Bagian 43: Tidak Tau Diri

800 46 1
                                    

Motor matic Viona berhenti tepat di depan gerbang SMA Merdeka. Viona mengantarkan Elsa seperti dulu karena perjalanan Viona ke sekolahnya juga melewati sekolah Elsa.

"Hati-hati di jalan. Jangan pacaran aja, sekolah yang bener" ucap Elsa sembari memberikan helm bogo warna hitam miliknya kepada Viona

"Nggak kebalik ibuk?" Tanya Viona

"Gue nggak pernah ya pacaran di sekolah" ucap Elsa

"Iya iya percaya. Kalau semuanya udah tau, juga bakalan pacaran di sekolah. Udah dulu, adiknya Elsa Frozen mau ke sekolah" ucap Viona lalu memutar gas di tangannya. Elsa menggeleng dengan kelakuan Viona yang nyaris sama seperti kelakuan Dava. Jika jadi adik Dava, mungkin akan lebih tepat.

Elsa menginjakkan kakinya masuk ke area sekolah, melalui lobby, koridor yang cukup ramai. Sama sekali tidak ada mata yang terfokus kepada Elsa seperti di novel-novel yang sering Elsa baca. Selain karena Elsa tidak memiliki standar kecantikan diatas rata-rata, Elsa juga bukan siswa teladan di sekolahnya. Sehingga perhatian hanya akan ada jika hubungannya dengan Dava terungkap secara publik.

Kaki berbalut sepatu warna hitam itu memasuki kelas, Elsa menaruh ranselnya di atas bangku dan langsung menghadap ke arah Kalila yang diam sembari memainkan ponsel. Wajahnya datar seperti tidak menyadari dengan hadirnya Elsa.

"Lil" panggil Elsa

Kalila menoleh "dah dateng aja. Dari tadi?" Tanya Kalila

"Barusan Lil"

"Lo kemarin pergi kemana? Kok pesen taksi online segala. Kan gue bisa kali nganterin lo. Jadinya gue di ajakin main catur tuh sama Viona" gerutu Kalila. Pasalnya saat Elsa pergi, Viona justru menghalangi Kalila yang hendak mengantarkan Elsa. Viona mengajak Kalila untuk bermain catur selama beberapa jam. Saat Kalila menunggu sampai Maghrib pun batang hidung Elsa tidak juga terlihat.

"Kan gue udah bilang. Nganterin baju nyokap yang ketinggalan. Gue ke Bogor Lil" jawab Elsa

"Ya ampun Sa, gue bisa kali nganterin lo ke Bogor. Gue juga udah lama nggak ketemu tante Rosa. Tante Rosa tinggal di perumahan tentara kan?" Tanya Kalila

"Nggak usah repot-repot Lil. Gue juga udah pesen taksi online sebelum lo datang, kan nggak enak juga kalau main cancel aja. Iya mama tinggal di perumahan tentara" jawab Elsa. Wajahnya tersenyum, setidaknya Kalila tidak curiga dengan alasan Elsa kali ini. Mungkin bangkai yang di maksud oleh Kalila tempo hari belum saatnya untuk tercium.

"Kenapa lo nggak cari pacar disana? Lumayan kan punya pacar TNI. Kalau papa nya TNI, pacarnya TNI kan lengkap" ucap Kalila dengan senyum menggoda.

Elsa tersenyum tipis, satu-satunya laki-laki yang bisa membuat Elsa membuka hati hanyalah Dava. Dava yang aneh, Dava yang absurd tapi selalu memiliki cara membuat Elsa tersenyum. Elsa tidak pernah berfikir seperti yang Kalila ucapkan.

"Idih malah senyum. Jangan-jangan lo punya pacar TNI tapi nggak mau cerita sama gue" ucap Kalila lalu menggelitik pinggang Elsa sampai Elsa meminta ampun karena geli dengan tangan Kalila.

"Nanti mau nggak ke kantinnya sama gue, sama Dava juga?" Tanya Kalila tiba-tiba

"Emangnya Dava mau?" Tanya Elsa. Pasalnya Dava tidak mengatakan apapun saat mengirim chat pagi tadi. Hanya mengatakan selamat pagi, jangan lupa sarapan, hati-hati di jalan, dan mengatakan jika Dava merindukan Elsa. Tidak ada yang membahas Kalila hari ini.

"Belum tanya sih. Tapi pasti mau" ucap Kalila

"Terserah lo aja. Yang penting lo seneng" ucap Elsa lalu terkekeh.

***

Sesuai dengan yang di katakan oleh Kalila, siang ini Kalila mengajak Dava dan langsung diiyakan. Tentu atas izin dari Elsa lebih dulu, dan dengan kode yang diberikan Elsa agar Dava setuju.

Dava duduk tepat di depan Elsa. Di sebelahnya ada Kalila yang terus saja bercerita mengenai hari-hari nya. Padahal Dava tidak tertarik dengan kehidupan sehari-hari Kalila.

"Dav lo hari ini ada waktu nggak? Bisa temenin gue ke toko buku? Gue ada yang mau di beli sih" tanya Kalila seusai ia menceritakan kehidupannya

Dava menatap Kalila tapi melirik ke arah Elsa yang sedang sibuk makan. Tidak memberi kode untuk memerintahkan Dava. Dengan artian Elsa tidak setuju dengan apa yang dikatakan Kalila.

"Kayaknya gue sibuk siang ini" jawab Dava lalu menyeruput es jeruk

"Kalau besok?" Tanya Kalila

"Gue selalu sibuk" jawab Dava lalu tersenyum paksa. Tidak pernah lelah Kalila mengajak Dava walau sering sekali Dava menolak

"Mingkem dulu deh. Ini belepotan" ucap Kalila sembari membersihkan sebutir nasi yang nangkring di ujung bibir Dava.

Elsa menggeram dalam hati. Sepertinya hawa cemburu masuk dalam hati Elsa. Biasanya Elsa yang melakukan kegiatan itu, kini Kalila terang-terangan di hadapan Elsa.

"Gue bisa ngilangin sendiri. Nggak usah pakai slow motion ngambil nasi sebutir aja" ucap Dava sembari menepis kasar tangan Kalila dari ujung bibirnya. Dava melihat tatapan Elsa yang berubah secara mendadak. Meskipun tidak terlihat di mata Kalila, tapi mata Dava bisa melihat perubahan itu.

"Maaf maaf" ucap Kalila

Dava mengangguk lalu berdiri dari tempatnya, pergi tanpa berpamitan. Dava berjalan ke arah keempat temannya. Elsa bisa melihat melalui ekor matanya. Kalila berdecak kesal karena Dava tidak berbicara apa-apa. Terlebih Dava nampak kesal dengan apa yang dilakukan oleh Kalila beberapa detik yang lalu. Meskipun niat Kalila sebenarnya baik, selain itu juga guna untuk menarik perhatian Dava.

"Gue salah ya Sa? Kan niat gue baik. Mau ngilangin sisa makanan. Emang salah ya?" tanya Kalila dengan wajah yang kesal

Elsa bergumam "enggak Lil. Dava lagi sensitif mungkin" jawabnya dengan senyum. Memaksa namun terlihat tulus di mata Kalila.

"Masa langsung pergi gitu aja tanpa pamitan apa-apa" ketus Kalila. Elsa hanya membalas dengan senyuman, tidak tau apa yang akan dikatakannya sekarang.

"Gimana ya biar Dava nggak dingin?" Tanya Kalila

Belum sempat menjawab, ponsel Elsa bergetar. Elsa membuka aplikasi chat, ada nama Dava yang tersemat paling atas.

❤️: Gak usah di temenin si Magadir

❤️: Emang magadir beneran

❤️: Maaf bikin kamu sakit hati lagi Elsa😭

Elsa: gapapa. Aku baik baik aja Dav

Elsa menaruh ponsel di meja kembali lalu menatap Kalila yang menatap Elsa dengan kesal.

"Kenapa Lil?" Tanya Elsa

"Lo belum jawab pertanyaan gue Elsa" jawab Kalila

"Yang mana Lil?" Tanya Elsa

"Gimana biar Dava nggak dingin lagi?" Tanya Kalila

"Nggak tau Lil. Kan gue nggak ada hubungan saudara sama Dava" jawab Elsa. Pasalnya Elsa sendiri juga tidak tau cara untuk mencairkan Dava. Dava sudah begitu hangat saat menemui Elsa pertama kali. Bahkan Dava tidak sekalipun pernah bersikap dingin pada Elsa. Jadi jika ditanya bagaimana cara mencairkan sikap Dava, tentu Elsa sendiri tidak tau bagaimana caranya.

BackstreetDonde viven las historias. Descúbrelo ahora