Bagian 46: Sebuah Peluk

720 43 9
                                    

"kalau gitu gue balik dulu, udah lumayan sore juga" pamit Kalila sembari memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu menaruh sisa camilan di atas meja kembali

"Langsung balik?" Tanya Elsa

"Iya. Makasih ya rumahnya. Bener-bener nyaman. Kapan-kapan gue kesini lagi" ucap Kalila. Elsa tersenyum sembari mengangguk.

Seusai suara motor Kalila menghilang, Elsa langsung masuk ke dalam rumah. Duduk berselonjor di sebelah Viona yang sedang memainkan ponsel, mengirim chat kepada Faris.

"Sering banget kak Kalila kesini. Kayak jadi rumahnya aja. Biasanya juga seminggu sekali. Ini seminggu udah dua kali. Belum kalau besok. Viona itu cuma kasian sama Kak Elsa, kesini-kesini cuma nyeritain kalau mau ngajakin kak Dava keluar. Vio aja eneg tau nggak denger omongannya kak Kalila. Tapi kak Elsa betah-betah aja" gerutu Viona. Lantaran sejak tadi, Viona bisa menangkap percakapan antara Kalila dan Elsa. Dimana Kalila meminta saran tentang bagaimana jika Kalila mengajak Dava keluar sekedar hangout, ingin makan malam romantis. Padahal belum tentu Dava setuju. Terkecuali jika Elsa memaksa lalu belaga marah jika tidak di turuti. Viona sendiri gemas dengan sikap Elsa yang seolah mengatur-atur Dava. Meskipun Dava menurut karena dasar sayang. Tapi Viona juga tidak setuju.

"Ya masa gue usir?" Tanya Elsa

"Bilang aja kalau kak Dava itu pacar kak Elsa. Semuanya beres, biarkan waktu yang mengatur hubungan kakak sama kak Kalila" jawab Viona. Jika saja Viona ada di posisi seperti Elsa, maka Viona akan mengatakan yang sebenarnya. Hubungan dengan Dava dan bagaimana semuanya di mulai. Tapi Elsa malah menutupi satu kebohongan dengan kebohongan lain. Membahagiakan sahabatnya tapi menyakiti dirinya sendiri. Benar-benar tidak bisa diterima akal sehat.

"Nyakitin Kalila dong Vi" ucap Elsa

"Kalila Kalila Kalila. Mau sampai kapan menutupi kebohongan dengan kebohongan lain. Menutupi satu fakta dengan fakta yang lain kak? Kak Elsa nggak capek?" Tanya Viona. Viona jengah dengan apa yang Elsa lakukan, terlebih menyakiti diri sendiri dan semakin dalam mengubur bangkai.

Elsa bergumam, ia akan memikirkan apa yang Viona katakan. Tapi tidak dengan waktu yang cepat. Membuat Kalila sakit hati, adalah kesakitan tersendiri juga bagi Elsa.

"Dava udah pulang?" Tanya Elsa

"Pulang?" Tanya Viona balik lalu berfikir "lewat mana kak? Ya masih di kamar kakak lah. Ya ampun udah sore" seru Viona

Elsa langsung beranjak dari tempatnya, berlari kecil menaiki anak tangga sampai di kamarnya. Dava tidur dengan memeluk guling dengan pulas. Elsa masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintu.

Elsa duduk di sisi ranjang lalu melihat beberapa notifikasi yang muncul, ada puluhan chat dari teman-teman nya dalam satu grup

BENGEK OFFICIAL (5)

Kemal: udah mau mlm tapi si Dava nggak kelihatan

Nino: halah gue udah sampai rumah

Darwin: anjir. Gue jadinya nganterin si Martin pulang kayak sopirnya. Ngajak berantem terus sepanjang jalan

Martin: EMANG LO NGGAK BISA NYETIR BANGSAT

Nino: ihhh kasarrr😥

Darwin: BUKAN GUE YANG NGGAK BISA NYETIR. TAPI LO YANG NGGAK BISA JADI PENUMPANG YANG BAIK BANGSAT

Kemal: RONDE PERTAMA.

Nino: minum dulu bunda. MAKIN KASAR, MAKIN JADI PEMENANG

Martin: BUKAN GUE YANG NGGAK BISA JADI PENUMPANG YANG BAIK. TAPI EMANG LO YANG NGGAK BISA NYETIR. MAU MAIN NABRAK KENDARAAN ORANG. KALAU NGGAK BISA NYETIR, MOBILNYA DIJUAL AJA. UANGNYA BUAT NAIK OJEK ONLINE. JANGAN BELAGA BISA NYETIR MAKANYA!!

BackstreetWhere stories live. Discover now