Setelah dirasa jauh dari tempat tadi, aku akhirnya menarik tanganku dari mulut Diggory, "Maaf soal tadi."

"Yah, untuk apa itu tadi?" Tanya Diggory keheranan, aku memandangnya dalam sebelum menjawab dengan gugup, "Aku err--tadi melihat kau tahu, err--dua orang yang sedang berciuman."

"O-oh." Diggory berkata dengan pelan, terlihat jika dia agak menyesal menanyaiku pertanyaan tadi, kami berdua melanjutkan perjalanan kami dan tentu saja kami memutar arah, perasaan canggung menyelimuti kami berdua sampai tiba-tiba aku merasakan kedua tangan Diggory menutupi mataku, Diggory menarikku kebelakang, sepertinya didepan ada juga orang yang sedang sibuk, aku terus berjalan mundur kemudian punggungku menabrak dada Diggory, Diggory juga telah melepaskan kedua tangannya dari menutupi mataku, yang aku lihat pertama kali adalah langit-langit hitam yang bersih, dengan hamparan bintang yang berkilau-kilau.

"Indah." Gumamku pelan, mataku tak berpaling dari langit.

"Sepertimu." Ujar Diggory pelan, kedua tangannya menelusup melingkari perutku, dia memelukku dari belakang, menempatkan kepalanya pada bahuku dan aku bisa merasakan nafas hangatnya. Kurasakan wajahku memanas lagi.

•••••

Semua orang bangun siang sehari sesudah natal. Ruang rekreasi Gryffindor jauh lebih sepi dibanding hari-hari terakhir ini, banyak kuap menyela obrolan yang malas-malasan. Ron dan Hermione rupanya sudah mencapai kesepakatan tak tertulis untuk mendiskusikan pertengkaran mereka. Mereka saling bersikap cukup ramah terhadap yang lain, walaupun formal, sehingga aneh jadinya. Lalu Ron dan Harry memberitahu aku dan Hermione tentang percakapan Hagrid dan Madam Maxime yang tak sengaja mereka dengar, bahwa Hagrid adalah setengah raksasa, aku dan Hermione cukup kaget mendengarnya.

Salju masih tebal di halaman, dan jendela-jendela rumah kaca tertutup salju begitu tebal sehingga kami tak bisa melihat ke luar dalam pelajaran Herbologi. Tak seorang pun menantikan Pemeliharaan Satwa Gaib dalam cuaca seperti ini, meskipun seperti kata Ron, Skrewt mungkin akan menghangatkan mereka, atau entah dengan cara mengejar mereka, atau meletus begitu keras sehingga pondok Hagrid terbakar. Tetapi ketika kami tiba di pondok Hagrid, kami ditunggu penyihir wanita tua dengan rambut beruban yang dipotong sangat pendek dan dagu sangat mencuat yang berdiri di depan pintunya.

"Ayo cepat, bel sudah berbunyi lima menit yang lalu." Dia berteriak kepada kami yang bersusah payah mendekatinya melewati salju.

"Maaf, tapi, siapa anda?" Tanyaku memandangnya. "Dan dimana Hagrid?"

"Namaku Profesor Grubbly-Plank," Katanya singkat. "Aku guru pengganti Pemeliharaan Satwa Gaib Kalian."

"Di mana Hagrid?" Harry mengulang keras.

"Dia sakit," Kata Profesor Grubbly-Plank pendek. Tawa pelan tak menyenangkan mencapai telingaku, aku menoleh. Malfoy dan anak-anak Slytherin lainnya telah bergabung. Mereka semua tampak senang dan tak seorang pun heran melihat Profesor Grubbly-Plank.

"Ke sini," Kata Profesor Grubbly-Plank, dan dia melangkah kearah padang rumput tempat kuda-kuda Beauxbatons gemetar kedinginan. Aku, Harry, Ron dan Hermione mengikutinya, seraya menoleh beberapa kali, memandang pondok Hagrid. Semua gordennya tertutup. Apakah Hagrid di dalam sana, sendirian dan sakit?

"Sakit apa Hagrid?" Tanya Harry, bergegas mengejar Profesor Grubbly-Plank.

"Tak usah peduli," Jawabnya, seakan dia menganggap Harry mencampuri urusan orang lain.

"Tapi saya peduli," Kata Harry panas. "Kenapa dia?"

Professor Grubbly-Plank bersikap seakan tidak mendengar Harry, dia membawa kami melewati lapangan rumput tempat kuda-kuda Beauxbatons berdiri berkerumun melawan hawa dingin, menuju sebatang pohon di tepi hutan. Di pohon itu seekor Unicorn besar dan indah ditambatkan. Sebagian besar anak perempuan ber-"ooooh!" melihat Unicorn itu.

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now