29. Melawan Dunia

21.7K 2K 358
                                    

*Teruntuk Mia-Arsen yang melawan dunia*

Between the wars we danced
Between the wars we laughed
Don't wake me yet
Don't wake me yet
Steal the rest
Hasn't happened
Hasn't happened yet

Between The Wars - Allman Brown


Pagi yang sibuk, tapi Arsen harus mengemudikan mobilnya berlawanan arah dengan kantornya. Papanya jelas sedang naik darah karena Arsen terang-terangan menolak panggilannya dan malah mengubah ke mode airplane setelahnya. Alhasil, pagi ini, demi mencegah drama keluarganya semakin menjadi-jadi, Arsen bertolak ke rumahnya.

Pukul enam lewat. Namun, lalu lintas sudah cukup padat. Ia tidak akan bisa mengejar meeting pagi ini.

Setelah berbelok menuju arah Pondok Indah, Arsen menghubungi salah satu kontak melalui ponsel yang sudah terkoneksi dengan head unit di mobilnya.

"Halo, Pak." Seseorang menyapa dari seberang.

"Nada, sori ganggu pagi-pagi," sapa Arsen. "Saya mungkin datang agak siang. Ada urusan mendesak. Kalau pihak distributor datang, kamu wakilin saya dulu. Sampaikan materi yang sudah kita diskusikan kemarin." Arsen memberi pengarahan pada PIC di timnya.

"Oh, iya. Oke Pak."

"Thanks," balas Arsen yang kemudian menyudahi panggilan. Selang beberapa saat, sebuah panggilan masuk dan Arsen langsung mengangkatnya.

"Nomor kamu dari semalem nggak aktif. Kamu lagi di hutan belantara? Atau sakit?"

"Sori, Moz. Enggak, aku nggak sakit."

"Terus? Kenapa Papa kamu nelpon nggak diangkat? Dia sampe nerror aku malem-malem."

Arsen mengusap wajahnya, lalu bertanya balik tanpa menanggapi pertanyaan Moza. "Iya aku tau. Ini aku mau ke rumah. Sekarang apa lagi?"

Moza berdecak. "Bisa-bisanya kamu masih nanya setelah seharian kemarin tagar numpang mandinya kamu menuhin headline!"

Arsen mendengus kesal. Warga sini kurang hiburan atau apa, sih? Perkara cowok sama cewek sekamar aja jadi heboh!

Arsen meremas kemudi, menghela napas untuk menenangkan diri. "Jadi kamu udah lihat?" Pertanyaan tolol, pikir Arsen. Ia hanya memperjelas itu untuk dirinya sendiri.

"Semua orang juga udah pada liat, Arsen. Belum ketauan aja kalo itu kamu."

Arsen mengarahkan setir memasuki komplek rumahnya. Ia membiarkan kalimat Moza mengudara.

"Sen? Are you with me? Kamu dengerin aku nggak, sih? Kamu tau--"

"Moz, kalo kamu cuma mau ngomel, nanti aja. Aku lagi nggak mau denger itu sekarang."

Moza terdiam. Arsen tidak akan menyelanya kalau cowok itu tidak sedang suntuk-suntuknya. Arsen tidak akan menolak bicara dengannya kalau sebuah pembicaraan tidak menyudutkannya hingga ia terhimpit dalam sesak dan berpotensi membuat mereka bertengkar.

Moza terlalu mengenal Arsen. Dan yang seperti ini sangat jarang terjadi dalam sejarah pertemanan mereka, kalau Arsen tidak benar-benar suntuk.

Di seberang sana, Moza bicara lagi. Kali ini dengan intonasi lebih rendah. "Ok, take some time. Call me as soon as kamu bisa," katanya, kemudian mengakhiri panggilan.

HEROINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang