Tawanan Azkaban; 9

Start from the beginning
                                    

"Setan-setan Komite Pemunahan itu, mereka semua dalam saku Lucius Malfoy! Takut padanya! Dan kalau aku kalah dalam perkara ini, Buckbeak--" Hagrid menggerakkan jari seolah memotong lehernya, kemudian menggerung keras dan menggelosor ke depan, menelungkupkan wajah di atas lengannya.

"Bagaimana dengan Dumbledore, Hagrid?" Tanya Harry.

"Dia sudah berbuat lebih dari cukup untukku," Keluh Hagrid, "Sudah kelewat sibuk tahan Dementor agar tidak masuk kastil, dan Sirius Black berkeliaran."

"Dengar, Hagrid," Kataku pelan, "Kau tak boleh menyerah, kau cuma perlu pembelaan yang baik, kau boleh memanggil kami sebagai saksi."

"Aku yakin pernah membaca kasus tentang penyerangan Hippogriff," Kata Hermione mengingat-ingat, "Dan dalam kasus itu si Hippogriff berhasil bebas, aku akan mencarikannya untukmu, Hagrid, dan membacanya untuk mengetahui apa yang sebetulnya terjadi."

Hagrid melolong semakin keras, aku dan Hermione memandang pada Ron dan Harry, meminta bantuan.

"Ehh--bagaimana kalau kubuatkan teh?" Ron menawari, aku, Harry dan Hermione memandangnya keheranan.

"Itu yang dilakukan Mum kalau ada yang sedih." Gumam Ron, mengangkat bahu.

•••••

Di bagian-bagian lain kastil, dekorasi Natal yang luar biasa indahnya sudah terpasang, meskipun hanya sedikit sekali anak yang bisa menikmatinya, rangkain tebal-panjang holly dan mistletoe dipasang sepanjang koridor-koridor, cahaya misterius bersinar dari dalam semua baju zirah, dan Aula Besar dipenuhi dua belas pohon Natal-nya yang biasa, berkelap-kelip dengan bintang-bintang emas.

Harum masakan lezat memenuhi koridor-koridor, dan ketika Malam Natal tiba, harum masakan itu begitu kuatnya sehingga bahkan Scabbers pun menjulurkan hidungnya dari dalam lindungan saku Ron, mengendus-endus udara penuh harap. Dan paginya, aku terbangun oleh guncangan Hermione dan juga teriakannya.

"Cassandra! Ini Natal! Ayo bangun!" Aku terbangun dengan lemas, duduk di tengah kasur lalu menguap juga mengusap mata yang masih ingin menutup ini, lalu mengerang sakit saat Hermione melemparkan bantal tepat kearah mukaku.

Aku melihat ke bawah, di tempat itu sudah terdapat banyak hadiah, dan Hermione sedang merobek bungkus hadiahnya sendiri. Aku menjangkau satu dan mulai merobeknya diatas kasur, ada kotak berwarna hitam kecil di dalamnya.

Aku membuka kotak hitam itu dengan penasaran, terdapat Liontin dengan bandul perak melingkari batu yang berwarna sama dengan mataku, biru, aku memandangnya sejenak, Liontin ini sangatlah indah.

"Wow! Liontin itu sangat bagus, siapa yang memberimu?" Tanya Hermione, aku mengendikkan bahu, lalu menyimpan Liontin itu ke dalam kotak dan mengambil bungkus kado kembali.

Aku mencari-cari siapa pengirimnya di bungkus kado berwarna merah itu, sudah ku ulangi berkali-kali, yang hanya ada namaku, tak ada nama yang lain, saat itu juga aku bingung siapa yang memberiku Liontin indah yang pastinya mahal.

"Tak ada nama pengirimnya? Mungkin Cedric Diggory yang mengirimkannya." Kata Hermione, dia terkikik sambil melihat kepadaku, tapi tangannya terus membuka kertas kado.

"Diggory? Apa maksudmu?" Tanyaku bingung.

"Oh ayolah!" Keluhnya, "Kau dekat kan dengan Cedric Diggory? Kemarin banyak anak yang melihatmu dengannya sedang berpegangan tangan di Hosgmeade."

Aku mengernyitkan alis, "Tidak juga." Hermione menghembuskan nafasnya, lalu memutar bola matanya padaku dan melanjutkan acara menyobek-nyobek bungkus kadonya.

Aku menyimpan kotak hitam berisi Liontin yang tak jelas dari siapa itu disebelahku, lalu tanganku meraih kotak kado yang berbungkus kertas berwarna kuning, aku membukanya dengan pelan, yang kulihat pertama kali adalah parkamen dengan sebuah tulisan di atasnya yang berisi;

Cassandra Aldrich [✓]Where stories live. Discover now