Bagian 14: Tentang Mereka

983 47 1
                                    

Tirai melambai-lambai di kamar kemal, beriringan dengan suara tukang bakso lewat di depan rumah. Siang memang seperti itu, terlebih suara bakso dorong itu akan berhenti jika kakak Kemal membelinya.

Hari ini jadwal memainkan PS bersama, kaset game keluaran terbaru sudah diluncurkan dan sudah terbeli oleh Kemal. Membuat yang lainnya bersemangat untuk datang dan mencobanya

Sekedar info, dalam satu geng ini yang jomblo hanyalah Martin dan Dava. Dava hanya jomblo di depan umum, bukan di depan keluarganya/ keluarga Elsa. Maka dari itu Dava dan Martin yang memang memiliki wajah di atas rata-rata selalu menjadi bahan bully an teman-temannya, menjadi bahan ledekan dan selalu di olok-olok karena di anggap menyia-nyiakan ketampanannya.

"Anjir. .dari tadi kalah mulu perasaan" ucap Kemal sembari membanting stik PS nya di atas karpet. Sudah ke enam kali ini Kemal kalah bermusuhan dengan Nino atau pun Martin

Sementara Darwin dan Dava justru tertawa terbahak-bahak melihat kekalahan berturut yang dialami oleh Kemal. Mungkin keberuntungan Kemal tidak berada di game tersebut

"Sabar aja. . Yang beli kaset nya lo bukan berarti pawangnya lo" ucap Martin sembari meletakkan stik PS diatas meja kembali, kini berganti Darwin yang maju melawan Kemal

"Semangat abang Darwin" ucap Dava kemudian memijit-mijit pundak Darwin yang berada di bawahnya. Karena posisi Dava saat ini ada di atas ranjang bersama dengan Martin

"Kalo gue menang, lo harus beliin gue bakso Dar" ucap Kemal dengan badan yang sudah berkeringat dingin. Meskipun ini hanyalah PS, tapi ini juga termasuk ajang kemampuan diri. Kemal tidak mau menjadi kalah terus menerus

"Gampang" jawab Martin yang berhadiah pelototan tajam dari Darwin. Pasalnya meskipun badan Kemal tergolong kecil, tapi jika mengenai makan, porsi Kemal malah 2× lipat orang gemuk. Yang ada jika Darwin sampai kalah, maka akan menghabiskan selembar ratusan ribu yang tersisa di dompet

"Kalo lo kalah lo yang traktir kita-kita Mal" tambah Dava yang kini berhadiah toyoran dari Kemal. Jumlah Kemal hanya satu orang, sedangkan teman-teman nya ada 4

"Gue setuju itu" ucap Nino dan Darwin kompak. Kebetulan perut mereka sudah lapar dan penjual bakso yang lewat di depan rumah Kemal setiap hari lebih dari 10. Nyaris setiap jam nya ada. Mulai dari Bakso Solo, bakso Palembang, Bakso Malang, dan masih banyak lagi yang tidak mereka hafal.

"Orang kaya nggak boleh pelit" ucap Dava kemudian terkekeh

"Apa kabar yang lebih kaya? Yang bokap nya kerja di Penerbangan" ucap Kemal

Dava yang tersindir justru terkekeh "kan bokap gue bukan gue" jawabnya

"Berani nggak lo Mal?" Tanya Darwin yang sudah bersiap dengan stik PS di tangannya. Padahal kaset game yang dibeli Kemal hanyalah balapan mobil, itu pun sangat mudah. Hanya saja Kemal tidak bisa mengendalikan lajunya. Sampai-sampai Kemal kalah dalam setiap permainan secara beruntut

"Nantangin lo" ucap Kemal

"Sem__"

"Jomblo diem aja" potong Darwin saat Martin hendak menyemangati kedua temannya yang sedang bersaing saat ini. Memperebutkan abang tukang bakso yang akan lewat nanti. Nino, Martin dan Dava masih tetap di team Darwin dan mendoakan agar Darwin menang. Maka otomatis mereka berempat akan kebagian bakso. Jika Kemal yang menang maka hanya Kemal lah yang menikmati bakso nanti.

"Nanti kalau gue ada cewek lo kalah saingan" jawab Martin "ya gak Dav?" Tanya Martin terhadap Dava yang tengah memperhatikan layar tv di depannya

"Bener Tin Patin" jawab Dava

"Martin ya Dav bukan Fatin penyanyi" sangkal Martin dengan nada ketus. Ia memang tidak menyukai jika namanya diubah-ubah atau diganti menjadi salah satu nama ikan atau salah satu nama penyanyi berhijab yang sudah naik daun itu

"Dav, gue ada temen nih. Cantik, seksi, rambutnya panjang. Lihat nih" ucap Nino sembari menunjukkan gambar seorang cewek yang memang good looking di mata Dava. Namun tidak sebanding dengan Elsa yang imut dan lucu tersebut

Dava berdecak "nggak minat Nino. Tawarin ke si Martin tuh" ucap nya sembari mengambil alih ponsel Nino kemudian menunjukkannya kepada Martin. Lagi pula jika dari segi ketampanan, mereka berdua 11 12. Kalau Martin, hanya sedikit lemot ketimbang yang lainnya. Tapi bisa lah untuk di bimbing

"Cantik juga. Temen ngapain?" Tanya Martin yang langsung menimbulkan senyum di wajah Nino

"Teman waktu clubbing" jawab Nino dengan cengengesan. Karena memang Nino hobi sekali mendekati yang namanya clubbing. Tapi jangan salah, Nino ke clubbing bukan untuk minum-minum, melainkan untuk duduk dan ngobrol dengan temannya yang kebetulan bartender di sebuah club malam. Dan bonusnya Nino selalu mempunyai teman-teman gadis yang cantik seperti yang Nino tunjukkan tadi. Meskipun begitu, pacar Nino yang bernama Tara adalah perempuan yang kalem dan lemah lembut seperti seorang bawang putih. Memang aneh dunia ini.

"Astaghfirullah Nino. Mending gue Tara nya aja dari pada yang itu" jawab Martin sembari memberikan ponsel Nino kepada pemiliknya lagi. Martin tidak menyukai perempuan yang hobi clubbing. Yang Martin inginkan adalah perempuan seperti Tara tapi tidak pernah ia temukan selama ini.

"Enak aja lo" jawab Nino kemudian melengos begitu saja. Tidak lagi tertarik berbicara dengan Martin lebih lanjut. "Gue jadi bingung tipe si Dava kayak apa gitu lho. Jangan-jangan lo homo lagi Dav" sambungnya dengan heran, karena Dava tidak pernah membicarakan perempuan atau terlihat tertarik dengan lawan jenis. Lingkar kehidupannya pun setahu Nino, hanya sebatas dengan keempat temannya dan keluarganya. Tidak ada lingkar dengan perempuan. Kecuali Kalila yang mengejarnya dan Dava yang acuh begitu saja

"Yang nggak kayak Kalila ya Dav" sahut Darwin dengan jemari yang bergerak diatas stik PS dan mata yang menatap lurus ke layar tv

"Betul. Lo emang temen yang paling ngerti" ucap Dava yang langsung mengacungkan jempolnya ke arah Darwin

"Homo sama si Darwin kali" ucap Martin kemudian tertawa sendiri dan diikuti oleh tawa Nino

"Sama lo kali. Kan kalian berdua sama-sama jomblo. Kalo gue kan ada Sindi" bantah Darwin yang merasa tidak terima dengan ucapan Martin kali ini. Sekedar info, Sindi yang di maksud oleh Darwin adalah tetangga Darwin sendiri yang sekarang sedang kuliah di Bandung. Umur 2 tahun lebih tua dari Darwin dan mereka jarang bertemu. Hanya sebatas itu, dan infonya, Darwin sekarang sedang mendekati adik kelas.

"Sindi yang tetep mau sama lo, padahal lo selingkuhin itu" timpal Kemal yang akhirnya ikut angkat bicara meskipun poinnya sudah tertinggal jauh dari Darwin dan mungkin memang Kemal harus mentraktir teman-teman nya kali ini.

"Berisik. Lo mending kenalan sama temennya Nino yang tadi. Kasih tunjuk ke Kemal Nin" ucap Darwin yang langsung dituruti oleh Nino. Nino paham maksud dari Darwin, merubah fokus Kemal dan Kemal akan mengalami kekalahan, mereka pun akan di traktir bakso

"Sialan. Jangan gini dong" ucap Kemal sembari menyingkirkan ponsel Nino dari depan matanya. Karena ponsel Nino yang menghalangi pemandangan, kini mobil balap yang dikendalikan Kemal menjadi menabrak garis pembatas "awas lo Nin" tambah Kemal dengan mata melotot seperti akan terlepas dari tempatnya

Martin dan Dava justru tertawa karena kerjaan Darwin dan Nino cukup besar pengaruhnya dengan kekalahan Kemal saat ini. Dan sudah dapat dipastikan jelas jika Kemal akan mentraktir teman-temannya.

BackstreetWhere stories live. Discover now