namun terus berucap dengan Elsa.

"Saya tau kamu kan yang nyebarin nomor saya ke seluruh teman sekelas kamu? Tapi saya diem aja" ucap Pak Raka tiba-tiba yang justru membuat Elsa ingin mencabik mulut gurunya tersebut. Mau di apakan ya terserah Elsa, kartu nama itu sudah menjadi milik Elsa.

"Iya Pak. Soalnya saya nggak ada waktu buat ngechat bapak. Pas saya nawarin ke temen-temen yang lainnya, mereka mau mewakili, yaudah saya kasih" ucap Elsa sembari bangkit dari duduknya kemudian berjalan ke arah lapangan basket, mencari tempat duduk yang tepat agar Pak Raka tidak lagi mendekat ke arahnya. Sampai Elsa memilih duduk di sebelah Silvia yang memang hanya menjadi penonton seperti Elsa.

Dari ekor mata Elsa, Elsa bisa melihat jika Pak Raka masuk ke dalam lapangan basket lalu bersandar ke jaring besi pembatas lapangan ini. Mata Pak Raka sibuk mengamati permainan yang ada dan sesekali menatap ke arah Elsa yang hanya diam bersama dengan salah seorang temannya.

"Kalian bisa kembali ke kelas. Saya sudah menyelesaikan jam pelajaran ini" ucap Pak Raka kemudian beranjak pergi dari lapangan basket menuju ke ruang guru. Membuat Elsa bernafas lega lalu ikut berdiri bersama dengan Silvia.

Beriringan berjalan ke arah kelas dan bersantai dulu karena setelah ini masih ada waktu istirahat setengah jam dan ada waktu pelajaran tersisa selama satu jam. Waktu masih panjang untuk berganti pakaian sekarang.

Elsa memainkan ponselnya, tidak ada notif apapun dan dari siapapun yang masuk ke ponselnya. Elsa pun memasukkan ponselnya ke dalam ransel lalu menyambar seragam yang tergantung di kursi hendak berganti pakaian yang diikuti juga oleh Kalila dari arah belakang.

*****

Dava menatap punggung Elsa yang mulai meninggalkan sekolah, berdiri di dekat halte karena mungkin Viona tidak bisa menjemput kakaknya tersebut.

Elsa duduk di halte sebrang sekolah bersama dengan siswa yang lain. Yang juga menunggu jemputan atau menunggu angkot karena hanya disini lah tempat redup untuknya bisa berteduh dari panasnya siang hari

Getaran ponsel di saku Elsa, membuat gadis itu yang tadinya berdiam kini memiliki kegiatan

❤️: Yang, aku tunggu di perempatan 100m dari sekolah

BackstreetWhere stories live. Discover now