9. Selalu Ada Jalan Pulang

40.8K 3.3K 194
                                    

Pertunangan itu berlangsung lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertunangan itu berlangsung lancar. Kedua keluarga yang sudah mengenal baik itu bercengkrama sambil menikmati hidangan makan malam.

Arsen yang merasa cukup mengobrol dengan tante, om, juga sepupu Moza, kini melipir ke halaman tengah dekat kolam renang. Cowok itu menyulut rokoknya, lalu kembali mengecek ponselnya. Terbaca pesan berlapis yang ia kirimkan pada satu akun.

Mia, kamu nggak papa?

Kamu di mana?

Bisa ketemu? Aku ke kafe kamu tapi tutup. Aku bahkan nggak tau rumah kamu

Mia, please ja....

Arsen hendak mengetikkan pesan lagi sebelum ia menyadari kebodohannya.

"Shit!" umpatnya.

Dm instagram Mia jelas jebol dalam situasi seperti ini. Mana mungkin gadis itu membaca pesannya. Bahkan request dm-nya saja belum diterima.

Sejak semalam ia mencoba segala cara. Dari menghubungi cp melalui email, mengirim pesan whatsapp ke nomor manajer Mia, bahkan mencoba menelpon nomor itu. Yang mana selalu terdengar nada sibuk.

Arsen berdecak, mengisap rokoknya lalu mencoba peruntungannya lagi. Ditekannya tombol hijau pada nomor itu. Terdengar nada sambung beberapa detik. Arsen harap-harap cemas, namun juga pesimis. Ia hendak menekan tombol merah di layar sebelum akhirnya sebuah suara terdengar.

"Halo," sapa suara ujung sana.

"Oh halo," saking dia tidak menyangka panggilannya akan terjawab, Arsen sampai nyaris tergagap

"Dengan siapa, ada yang bisa dibantu?" tanya lawan bicaranya. Suara laki-laki

"Ehm, ya." Arsen berdehem untuk mengembalikan fokusnya. "Ini benar contact person Mia?"

"Iya. Maaf dari mana, ya? Sudah pernah email sebelumnya?"

"Saya Arsen."

"Iya Arsen siapa? Dari instansi mana? Ada keperluan apa?"

Ditodong peetanyaan seperti itu, Arsen berpikir sejenak. "Saya... temennya."

Di ujung sana, dahi Tonny berkerut ketika menangkap nada ragu-ragu dari lawan bicaranya.

"Maaf ya, kalo nggak jelas saya tutup"

"Bilang sama Mia, ini Arsen. Dia tahu."

Tonny memutar bola mata. Puluhan kali ia menerima penelpon sok kenal seperti ini. Mengaku teman SMA Mia lah, teman kuliah Mia, bahkan tetangganya.

"Gue nggak peduli ya, mau lo Arsen kek. Ersan, Tarzan, pasti lo wartawan lagi nyari berita, kan?"

"Bukan-"

Tut.. Tut.. Panggilan terputus.

"Fuck!" Arsen mengumpat, nyaris melempar ponselnya ke kolam. Seharusnya ia mengatakan bahwa ia adalah orang yang sempat menemui Mia di kafe beberapa waktu lalu.

HEROINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang