Bagian 2: Flashback 1

2.8K 145 2
                                    

*Flashback On*

Hari Mos yang begitu melelahkan dengan sejumlah kegiatan yang membosankan sudah cukup dilalui Elsa selama 3 hari ini di SMA Merdeka. gadis itu masih diam tak bergeming di depan gerbang sekolah, menunggu balasan chat dari Viona-Adiknya yang baru masuk ke jenjang kelas 3 SMP.

berulang kali Elsa melihat layar ponsel yang tetap redup, tidak ada tanda-tanda adanya notifikasi yang masuk hingga sebuah mobil berwarna hitam lekat dan langsung menampilkan sosok cowok berkulit putih, tatapan hangat dan senyuman yang begitu indah di mata Elsa

"Bareng gue yuk?" ajak Dava yang kebetulan tau sosok Elsa, karena mereka pernah satu gugus dalam Mos yang akhirnya berpisah di hari berikutnya, karena Elsa ada di gugus Bali sementara Dava ada di gugus Minangkabau

Elsa yang mendengarkan hal itu langsung mengernyitkan dahinya bingung, kenal tidak sudah mengajak pulang bersama

"gue bukan penculik, ini udah mau magrib. lo nggak mau pulang?"

"gue nunggu adik gue" jawab Elsa

Dava menghela nafasnya panjang kemudian berbicara kepada sopir yang berada tepat di depannya, sedikit argumen bersama dengan sang sopir, ujung-ujungnya Dava keluar dari mobil dan akhirnya mobil itu berlalu pergi

"gue temenin boleh?" Dava menatap Elsa dengan lekat. sementara yang di tatap acuh seperti tidak mengenal siapa manusia yang berada di sampingnya

"jawab kek" ucap Dava seperti memelas

"serah"

"nama lo siapa?"

"kepo?"

"Davita Elsa bukan?"

"Ya"

"nama kita sama, gue Dava Arga Pratama, sebut saja Dava. Dava ganteng juga boleh, Davavita juga boleh"

"gak jelas"

"tapi perasaan gue jelas kok sama lo"

Elsa memicingkan matanya, benar-benar sangat aneh, baru kenal 2 detik yang lalu dan Dava bisa dengan mudahnya mengutarakan sebuah perasaan? katakan saja bahwa Elsa sedang ada di jebakan batman dalam sebuah acara tv

"gue baru lihat lo 3 hari, perasaan gue udah jelas kok"

Elsa tidak menjawab apa-apa, jika masalah kadar tampan maka Dava lebih dari itu, definisi tampan saja tidak akan cukup untuk menggambarkannya

"lo suka makan lalat nggak?"

"Hah?" Elsa melongo tidak percaya dengan apa yang baru di dengarnya kali ini, pertanyaan tidak berfaedah harus masuk ke dalam telinganya dan menjadi santapan indra pendengarannya yang masih polos

"hah hoh hah hoh. lo suka nggak sama gue?"

"sama sekali" ketus Elsa

"makasih ya, lain kali gue tanya, siapa tau lo udah jatuh cinta sama gue" jawab Dava dengan memaksakan seulas senyum membuat Elsa merasakan iba dalam dirinya "lo Elsa adiknya Anna bukan?"

"mungkin yang lo maksud Elsa itu kakaknya Anna, kalau nonton kartun yang jelas jangan kaset bajakan" koreksi Elsa sembari menyedekapkan tangannya di depan dada. Sebenarnya gadis itu sangat ingin tertawa dengan penuturan manusia bernama Dava disampingnya ini namun ditahan, tidak mau jika Dava sampai ke PD am nantinya

"karena gue lebih suka kartun Dora daripada Frambozen. Tapi lebih suka lagi sama lo"

"Frozen bukan Frambozen kali"

"udah ganti nama?"

"kebanyakan nonton kartun bajakan sih" Elsa akhirnya terkekeh mendengar penuturannya sendiri. pasalnya mau bajakan atau kartun asli, akan tetap sama bagian judul, tokoh dan ceritanya. tidak ada yang berubah sedikitpun dari itu

BackstreetWhere stories live. Discover now