Piala Api; 1

Mulai dari awal
                                    

"Err--mataku kah yang tidak benar, atau semuanya berubah menjadi hijau?" Tanya Ron, ternyata bukan mata Ron yang salah, kami memasuki kawasan berisi sekelompok tenda yang semuanya ditutupi Shamrock lebat, sehingga kelihatannya ada bukit-bukit berbentuk aneh telah bermunculan di tanah. Shamrock adalah tanaman dengan daun oval berhelai tiga yang dipakai sebagai lambang negara Irlandia.Wajah-wajah penuh senyum tampak dari tenda-tenda yang pintunya terbuka.

Kemudian, dari belakang, kami mendengar nama kami dipanggil, "Harry! Ron! Cassandra! Hermione!"

Ternyata Seamus yang memanggil, dia duduk di depan tendanya sendiri yang juga tertutup Shamrock, bersama perempuan berambut pirang yang sepertinya adalah ibunya, dan sahabatnya, Dean, "Suka dekorasinya?" Tanya Seamus, nyengir, "Kementerian tidak terlalu senang."

"Ah, kenapa kita tidak boleh menunjukkan warna kebangsaan kita?" Kata Mrs. Finnigan, "Kalian harus lihat apa yang ditempelkan para penyihir Bulgaria di tenda-tenda mereka, kalian akan mendukung Irlandia, 'kan?" Dia menambahkan, memandang aku, Harry, Ron, dan Hermione, setelah meyakinkannya bahwa kami memang mendukung Irlandia, kami melanjutkan perjalanan lagi.

"Dikelilingi mereka, bisa ngomong apa kita?" Celetuk Ron, lalu Hermione bertanya, "Aku penasaran, apa ya, yang ditempelkan para penyihir Bulgaria di depan tenda mereka?"

"Ayo kita lihat ke sana." Ajak Harry, seraya menunjuk tebaran luas tenda di tempat agak tinggi, dengan bendera Bulgaria--putih, hijau, dan merah--berkibar tertiup angin.

Tenda-tenda di situ tidak ditutupi tanaman hidup, tetapi semuanya ditempeli poster yang sama, poster wajah masam dengan alis lebat hitam. Gambar itu tentu saja bergerak, tapi yang dilakukannya hanyalah mengedip dan memberengut, "Krum." Kata Ron pelan.

"Apa?" Tanya Hermione.

"Krum!" Kata Ron, "Viktor Krum, Seeker Bulgaria!"

"Tampangnya galak betul." Kataku, memandang berkeliling ke begitu banyak poster Krum yang mengedip dan memberengut kepada kami.

"Galak?" Ron mengangkat matanya ke langit, "Siapa peduli tampangnya galak? Dia luar biasa, dia juga masih muda, baru delapan belas atau sekitar itulah, dia jenius tunggu sampai malam ini, kalian akan lihat sendiri."

Sudah ada antrean pendek di depan keran di sudut lapangan, aku Harry, Ron, dan Hermione ikut antre, persis di belakang dua pria yang sedang berdebat seru, yang satu penyihir sudah tua sekali, memakai gaun malam berbunga-bunga, satunya lagi jelas petugas Kementerian Sihir, dia memegangi celana panjang bergaris dan nyaris menangis saking putus asanya.

"Aku beli ini di toko Muggle," Kata si penyihir tua, "Muggle pakai ini."

"Muggle perempuan yang pakai, Archie, bukan laki-laki, yang laki-laki pakai ini." Kata si petugas Kementerian, dan dia melambaikan celana bergaris itu.

"Aku tidak mau," Kata si penyihir tua jengkel, "Aku suka angin segar di sekeliling anggota rahasiaku, terimakasih." Aku tertawa kecil dan Hermione sudah tak tahan lagi menahan tawanya, sehingga dia terpaksa meninggalkan antrean dan baru kembali lagi setelah Archie mengambil airnya dan pergi.

Berjalan lebih lambat sekarang, karena beban air yang kami bawa, kami kembali ke kemah, di sana-sini kami melihat lebih banyak lagi wajah wajah yang kami kenal, murid-murid Hogwarts yang lain bersama keluarga mereka, ada Oliver juga, mantan kapten tim Quidditch Gryffindor yang baru saja lulus, menyeret aku dan Harry ke tenda orangtuanya untuk diperkenalkan, dan dengan bersemangat memberitahu aku dan Harry bahwa dia baru saja diterima di tim cadangan Puddlemere United. Berikutnya kami dipanggil Ernie Macmillan, anak kelas empat Hufflepuff, dan sedikit lebih jauh kami melihat Cho Chang, gadis yang bermain sebagai Seeker tim Ravenclaw. Dia melambai dan tersenyum kepada Harry, Harry menumpahkan air cukup banyak ke bagian depan tubuhnya ketika dia membalas melambai.

Cassandra Aldrich [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang