15. End The Day with You

29.9K 2.4K 125
                                    

Menjelang sore, Arsen tiba di kedai Mia. Denting bel terdengar kala ia mendorong pintu kaca. Tonny lebih dulu menangkap kehadirannya. Sementara Mia, gadis itu tampak serius berbicara dengan seorang pria berkacamata sambil memandangi layar laptop, seolah mengarahkan sesuatu.

Arsen duduk di kursi dekat jendela. Sinar matahari sore menyorot ramah, membuat cat yang melapisi meja kayu tampak mengkilap. Ia menurunkan sedikit roller blind di sisinya demi menurunkan intensitas matahari sore. Saat itulah Tonny muncul di hadapannya.

"Pantes Mia ceria dan semangat banget hari ini, kayak pengen cepet-cepet beresin kerjaan. Ternyata ada yang ditungguin," celetuk Tonny yang langsung duduk di hadapan Arsen.

Arsen tersenyum. "Apa kabar, Ton?"

"Basi pertanyaan lo. Nggak lihat saking sehatnya, gue sampe ngeblonde rambut kayak Rose blackpink?"

Arsen tertawa. Derai tawanya terdengar hingga ke telinga meja seberang. Mia yang baru menyudahi diskusinya, menoleh. Dipandanginya sosok itu beberapa saat, demi meyakinkan dirinya bahwa yang dilihatnya bukan mimpi.

"Selesai kapan ya, Ki?" Mia bertanya ke Rizki, desainer freelance yang sering menangani projectnya.

"Paling cepet lusa. Gue kelarin orderan lain dulu. Baru ini."

"Oke. Thanks ya," ucap Mia seraya menjabat tangan Rizki.

"Sama-sama." Rizki memasukkan laptop ke dalam ranselnya. "Ton! Cabut dulu, ya!" kata cowok itu sembari melambaikan tangan.

Usai Rizki meninggalkan kedai, Mia beralih ke meja yang ditempatin Arsen.

"Kamu kok nggak pesen apa-apa?" tanya Mia ketika melihat meja Arsen masih kosong.

"Nah, ditanyain sama yang punya tuh. Duduk doang di sini semenitnya ceban!" seru Tonny.

"Ngemeng aja lo. Ga nawarin juga, kan lo?" sahut Mia.

"Tadi si Bintang udah ke sini. Tapi ini tamu maunya dilayani lo langsung. Biar berasa kayak adegan suami pulang kerja gitu," balas Tonny santai. Kini cowok itu tengah menatap layar ponselnya yang menampilkan beberapa pesan masuk

Ucapan Tonny kontan membuat Mia yang tadi memberondong Tonny dengan pertanyaan, kini terdiam.

"Nggak gitu. Tonny ngasal." Arsen buru-buru meralat.

Tonny menyeringai. "Pada salting, kan lo berdua? Udah deh ya, gue tinggal dulu. Gue mau urusin klien dulu. Banyak lagi nih job," seru Tonny menunjukkan ponselnya yang diberondong pesan oleh klien.

Tonny menggeser pahanya yang berukuran dua kali lipat paha orang normal, untuk keluar dari bilik tempatnya duduk kemudian berlalu.

"Maafin Tonny, ya. Dia biasa gitu," kata Mia, lalu duduk menggantikan Tonny.

"Nggak pa-pa." Arsen tiba-tiba membenahi posisi duduknya, lalu berdehem. "Ehm, kamu beneran udah selesai kerjanya? Aku ganggu, ya?"

"Enggak. Udah kelar kok," balas Mia dengan senyum tersungging di bibirnya yang dipoles lipstik maroon. Membuat tampilannya jauh berbeda dari terakhir kali Arsen melihatnya. "Eh iya. Kamu jadi pesen apa?"

HEROINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang