Bagian 15: Kelompok Biologi

899 44 1
                                    

Kali ini pembahasan materi tipe-tipe perkecambahan pada tumbuhan, materi yang dibahas Pak Deni-guru Biologi cukup banyak.

Elsa memperhatikan apa yang disampaikan Pak Deni kali ini. Pembahasannya pun cukup menarik, mudah dipahami dan tidak bertele-tele seperti guru yang lainnya, kadang lucu dan kadang serius. Tergantung waktu dan situasi yang pak Deni inginkan

"Jadi tumbuhan kecambah itu ada 2 anak-anak, ada Hipogeal dan Epigeal. Contoh Hipogeal dan Epigeal ada yang tau?" Tanya Pak Deni sembari menyapukan pandangannya ke seluruh area kelas XII IPA 1, salah satu kelas yang Pak Deni favoritkan karena selalu aktif dalam pertanyaan dan menjawab pertanyaan

Elsa pun mengacungkan tangannya ke atas tinggi-tinggi

"Iya Elsa" ucap Pak Deni sembari menunjuk Elsa menggunakan spidol warna-warni di tangannya

"Kalau salah nggak apa-apa ya pak. Kalau Hipogeal itu contohnya jagung, kalau Epigeal contohnya kacang hijau pak" ucap Elsa. Kebetulan semalam yang Elsa pelajari adalah bab ini. Dari buku dan dari internet selalu ia pelajari bersama. Maka tidak heran jika Elsa selalu mendapatkan peringkat 1 atau paling tidak peringkat 2 di kelasnya, bersaing dengan Jeremy sang ketua kelas

"Betul itu yang di ucapkan oleh Elsa. Hipogeal itu yang kotiledon nya berada di bawah tanah, kalau Epigeal itu kebalikannya dari Hipogeal. Jadi paham ya anak-anak?" Tanya Pak Deni dengan ramah yang langsung diiyakan oleh seluruh siswa di kelas ini

"Selanjutnya, bapak akan membentuk kelompok 5 orang anggotanya, karena siswa di kelas ini 30 orang maka akan ada 6 kelompok. Sesuai absen dan jangan bertukar-tukar dengan anggota kelompok lain ya. Lalu untuk tugasnya adalah kalian harus mengumpulkan biji Hipogeal dan Epigeal. Serta memberi kesimpulan, di ketik seperti biasanya. Dikumpulkan minggu depan. Untuk pertemuan kita hari ini sampai disini saja" ucap Pak Deni dengan menutup materinya kali ini

Lagi-lagi Elsa satu kelompok dengan Dava, Danisa, Darwin dan Ericko membuat Kalila harus mendengus pasrah karena ini merupakan keputusan guru. Kalila sendiri sebenarnya menginginkan untuk satu kelompok dengan Dava agar proses pendekatannya semakin berjalan lancar tanpa hambatan.

"Lagi lagi lo sama Dava Sa. Pokoknya lo harus ngawasin dia seperti biasa. Jangan sampai dia deket sama cewek lain" pesan Kalila kepada Elsa yang mendapatkan kesempatan emas sekelompok bersama dengan Dava

"Iya Lil. Gue awasin deh si Dava" ucap Elsa yang sebenarnya cukup senang karena dirinya di bersamakan dengan Dava. Memberinya waktu untuk dekat dengan Dava meskipun tetap terbatas yang namanya backstreet.

"Makasih ya Sa" ucap Kalila dengan senyum senangnya. Jika Dava tidak bersamanya, setidaknya ada Elsa yang bisa menggantikannya dalam menjaga Dava dengan lebih dekat dan mengawasi Dava dengan sedikit lebih baik

*****

Jika biasanya saat istirahat Dava dan Darwin berkumpul bersama dengan teman-temannya yang berada di area pojok kantin, kini mereka berdua harus bersama dengan Elsa, Denisa dan Ericko untuk membahas pembagian kelompok Biologi yang baru saja diberikan oleh Pak Deni. Tentu demi nilai untuk mereka juga

"Jadi soal ngetik nya serahin ke gue sama Darwin. Kebetulan rumah kita deketan jadi gampang nanti kalo janjian. Kalau cari biji-bijian nya kalian bertiga gimana?" Tanya Denisa kepada ketiga anggota kelompoknya yang lain. Sedangkan Darwin hanya tersenyum-senyum saja, ia dipermudah kan oleh Denisa kali ini. Memang beruntungnya mereka ada di kelompok yang sama dan dengan rumah yang bertetangga dekat.

"Gue yang bagian print aja. Ada turnamen basket Minggu ini dan gue belum tentu bisa kelompok" jawab Ericko dengan cepat. Memang Ericko adalah ketua tim basket SMA Merdeka, jadi tidak mungkin ia memiliki waktu luang sementara dalam Minggu ini ada turnamen

"Ya udah, gue sama Elsa bagian cari biji-bijian nya juga nggak papa" jawab Dava dengan menahan senyumnya. Setidaknya ini bisa dijadikan kesempatan Dava untuk bisa keluar bersama Elsa tanpa harus memakai masker dan perlengkapan lainnya seperti biasa. Menghirup udara kebebasan dan ini adalah momen terbaik dalam hidup

"Tapi nggak bisa hari-hari ini ya. Gue mau ada acara sama bokap di Bogor" alibi Elsa saat ia mengingat jika besok ada acaranya dengan Dava di Bandung, menonton band indie yang tiketnya sudah dibeli oleh Dava beberapa waktu yang lalu

"Pokoknya terserah kalian. Yang penting Minggu depan udah ada" ucap Denisa yang dijawab anggukan oleh Dava dan juga Elsa

Sementara itu Dava masih bingung, Elsa tidak pernah mengucapkan apa-apa mengenai ada janjian dengan papa nya yang memang bertugas di Bogor. Atau paling tidak pamit dengan Dava. Biasanya jika Elsa akan kemana-mana maka Dava adalah orang yang tau lebih dulu ketimbang lainnya. Kali ini tidak

"Gue balik dulu kalo udah" ucap Darwin sembari bangkit dari duduknya kemudian menepuk pundak Dava. Memberi kode ke Dava agar mengikutinya bergabung dengan Martin, Kemal dan juga Nino yang sudah menunggu di meja paling pojok dekat stand soto

"Gue juga balik" ucap Dava yang akhirnya mengekor di belakang Darwin

Ericko pun akhirnya ikut pamit, meninggalkan Denisa dan Elsa yang saling bertatapan. Kebetulan, Elsa dan Denisa tidak sebegitu akrab. Mereka berbicara banyak hanya ketika ada momen-momen kelompok bersama atau saling bertukar tugas. Selebihnya mereka hanya berbicara seperlunya dan selesai

"Gue mau pesen bakso. Lo mau sekalian?" Tanya Elsa sembari bangkit dari duduknya. Kali ini ia bersama dengan Denisa. Karena Kalila sedang di kelas bersama dengan kelompoknya juga, membahas pengumpulan tugas Minggu depan. Sama sepertinya

"Boleh" jawab Denisa yang langsung diiyakan oleh Elsa

Gadis dengan tubuh ramping itu pun memasuki salah satu stand kemudian memesan 2 bakso dan 2 teh kotak. Lalu Elsa membawanya kembali ke meja di mana Denisa duduk seorang diri.

Mereka berdua makan dalam diam sampai ponsel milik Elsa bergetar diatas meja, menampilkan chat dari inisial A disana

A: kamu mau ke Bogor? Kok aku baru tau

Elsa pun membuka Chat tersebut lalu mengetikkan balasan dengan cepat

Elsa: enggak. Katanya mau nonton band indie. Ya aku bilangnya mau ke Bogor aja biar nggak ada yang curiga. Gitu aja bego

A: oke sayang. Selamat makan

Tidak lagi membalas, Elsa justru memasukkan ponselnya ke saku kemeja seragam. Menikmati kembali makanan yang ada di depannya

Bukan maksud Elsa acuh terhadap Dava, hanya saja Elsa tidak mau dicurigai yang macam-macam oleh yang lainnya, terlebih Denisa yang sejak dari tadi menatap Elsa dengan penuh selidik, seperti ada yang dicurigai. Elsa tidak langsung menatap mata itu, tapi dari ekor mata Elsa jelas terlihat bagaimana tatapan Denisa terhadapnya. Terlebih saat Elsa membalas sebuah pesan yang masuk. Entah karena Denisa memang memiliki sifat yang seperti itu atau memang curiga dengan Elsa. Namun tentang apa

BackstreetWhere stories live. Discover now