25. What Happened to Lauren?

Comincia dall'inizio
                                    

"Izinkan saya, nona?" pinta Alan yang langsung dibalas dengan sebuah anggukan dari Lauren

Dengan telaten, Alan menyelipkan serbet makan di dada Lauren. Sebisa mungkin, ia menjaga tangannya untuk tidak menyentuh dada Lauren yang sedikit terbuka itu

"Nanti malam, aku akan menemui rekan bisnisku di sebuah klub" terang Edward sambil menatap Lauren yang sedang memperhatikan makanan di hadapannya dengan tatapan datar

"Kali ini, kau tidak harus ikut denganku. Kondisimu saat ini sedang kacau" lanjut Edward lagi

Mendengar ucapan Edward itu, Lauren mendongakkan wajahnya dan menatap Edward dengan kedua alisnya yang sedikit naik.

"Kurasa, malam ini, aku bisa mengatasi mereka" lanjut Edward lagi

Lauren mengganggukkan kepalanya pelan dan kembali memfokuskan perhatiannya pada makanannya

"Alan, tolong buang ini" ucap Lauren dengan datar sambil menatap sebuah piring berisi telur dadar yang telah diolesi dengan saus.

"Pardon me, miss?" tanya Alan terkejut

Tak hanya Alan saja yang terkejut, Edward juga lumayan terkejut saat mendengar ucapan Lauren tersebut. Setau Edward, wanita itu sangat suka memakan telur dadar yang dilumuri saus saat sarapan.

"Aku tak suka jika harus mengulangi perkataan yang sama untuk kedua kalinya" ucap Lauren sambil memalingkan pandangannya dari piring itu.

Saat melihat telur berlumur saus itu, entah kenapa rasanya Lauren hendak muntah. Dia membayangkan saus itu adalah darah. Ini gila!

"Baik, nona" ucap Alan patuh sambil mengangkat piring itu dan menjauhkannya dari pandangan Lauren

"Kukira kau sangat menyukai makanan itu" celetuk Edward tanpa menatap Lauren

"Semua orang memiliki batas waktu rasa sukanya kepada sesuatu. Ada yang dapat menyukai sesuatu dalam waktu yang cepat dan melupakannya dalam waktu yang cepat pula, namun ada juga yang dapat menyukai sesuatu secara perlahan tetapi tak bisa melupakannya secara perlahan" ucap Lauren dengan tatapan dinginnya

Edward tergelak saat mendengar ucapan Lauren tersebut

"Aku berangkat" ucap Edward sambil bangkit dari tempat duduknya

Sebelum benar – benar pergi, Edward menyempatkan dirinya untuk memandang Lauren sebentar. Sungguh, Lauren sangat berbeda pagi ini.

Edward menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sebisa mungkin, ia tidak boleh memberikan perhatiannya kepada Lauren. Ia tau benar, saat dia memberikan perhatiannya kepada wanita itu, wanita itu akan berpikir bahwa dia telah memberikan harapan. Dan Edward tau betul, ia tidak ingin memberikan harapan itu kepada Lauren maupun wanita lain

"Mari, tuan" ucap pengawal yang telah membukakan pintu mobil untuk Edward

Tanpa banyak bicara, Edward memasuki mobilnya dan mencoba untuk mengahlihkan perhatiannya dari Lauren dengan cara membuka email – email yang masuk ke dalam alamat surelnya

Edward menghela napasnya dengan kasar saat dirinya menyadari bahwa hal yang dilakukannya itu sia – sia saja. Bukannya dapat melupakan rasa khawatirnya terhadap Lauren, kini Edward merasakan kepalanya berdenyut – denyut pusing. Email – email sialan itu semakin memperparah segalanya. Seharunya Edward tak perlu memeriksa email – email itu, lebih baik dirinya menenangkan dirinya dengan mendengarkan alunan terompet milik Kenny G yang sangat menenangkan dirinya.

"Apakah tuan baik – baik saja? Apakah kita perlu ke rumah sakit?" tanya supir Edward yang tanpa sengaja menatap Edward meringis kecil sambil memijat pangkal hidungnya

"Tak perlu, kita harus ke kantor. Aku memiliki banyak pekerjaan hari ini" ucap Edward sambil menutup matanya dan menyandarkan kepalanya ke kursi mobilnya yang sangat empuk ini

Ah, sekeras apapun Edward berusaha, tapi tetap saja Edward mengkhawatirkan Lauren. Bukan karena dia menaruh perhatian kepada wanita itu, apalagi karena menyukai wanita itu. Dia hanya mengkhawatirkannya karena Lauren adalah satu – satunya orang yang peduli dan memperhatikannya selama satu tahun belakangan ini. Selain itu, jika Lauren tidak ada, Edward tak yakin sudah berapa banyak para wanita jalang yang menggodanya dan menariknya ke atas ranjang kotor mereka.

"Silahkan tuan"

Edward tersentak dari lamunannya saat melihat salah satu satpam yang berada di kantornya telah membukakan pintu mobilnya

"Terimakasih" ucap Edward sambil melangkahkan kakinya keluar dari mobil

Saat melangkahkan kakinya keluar dari mobil, Edward dapat melihat kondisi lobi perusahaannya yang masih lenggang, nampaknya seluruh pegawainya belum hadir.

Edward menatap jam tangan yang melingkar di tangannya. 08. 20 AM. Berarti, masih ada waktu 25 menit lagi bagi para karyawannya untuk datang bekerja.

Perlu kalian tau, Edward adalah tipe CEO yang sangat bertanggung jawab. Edward sangat jarang mengambil cuti, sekalipun dia sedang sakit. Selain itu, Edward juga sangat jarang terlambat datang ke kantor, Edward selalu datang sejam sebelum kegiatan di kantornya dimulai.

"Selamat pagi, sir" ucap sekretaris Edward sambil membungkukkan sedikit badannya saat melihat Edward tengah berjalan memasuki ruangannya

Edward menggangguk kecil pada pria itu. Ya, kalian tidak salah. Edward memiliki sekretaris yang berjenis kelamin pria. Alasan utama Edward memilih seorang pria sebagai sekretarisnya adalah karena ia jengah lama – lama berdekatan dengan seorang wanita.

Selain itu, Edward pernah sekali mencoba merekrut seorang wanita untuk dijadikan sekretasinya. Dan, boom! Masih di hari pertama wanita itu bekerja, wanita itu sudah berani menggoda Edward dengan rok ketat pendeknya. Honestly, dibandingkan terlihat seperti seorang sekretaris dari CEO berbakat, wanita malah terlihat seperti seorang jalang di club malam.

"Sir, ada seorang wanita yang sedari tadi menunggu anda" ucap sekretaris Edward saat melihat Edward telah duduk di kursi kebesarannya

"Seorang wanita?" tanya Edward binggung sambil mengernyitkan dahinya. Seingat Edward, dia tidak memiliki kesepakatan kontrak dengan seorang wanita.

"Ya, sir. Ia sudah menunggu sejak pukul 07.10 AM, tadi" terang sekretaris Edward

Edward mengangkat salah satu alisnya binggung, kenapa wanita itu niat sekali menunggunya sejak 07.10 AM? Ah, apa jangan – jangan wanita itu salah satu wanita yang berkeinginan untuk membawa Edward ke ranjangnya?

"Bagaimana pakaiannya? Seperti jalang atau bagaimana?" tanya Edward

"Wanita itu memakai pakaian sopan dan terlihat sedikit anggun, sir" jelas sekretaris Edward

"Baiklah. Aku akan menemuinya"

.

.

Did You Know?

Kenneth Bruce Gorelick , lebih dikenal dengan nama panggung Kenny G, adalah seorang pemain saksofon asal Amerika Serikat yang lahir di Seattle dari sebuah keluarga Yahudi

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Kenneth Bruce Gorelick , lebih dikenal dengan nama panggung Kenny G, adalah seorang pemain saksofon asal Amerika Serikat yang lahir di Seattle dari sebuah keluarga Yahudi. Albumnya tahun 1986, Duotones, membawanya mendapatkan kesuksesan komersial. Kenny G adalah salah satu artis terlaris sepanjang masa, dengan penjualan global berjumlah lebih dari 75 juta rekaman.

Dia mulai tertarik dengan saksofon ketika dia mendengar pertunjukan di The Ed Sullivan Show. Dia mulai bermain saksofon, alto Buffet Crampon, pada tahun 1966 ketika dia berusia 10 tahun

In Your EyesDove le storie prendono vita. Scoprilo ora