Bagian 13: Datang

1K 47 2
                                    

Pena yang bergerak dari arah kiri ke arah kanan, menulis berbagai rumus yang terekam di otaknya dengan jelas. Elsa menguap, matanya terasa lengket untuk meneruskan menulis hingga ponselnya tiba-tiba berbunyi menandakan ada chat masuk membuat gadis itu bergerak mencari ke sumber suara. Dan ditemukan benda pipih itu di rak buku yang berada di sebelah rak sepatu, ada chat Dava disana

A: kakaknya anna

A: aku disini

A:

A: mau otw Elsayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

A: mau otw Elsayang

Elsa: iya hati hati kakaknya diva

Selesai itu, Elsa langsung menutup buku tulisnya. Mengembalikan pulpen ke kotak pensil lalu merapikan rambutnya yang kusut. Kemudian Elsa memberi sedikit bedak di wajahnya.

Setelah semua itu selesai, Elsa pun turun ke ruang tengah. Duduk di depan tv sembari memainkan ponselnya yang redup tidak ada notif sama sekali

"Elsa" panggil Mama nya dengan suara lembut kemudian duduk di sebelah Elsa yang sudah bersila di atas sofa

"Mama" sapanya

"Tumben malam-malam begini nggak tiduran di kamar?" Tanya Rosa berbasa-basi

"Nungguin Dava ma. Katanya mau kesini" jawab Elsa

Rosa hanya mengangguk-angguk lalu mengelus rambut Elsa dengan lembut "Kalila gimana Sa?" Tanya Rosa

"Kemarin Kalila ngajakin Elsa ke rumah Dava ma. Terus Elsa turutin dan mereka barengan. Tapi baiknya, Diva nenangin Elsa ma" jawab Elsa kemudian tersenyum menunjukkan jika memang Elsa tidak apa-apa meskipun Kalila dekat dengan Dava kali itu. Membuat orang bahagia tidak ada salahnya

"Selama kamu baik-baik aja. Mama nggak papa. Semua keputusan ada di kamu sayang" ucap Rosa sembari menepuk punggung tangan Elsa

Selang beberapa waktu suara bel yang di tekan sekali membuat Elsa bangkit dari duduknya, berjalan ke arah ruang tamu lalu membukakan pintu. Aroma parfum maskulin benar-benar masuk ke indra penciuman Elsa saat itu juga, aroma yang di favoritkan Elsa sejak 2 tahun yang lalu tidak pernah berubah sama sekali. Selalu sama

"Assalamualaikum di kediaman bapak Pras, Ibu Rosa, Elsa dan Viona. Dava yang ganteng datang" ucap Dava dengan suara keras menyaingi toa. Sudah bukan lagi mengagetkan sikap Dava yang seperti itu. Selalu memberi pengumuman saat ia datang seolah hanya ada dirinya dan Elsa di rumah ini. Padahal ada Rosa di ruang tengah dan Viona di kamarnya

"Ganteng kok ngaku ngaku. Udah buruan masuk" cibir Elsa dengan ketus.

Dava pun menurut dan langsung duduk di ruang tamu, martabak manis cokelat keju yang dibelinya sewaktu di jalan pun di taruh di atas meja. Salah satu makanan favorit Elsa yang Dava cukup hafal

"Vio kemana? Nggak kelihatan. Tante Rosa juga" tanya Dava sembari melihat sekitarnya, tidak ada siapapun selain Elsa di ruangan ini. Bahkan satu pun suara tidak ada sama sekali terkecuali suara kipas angin yang terputar di langit-langit ruang tamu

"Di kamarnya. Mau ribut sama Vio?" Tanya Elsa asal. Ia tau jika Viona di jadikan satu ruangan dengan Dava pasti selalu adu mulut. Dava yang mengatakan jika Elsa cantik, dan Viona yang hobi mencibir serta membantah fakta Dava karena memilih Elsa yang memiliki kepribadian aneh dan senang mengatakan orang lain alay.

"Enggak lah sayang. Mana mungkin" jawab Dava kemudian cengengesan

"Kalila chat kamu nggak?" Tanya Elsa penuh selidik. Entah sejak kapan Elsa memiliki jiwa kepo seperti ini, padahal jauh dari itu Elsa tidak pernah mempermasalahkan mau Kalila chat Dava atau tidak

"Chat. Nanyain udah makan belum, udah mandi belum, mau kemana dan lagi apa. Udah itu aja sayang, nggak ada yang lain" ucap Dava sembari menyodorkan ponselnya kepada Elsa. Agar dapat Elsa periksa sendiri kebenarannya, daripada Elsa akan bertanya-tanya dalam dirinya sendiri atau menerka-nerka dengan ekspektasi nya.

Elsa membuka chat dari Kalila, memang benar apa yang diucapkan Dava barusan. Dan Dava hanya membalas dengan iya, tidak, udah dan belum. Tidak ada baik-baik nya sama sekali.

"Dav, kamu bales nya jangan singkat-singkat gini dong. Kan kasian Kalila nya" protes Elsa dengan tatapan tajam ke arah Dava yang hanya berdiam dengan wajah datarnya

"Ya gimana Sa. Aku itu nggak bisa baik-baik ke cewek selain kamu" ucap Dava dengan jengah. Memang tidak hanya Kalila yang mengirimkan chat semacam itu, tapi berbagai gadis yang satu sekolah dengannya pun banyak dan nyaris setiap hari. Jangankan dibalas, dilihat saja tidak. Dava langsung memasukkannya ke dalam arsip. Hanya Kalila lah yang seperti special, selalu dibalas karena atas dasar permintaan Elsa. jika tidak, Dava tidak akan menggubrisnya sama sekali.

"Dav tapi kan kam__"

"Sa, jangan paksa aku untuk berbuat lebih ke Kalila. Aku nggak mau ngasih harapan yang semakin melambung tinggi ke Kalila. Biarkan Kalila mundur dengan sendirinya nanti. Kali ini jangan paksa aku Sa. Aku minta maaf. Aku bisa mengabulkan semua keinginan kamu, tapi nggak dengan ini" potong Dava.

Sebenarnya Dava memang tidak menginginkan Kalila untuk berharap lebih, bahkan gadis itu berkeinginan untuk menyatakan perasaannya. Seusai ini Elsa meminta apa? Menjadikan Kalila yang kedua? Tidak akan Dava kabulkan.

Elsa mengangguk "yaudah Dav, aku ngikut kamu aja" ucapnya pasrah. Memang Dava mulai lelah untuk terus berbuat baik dengan Kalila, dengan terpaksa dan tanpa keinginan Dava sendiri.

"Soal band indie lusa. Bisa kan Sa?" Tanya Dava

"Bisa Dav. Di Bandung kan?"

"Iya Sa"

"Jangan lupa seperti biasa" ucap Elsa dengan mengode jika gadis itu membutuhkan masker dan kacamata

"Iya Elsayang. Tenang aja. Selain aku ganteng, aku juga nggak pelupa sama kebutuhan kamu" ucap Dava dengan menaik turunkan alisnya yang hitam.

Dava memang terlihat tampan dari segi manapun. Kulit putih, alis tebal, mata indah, hidung mancung dan bibir mungil. Tidak salah jika Dava di idamkan oleh nyaris seluruh gadis di SMA Merdeka sampai detik ini.

"Siapa tau lupa. Ingatnya sama tante-tante anaknya satu, suaminya satu dan simpanan nya tante-tante" ucap Elsa dengan menahan tawanya kala gadis itu mengingat perkataan Diva tempo hari. Benar-benar ter-rekam jelas di memorinya

"Ha?" Dava hanya melongo tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Elsa barusan

"Diva bilang, kamu itu simpanan tante-tante seumuran tante Vanya. Bahkan Diva bilang meskipun mama papa kamu melarang kamu malah backstreet sama tante-tante" ucap Elsa kemudian melepaskan tawanya. Benar-benar lucu dengan mimik wajah Diva yang cukup meyakinkan lawan bicaranya. Bahkan andai Elsa tidak tau fakta, mungkin Elsa juga akan mempercayai semua itu

"Kapan? Fitnah banget si Diva" Tanya Dava dengan tidak percaya. Diva benar-benar menjelekkan dirinya di depan Elsa. Mungkin bukan menjelekkan, tapi justru memfitnah tanpa adanya bukti dan fakta. Itu semua hanya per-imajinasian Diva sendiri

"Iya iya aku tau kalau itu fitnah. Waktu ada Kalila di rumah kamu Dav" jawab Elsa setelah tawanya selesai

Dava hanya mengangguk, sekarang Dava paham jika Diva hanya ingin membuat Kalila menjauh dari Dava. Namun kenyataannya sama sekali tidak berhasil, yang ada Kalila malah sangat gencar mendekatinya dan seperti tidak mempedulikan fakta-fakta palsu yang diberikan Diva. Mungkin tidak sia-sia seluruhnya. Setidaknya sudah cukup membuat Kalila sedikit percaya dengan ucapan Diva kala itu.

Next atau enggak??

BackstreetWhere stories live. Discover now