"Ya! Dia berasal dari perusahaan Carmen, nona. Dia seorang wanita" jelas OB itu

Alis Lauren terangkat. Seorang wanita?

"Bagaimana penampilannya?" tanya Lauren dengan wajah dinginnya

OB yang mendengar pertanyaan tersebut langsung mendongakkan kepalanya.

"Bagaimana penampilannya?" tanya Lauren lagi

"Maksud, nona?"

"Aku bukanlah tipe orang yang suka mengulangi ucapanku lebih dari dua kali" ucap Lauren dengan dingin

"Itu, wanita itu terlihat lusuh dan terlihat sangat natural. Tapi, dia.... Cukup... manis, nona" ucap OB itu takut – takut.

Cukup manis?

Apakah kualifikasi itu cukup untuk wanita itu jika dia ingin mengejar Edward?

Memikirkan hal itu membuat Lauren kesal

Tanpa mengatakan apapun lagi, Lauren langsung melangkahkan kakinya kembali menuju ke ruangan CEO yang berada di perusahaan ini.

"Selamat pagi nona" ucap sekretaris Edward yang ternyata telah menunggunya di depan pintu ruangan Edward

"Selamat pagi... nampaknya kau tidak terkena nyeri punggung" ucap Lauren sambil tersenyum kecil saat melihat wajah segar milik sekretaris Edward yang sangat bertolak belakang dengan wajah pucat milik Edward di pagi ini.

Sekretaris Edward itu tersenyum kecil saat mendengar ucapan istri tuannya. Andaikan istri tuannya itu tau seberapa banyak balsam yang telah dibalurinya di punggungnya dan seberapa banyak kertas koyo yang telah ditempelnya di punggungnya

"Semua berkat nona" ucap sekretarsi Edward sambil membukakan pintu ruangan itu agar Lauren dapat memasukinya

Lauren terkekeh kecil sambil melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu. Saat memasuki ruangan itu, Lauren langsung mengedarkan pandangannya mengelilingi ruangan itu. Ruangan itu masih sama.

Senyum cerah Lauren langsung muncul saat melihat potret dirinya dan Edward dalam bingkai foto yang besar. Foto itu tepat berada di belakang meja kerja Edward, posisinya itu membuat foto itu pasti akan dapat dilihat oleh siapapun yang baru saja memasuki ruangan itu.

Matanya menatap foto itu dengan sendu. Foto itu adalah salah satu dari koleksi foto pre-weeding yang dilakukan oleh Edward dan Lauren. Jika diingat – ingat, selain foto pre-weeding, foto pernikahan serta foto bersama dengan keluarga besar Dominguez, Edward dan Lauren tak pernah memiliki foto bersama.

Lauren tak terlalu menuntut hal itu dari Edward. Lauren tau persis bahwa Edward adalah pria perbisnis yang sangat sibuk. Selain itu, Lauren tau bahwa Edward tak akan pernah mau membiarkan dirinya berfoto berdua dengan Lauren di frame yang sama jika bukan karena tuntutan keluarganya atau karena tuntutan keadaan yang memaksa mereka melakukan itu.

"Nona, apa anda telah siap untuk bertemu para penasihat perusahaan?" tanya sekretaris Edward

"Ya, aku siap!" ucap Lauren semangat

Sekretaris Edward mengangguk kecil. Sekretaris Edward itu kemudian melangkahkan kakinya menuju ke salah satu lemari yang menampung bertumpuk – tumpuk file penting perusahaan ini.

"Ini adalah file laporan keuangan tahun ini. Tadi pagi, saya sudah memberikan salinannya untuk nona" ucap sekretaris Edward sambil memberikan 2 tumpukan file besar ke hadapan Lauren

"Saya harap, nona telah mempelajarinya dan tak akan berbuat sedikitpun kesalahan pada rapat nanti" jelas sekretaris Edward lagi sambil tersenyum lebar

Alis Lauren terangkat. Sejak awal dia tau jika sekretaris suaminya itu memang memiliki sikap yang seperti ini, tapi sekretaris Edward itu selalu berhasil membangun sisi lain dari dirinya yang membuat banyak orang tidak berpikiran bahwa seseorang yang selalu tersenyum ramah memiliki rasa ketidak percayaan yang tinggi terhadap orang lain

"Aku tau jika aku hanya seorang lulusan sekolah menengah atas, tapi kau harus tau, jika aku adalah lulusan terbaik dan ditawari beasiswa dari Harvard University" jelas Lauren sambil menatap sekretaris Edward dengan sebuah senyuman smirk di wajahnya

Tangannya terulur untuk menyentuh rahang sekretaris suaminya itu. Lauren yakin, pasti banyak wanita di luar sana yang sudah menjatuhkan hatinya kepada sekretaris suaminya itu.

"Tidakkah kau sadar kalau kau sudah bersikap terlalu lancang? Secara sengaja, kau merendahkan istri pria yang telah memberikanmu makanan" ucap Lauren sambil memainkan jari telunjuknya dengan gerakan pelan di atas rahang yang ditumbuhi oleh bulu – bulu kasar milik sekretaris suaminya itu

"Saya tidak berani melakukan itu. Maafkan saya atas tindakan yang menurut anda lancang itu" ucap sekretaris Edward sambil membungkukan sedikit badannya

"Nampaknya kau bukan orang yang mudah. Sudah berapa banyak hati wanita di luar sana yang telah kau patahkan, eumh?" tanya Lauren sambil menarik tangannya dari rahang sekretaris Edward itu

"Saya tidak pernah mematahkan hati wanita. Mereka sendiri yang mematahkan hati mereka dengan persepsi mereka sendiri tentang diriku"

.

.

Did You Know?

Harvard University adalah universitas tertua dia Amerika

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Harvard University adalah universitas tertua dia Amerika. 

Penamaan Universitas Harvard digunakan untuk menghormati penyumbang terbesar pada universitas ini, yaitu John Harvard, yang ternyata adalah alumni dari Universitas Cambridge, Inggris. John Harvard menyumbang sekitar 400 buku serta sebagian besar kekayaannya untuk universitas ini.

Di Universitas Harvard terdapat patung sang penyumbang terbesar sekaligus kunci perkembangan Universitas Harvard, yaitu John Harvard.

Sejak pertama kali berdiri, Universitas Harvard tidak diikuti dengan kata 'university', melainkan 'college'. Baru pada tahun 1780, namanya berubah menjadi Harvard University.

In Your EyesHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin