"Cassandra," Ujar Diggory, kedua matanya beralih padaku, "Apa kau mau ke pesta dansa bersamaku?"

Hah? Apa? Diggory tadi mengajakku ke pesta dansa? Yang benar? Dan kenapa juga jantungku semakin bergerak dengan cepat? Apa jantungku mempunyai masalah? Baru kali ini aku mengalaminya! Dan juga perasaan hangat yang timbul dipipiku?

"Jadi?" Suara Diggory membuatku tersadar, aku mencoba menjawab, tapi suaraku tak kunjung keluar.

"Tinggal lihat reaksinya," Kata Alegra, mencoba menahan kikikannya, "Pipi memerah, lalu tak bisa menjawab, itu adalah--"

"Ya." Kataku jelas.

Dan kemudian, tanpa aba-aba, aku langsung menuruni tangga yang licin dengan jantung yang semakin berdetak dengan cepat dan rasa panas dipipi yang sekarang menjalar ke telinga, dan aku juga bisa mendengar samar-samar tawa Alegra yang kencang dibelakang.

•••••

Esoknya, aku memasuki ruang rekreasi, setelah tadi dari perpustakaan, memandang berkeliling, dan heran sekali melihat Ron duduk dengan muka pucat pasi di sudut yang jauh. Ginny duduk bersamanya, berbicara kepadanya dengan suara pelan menghibur.

"Ada apa, Ron?" Suara Harry dibelakang membuatku terlonjak kaget, "Harry! Kau mengagetkanku!"

"Oh, maaf." Kata Harry pelan, aku mengangguk dan aku menyadari kalau Harry hari ini bermuka masam, aku dan Harry lalu bergabung dengan Ron dan Ginny, Ron mendongak, wajahnya ngeri.

"Kenapa kulakukan?" Tanya Ron liar. "Aku tak tahu apa yang membuatku melakukannya!"

"Apa?" Tanyaku dan Harry berbarengan.

"Dia, err--baru saja meminta Fleur Delacour untuk ke pesta dansa bersamanya." Kata Ginny. Tampaknya Ginny berusaha menahan tawa, tetapi dia terus membelai lengan Ron dengan penuh simpati.

"Kau apa?" Celetuk Harry.

"Aku tak tahu apa yang membuatku begitu!" Ron meratap lagi. "Ngapain sih aku? Ada banyak orang, di sekitar kami! Aku sudah gila, semua mengawasi! Aku sedang melewatinya di Aula Depan, dia sedang bicara kepada Diggory, dan tiba-tiba saja aku seperti mendapat ide! Dan kuajak dia!" Ron meratap dan menutup wajah dengan tangannya. Dia terus bicara, meskipun kata-katanya nyaris tak jelas.

"Dia memandangku seakan aku ini cacing laut atau apa. Bahkan tidak menjawab. Dan kemudian, entahlah, tiba-tiba saja aku tersadar dan kabur." Kata Ron, lagi, dan aku mulai kasihan padanya.

"Dia keturunan Veela," Kata Harry. "Kau betul, neneknya Veela. Bukan salahmu, aku berani taruhan kau kebetulan lewat ketika dia sedang memancarkan daya pikatnya untuk Diggory dan kau kecipratan sedikit."

"Ini gila," Kata Ron. "Tinggal kita yang belum punya pasangan, yah, kecuali Neville. Hei coba tebak siapa yang diajaknya? Hermione!"

"Apa?" Kata Harry, perhatiannya teralih sepenuhnya oleh berita mengejutkan ini.

"Yeah, aku tahu!" Kata Ron, mukanya sudah mulai berwana lagi ketika dia mulai tertawa. "Neville bilang padaku sesudah pelajaran Ramuan! Katanya Hermione sejak dulu baik, membantunya dalam pelajaran dan tugas-tugasnya, tetapi Hermione bilang pada Neville dia akan pergi dengan orang lain. Ha! Asal ngomong saja! Dia cuma tak mau pergi dengan Neville, maksudku, siapa sih yang mau?"

"Jangan begitu, Ron!" Kataku keras.

Tepat saat itu Hermione memanjat masuk lewat lubang lukisan. "Kenapa kalian berdua tidak makan malam?" Katanya, mendatangi kami.

"Karena mereka berdua baru saja ditolak oleh cewek-cewek yang mereka ajak ke pesta dansa." Kata Ginny. Harry dan Ron langsung diam.

"Terima kasih banyak, Ginny." Kata Ron galak.

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now