4. Endorse Mantan

57.2K 4.3K 201
                                    

Arsen terjaga hingga pukul dua pagi. Sudah barang biasa ia terjaga hingga tengah malam. Kalau tidak sedang mengejar deadline laporan, biasanya Arsen sengaja tidak tidur sebelum menghubungi kliennya yang berada di zona waktu berbeda. Hal ini sering dilakukannya jika ada masalah yang membuatnya tidak bisa hanya mengandalkan komunikasi via email atau menunggu besok pagi, di mana jam kerja orang-orang normal dimulai.

Namun kali ini, Arsen terjaga karena alasan yang jauh sekali dari urusan kerja. Sama sekali bukan.

Arsen menyesap kopinya lagi. Ia merasakan sedikit sengatan di perutnya. Sejak beranjak remaja, Arsen mulai mengalami gejala tukak lambung. Ia harus berhati-hati dengan apa yang mengisi perutnya. Beruntung sepulang dari acara tadi, melalui whatsapp, Moza mengingatkannya lagi untuk minum Antasida dan mengisi perutnya dengan makanan. Sehingga tidak terlalu bermasalah kalau dia minum kopi malam ini.

Arsen meng-klik satu tautan lagi. Sejak beberapa jam lalu, ia mengerahkan segala upaya untuk mendapat informasi sebanyak-banyaknya tentang seseorang.

Perempuannya yang hilang. Mia.

Rupanya selama ini Mia tinggal di Bandung, baru beberapa bulan terakhir gadis itu pindah lagi ke Jakarta. Begitu pula dengan akun instagramnya yang dari postingannya tampak seperti akun baru berusia enam bulan.

Semuanya baru. Mia seolah menjadi gadis yang baru saja terlahir beberapa bulan lalu. Pantas saja dulu, saat sempat mencoba mencari gadis itu, Arsen tidak pernah menemukan jejak gadis itu. Harapan-harapan tak bermuara yang mengalir deras pada awalnya itu, lambat laun surut dengan sendirinya. Hingga tiba hari ini.

Arsen terus mengunjungi artikel-artikel yang berkaitan dengan Mia. Rupanya gadis itu sempat viral di media sosial akibat dilabrak tiga perempuan sekaligus karena dituduh menggoda pacar-pacar mereka. Video perseteruan itu beredar di mana-mana. Arsen menelan ludah, merinding melihat Mia dirudung dan dikeroyok habis-habisan.

Arsen membaca komentar-komentar di video itu.

Katanya sih bapaknya juga nggak jelas.

Nyokapnya perek, pantes anaknya begitu. Tiga cowo sekaligus...

Arsen memilih menutup laman itu. Ia tidak sanggup melanjutkan. Komentar-komentar itu membuatnya ngilu. Meski ada yang simpati kepada gadis itu, jumlahnya tidak sebanding dengan yang menghujat dan mengatai Mia habis-habisan.

Belum puas, Arsen berselancar lagi di dunia maya. Foto-foto kedekatan Mia dengan laki-laki yang merupakan kekasih dari ketiga cewek itu juga beredar. Arsen meremat jarinya, mouse-nya bahkan hampir remuk. Ia mulai memetakan jejak Mia. Viralnya kejadian itu rupanya berdampak hebat bagi popularitas Mia. Banyak yang ingin tahu siapa Mia. Dan rasa penasaran itu lama kelamaan berubah menjadi kekaguman dan keterpanaan atas kecantikan dan gaya Mia yang ternyata jauh dari kata nakal, apalagi jalang.

Arsen memutar beberapa vlog Mia yang kebanyakan direkam oleh rekannya. Gadis itu masih Mia yang hangat. Sedikit bicara, namun mempesona. Style-nya sederhana namun selalu terasa pas dengan karakternya. Pantas saja kubu penggemar Mia terus bertambah. Beberapa kali Arsen menemukan fansite Mia di media sosial.

Arsen mematikan laptopnya. Ia termenung. Untuk pertama kalinya ia menikmati kesunyian malam tanpa dirasuki oleh detail-detail tentang pekerjaan. Segala hal yang mengharuskan otaknya berpikir taktis dan terprogram. Segala hal yang memaksanya fokus, teralih dari dunianya..., menyita hidupnya, masa lalunya. Dirinya.

Namun, pertemuan itu mengubah segalanya. Detik ini, galaksinya seakan kembali memusat ke satu titik seharusnya.

****

Mia menuruni tangga ruko tiga lantai di kawasan ITC. Baru tiga hari lalu, Mia dan rekannya menggelar opening kedai kopi mereka yang bertajuk Ruang Temu. Sesuai namanya, bangunan itu didesain nyaman untuk ruang temu tamu-tamu yang datang. Beberapa ornamen lukisan ikut mempercantik ruangan.

HEROINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang