49. Comeback

23.8K 2.3K 355
                                    

MIA PLEASE, I NEED UR HELP. URGENT!!!

Hai, Mia. Sorry banget sampe spam lo gini. Gue gak tau lagi mau minta tolong sama siapa. Gue turut prihatin atas hal-hal yang lagi menimpa lo saat ini, sampe harus deactive semua sosmed. Sorry banget kalo ini terkesan gak tau diri, karena minta lo terlibat buat nyelesain masalah gue.

But, Mia. Pls check it. She's my friend. Yes, revenge porn*. Tapi di balik semua itu, gue gak bisa liat dia jatuh sendirian. Dalam hal ini, nama si cowok tetap bersih dan baik-baik aja. Gue bakal jelasin kronologi semuanya, kalo lo liat ini, tolong hubungin gue, Mia. Please...

(*Revenge porn adalah konten seksual milik pribadi yang disebarkan ke internet tanpa persetujuan.)

Mia menahan napasnya saat mengklik tautan yang ada di sana, yang langsung terhubung pada postingan di sosial media yang tengah ramai karena sebuah sex tape yang tersebar. Wanita itu bukan public figure, tapi kasus seperti ini jelas digemari para warga net. Ia masih ingat bagaimana gemparnya dulu, saat kasus yang sama menimpa mahasiswa dari kampus paling ternama di Indonesia.

Berbagai macam komentar menyertai postingan tersebut. Dari yang berbagi link full version, hingga komentar-komentar berisi hujatan karena dianggap menjijikkan. Ternyata, kasus ini sedang ramai seharian, menghiasi jagat dunia maya, hingga aksi penyelidikan tentang latar belakang wanita yang ada di video tersebut.

Hatinya seketika tergerak untuk menghubungi nomor yang tersimpan di ponselnya. Sebenarnya, ia tidak cukup dekat pada sosok pengirim pesan itu. Mereka hanya saling mengenal karena pertemanan di Sky Life.

"Halo ... Bagas*? Ini Mia."

(*Read : Win-Win Solution - HildaWardani_ )

*****

Bahwasannya seseorang bisa bertahan hidup dengan hanya menemukan seseorang yang memahaminya. Alamiah, bagi setiap manusia memiliki hasrat untuk dipahami oleh yang benar-benar peduli.

Peduli. Untuk alasan itulah Mia menerobos titik tunggunya. Kembali menyelam dalam pekatnya udara metropolitan.

Kemacetan mulai menyambut Mia, begitu taksi yang dikendarainya memasuki jalur protokol. Jakarta. Apa saja yang telah diukirnya di kota ini?

Bukan. Bukan dia yang mengukir sesuatu. Kota inilah yang membentuknya seperti sekarang. Dan magisnya, kota ini menyeretnya kembali.

"Lo yakin minta tolong ke gue? Image gue udah jelek. Yang ada dia malah dicap nggak ada bedanya sama gue."

Mia mengingat pembicaraannya dengan Bagas hari itu.

"Gue nggak bisa nemuin cara paling masuk akal selain ini. Lo cewek. Dan dari semua yang udah lo alami, sedikit banyak lo paham gimana keadaan dia sekarang."

"Tapi yang terjadi bisa sebaliknya. Well, it might be worth, or worse."

"Lebih buruk kalo gue nggak ngelakuin apa-apa," sahut Bagas, yang seketika membuat dada Mia tersengat.

"You must be really love her."

Bagas terkekeh. "Well, gue anggap sebagai sepakat ya?"

HEROINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang