Bagian 55: Akhir

1.6K 55 7
                                    

Pagi sekali sebelum ke sekolah, Elsa mendatangi rumah Kalila yang berada di Jl. Flamboyan. Mengetuk pintu berwarna putih secara berulang. Menyebut nama orang tua Kalila, dan nama Kalila secara berulang. Tidak terdengar sama sekali suara-suara dari dalam rumah, atau sekedar suara orang memasak. Garasi kosong dan terlihat sepi.

"Lil buka pintunya. Kita perlu ngomong. Sekali aja tolong" ucap Elsa dengan suara terisak sembari menggedor pintu.

Ponsel Elsa berulang kali bergetar tapi ia abaikan begitu saja. Tidak mempedulikan panggilan atau chat dari siapapun.

"Nyari siapa non?" Tanya seorang ibu-ibu muda yang kebetulan lewat dan merupakan tetangga dekat Kalila

"Kalila Bu" jawab Elsa

"Oh Kalila, Kalila sudah pindah bersama keluarganya semalam" ucap Ibu-ibu dengan daster warna biru tersebut

"Pindah kemana Bu kalau boleh tau?" Tanya Elsa

Ibu-ibu itu menggeleng "kalau itu saya kurang tau, kata tetangga lainnya sih ke Batam atau ke Sulawesi. Saya kurang tau non. Kalau begitu saya permisi"

"Terimakasih ya Bu" ucap Elsa. Ibu-ibu itu mengangguk lalu kembali melanjutkan perjalanannya.

Elsa terduduk di kursi kayu yang berada di teras. Elsa terlambat mendatangi Kalila, terlambat mempertahankan persahabatannya. Semuanya terasa kacau. Elsa kehilangan Kalila sekarang.

Air mata Elsa tidak bisa di tahan untuk sekarang, meskipun Elsa sudah berusaha membendung air matanya sekeras mungkin. Hatinya sakit saat kehilangan Kalila, sahabat yang paling baik. Dan Elsa mengorbankan Kalila demi Dava. Elsa memang tidak akan pernah pantas untuk disebut sebagai seorang sahabat.

Elsa mengecek ponselnya, ada panggilan tidak terjawab dari Dava sebanyak 12 kali dan ada spam chat yang masuk dalam benda pipih tersebut.

Dava: Sa dimana?

Dava: aku di rumah kamu. Kata Anna kamu udah berangkat sejak tadi

Dava: jangan bikin aku khawatir sayang

Dava: bukan begini konsep kalau kamu dibenci Kalila. Jangan menyakiti diri kamu sendiri

Dava: Sa angkat telepon aku

Dava: kamu udah di sekolah?

Dava: Elsa jangan macam-macam. Nanti film Frozen berakhir

Dava: canda Frozen

Elsa menekan tombol panggilan, tidak seberapa lama, Dava sudah mengangkatnya dari seberang sana

"Kamu dimana Sa?" Tanya Dava panik

"Di rumah Kalila" jawab Elsa

"Aku kesana sekarang. Tunggu" ucap Dava. Panggilan langsung berakhir seusai itu.

Ditinggal Kalila benar-benar menjadi patah hati Elsa untuk pertama kalinya. Ia tidak pernah menyangka jika sakitnya sampai seperti ini. Seperti kehilangan separuh nyawa yang ada. Katakan Elsa alay, tapi memang seperti itu rasanya kehilangan seorang Kalila yang notabene nya menjadi sahabat dan orang yang selalu ada saat Elsa membutuhkan. Dari sini Elsa bisa menilai jika dirinya sendiri lah yang jahat dalam persahabatan, menjadi tokok antagonis dan bersikap tidak adil dalam penokohan.

***

Dava mengikat rambut Elsa yang terurai. Ikatan yang dibuat Dava benar-benar rapi. Tidak seperti hari sebelumnya. Dari dalam mobil, Elsa masih menatap rumah Kalila yang kosong, tatapan nanar dilontarkan Elsa. Elsa diam saat rambutnya diikat, matanya sudah kering untuk sekedar menangis. Menangis juga tidak akan membuat Kalila bisa kembali. Mungkin ini menjadi akhir dari persahabatannya.

BackstreetWhere stories live. Discover now