49. Comeback

Mulai dari awal
                                    

Maka di sinilah Mia sekarang. Kembali bersua dengan kota ini.

****

From : edwardpangabean@sglaboratories

Rep to admin-ppic@sglaboratories
cc : arsen-productmanager@sglaboratories

Subject : Aging Product Report

Dear Rita,

Thanks infonya.

Dear Pak Arsen,

Angka tersebut cukup mengkhawatirkan.

--------------------------------------

Arsen mulai mengetikkan balasan untuk emailnya. Ia baru saja kembali ke ruangan setelah melakukan meeting bersama timnya.

Meeting? Alih-alih pertemuan, tadi itu lebih cocok disebut kuliah 2 sks. Lebih dari satu jam Arsen mengoceh, menjelaskan perkara dan strategi ini dan itu, kepada anak buahnya. Bergabung dengan perusahaan baru, Arsen menempati posisi nahkoda di tim khusus untuk ekspansi produk baru.

Karenanya ia memulai dengan menyamakan persepsi antara dirinya dan timnya. Mulai dari membahas trend saat ini, sampai menyinggung materi marketing yang dianggapnya dasar. Lelah, tenggorokannya pun terasa kering. Ia meneguk sedikit air putih yang tersedia di mejanya, lalu beranjak keluar ruangan untuk merokok dan sekedar menghirup udara segar. Kebetulan, sebentar lagi memasuki jam makan siang.

"Duh, apaan? Gue belum cek sosmed sama sekali!"

"Mia Luris! Bikin podcast. Trending twitter tau!"

Arsen sempat menangkap sekilas pembicaraan bawahannya, sebelum mereka buru-buru menatap kembali layar komputer masing-masing. Pura-pura fokus bekerja dan berharap Arsen tidak mendengar apa yang tengah mereka gosipkan, saat mereka lihat Arsen membuka pintu ruangannya.

Melihat raut tegang anggota divisinya, Arsen melangkah dengan sisa raut menyeramkannya saat memberikan "perkuliahan" tadi. Membuat yang ada di sana menahan napas, takut-takut bos mereka bakal memanggil mereka ke ruangan satu per satu untuk diuji terkait materi tadi.

Nyatanya, Arsen melewati mereka dengan tatapan tak acuh. Kemudian menghilang di balik lorong. Membuat semuanya mengembuskan napas lega.

Sementara itu, di dalam lift, Arsen segera mengecek ponselnya. Begitu menemukan apa yang dicarinya, ia melangkah cepat menuju mobilnya, kemudian berdiam di sana.

Semenit, dua menit, belasan. Arsen sangat mengenali suara itu. Tangannya meremas kemudi, begitu mendengar cuplikan kalimat dari dialog podcast tersebut.

"Dengan keadaan lo sekarang, apa yang paling bikin lo sakit?" Mia bertanya kepada narasumbernya, yang merupakan korban pelecehan seksual dan pencemaran nama baik oleh mantan kekasihnya sendiri.

"Yang miris adalah mereka nggak peduli perasaan kita, Mia. Buat mereka apa yang gue alami cuma makanan empuk buat mereka unjuk gigi," balas si narasumber.

"Unjuk gigi?" tanya Mia.

"Gue yakin lo lebih tau soal ini." Narasumber itu berhenti sejenak, seolah memberi ruang kepada Mia untuk mengingat. Luapan komentar di dunia maya, bagaimana mungkin Mia dan Arsen melupakannya?

Tanpa sadar dada Arsen terasa berat. Tenggorokannya terasa lebih kering daripada selesai "perkuliahan" singkat tadi. Beberapa saat kemudian, si narasumber wanita itu bicara lagi.

"Tanpa rasa prihatin mereka berlomba make' tagar itu supaya konten-konten mereka terlihat. Yang mereka peduliin cuma numpang keangkat lewat trending itu. Mereka nunggu momen ini, selalu siap, dan dengan senang hati ngelakuin itu."

Arsen menjatuhkan kepalanya ke sandaran jok, memejamkan matanya. Podcast itu masih berlanjut sampai beberapa menit ke depan. Meski yang menjadi topik utama adalah kisah si narasumber, tapi Arsen bisa merasakan apa yang disinggung di sana erat sekali dengan Mia.

Mia. Seorang perempuan, juga public figure. Cacatnya sosok itu, akan menjadi bahan mentah untuk diolah menjadi ulasan apapun di masyarakat. Kini, topik soal Mia memuncaki trending twitter. Liputan gosip berlomba-lomba menayangkan cuplikan podcast Mia, bahkan instagram pun dipenuhi oleh postingan-postingan terkait kemunculan Mia.

****

Waktu berputar sedemikian cepat.
Malam harinya, Arsen melewati pintu demi pintu sebelum benar-benar menuju unit apartemennya. Langkahnya terhenti ketika dilihatnya berdiri sosok wanita, tepat di depan pintu apartemennya.

"Mia?" desisnya.

------------------------------------to be continued

Akankah mereka kembali???
Yang nggak sabar kelanjutnya, bisa langsung cus ke karyakarsa. Link di bio, cari aja chapter lanjutan HEROIN sesuai bab yang mau kalian baca yaaaa

See you ❤️❤️

HEROINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang